Tidak terasa kelas 11 telah menghampiri murid siswa kelas 10 SMA CITRA KARYA. Semua merasa senang, karena pada akhirnya mereka menjadi kakak kelas. Pemilihan ketua OSIS pun dimulai pada bulan Agustus ini. Sebenarnya Latte tidak percaya diri untuk pencalonan dirinya menjadi ketos, namun ia mencoba untuk tetap optimis. Kandidat tahun ini semua perempuan, yaitu Latte, Hera, dan Wendy. Memang yang paling cantik adalah Wendy, namun karena Latte dekat dengan Langit, banyak dari teman-teman satu organisasi Langit mengenal Latte. Sebagian suara mereka pasti untuk Latte, bukan hanya sekedar karena sudah kenal, pribadi Latte juga meyakinkan mereka.
Semenjak Latte menjadi ketua OSIS, ia memang selalu disibukkan dengan banyak kegiatan. Walaupun jarang jalan dengan Langit, ketika di sekolah mereka tetap mesra seperti biasa. Hingga Latte semakin tidak nyaman dengan hubungannya.
"Eh, kok ketos pacaran depan umum sih?"
"Gak profesioal, pegangan tangan depan umum!"
"Ini sekolah woy, bukan tempat pacaran!"
Kira-kira itu omongan dari beberapa siswa yang sedang asik makan di kantin. Seketika Latte langsung melepas genggaman tangannya pada Langit.
"Kok dilepas? Kenapa, Latt?" tanya Langit.
"Kita ke rooftop sekarang."
---
"Lang, pernah gak sih lo ngerasa cape dinyinyirin satu sekolah? Gue rasa, gue udah bener-bener gak nyaman," Langit menyipitkan matanya.
"Lo ngomong apa sih, Latt? Kita jalanin hubungan ini dengan susah payah, 8 bulan loh! Please, coba bertahan buat kita," katanya sambil memegang bahu Latte.
"Sorry, gue gak bisa, Lang. Gue mau kita break dulu, gue pilih jalan ini karena gue juga gak mau putus sama lo." Awalnya Langit berat menerimanya, namun ini mungkin yang terbaik untuk mereka.
"Ok, sampe kapan?"
"Gue gak tau, tapi yang jelas kita break dulu."
Mereka lantas berpelukan guna meredam emosi masing-masing. Bukan tentang Latte yang tengah bosan dengan Langit, ia hanya tidak tahan dengan ocehan sumbang mengenai hubungannya dengan Langit. Latte tidak suka diremehkan jabatannya sebagai ketua OSIS.
---
Tidak disadari hubungan mereka semakin renggang setelah keputusan Latte untuk break. Langit belum lama ini juga telah dilantik menjadi ketua PASKIBRA, otomatis ia sibuk dan semakin jarang bertemu dengan Latte. Gunjingan masih menghampiri Latte dan Langit walaupun mereka sudah jarang bertemu. Yang mereka sadari saat ini adalah, hubungan mereka bukan lagi sebuah prioritas bagi mereka.
Sore ini setelah forum bersama anggota OSIS kelas 12, Latte dilanda rasa lelah yang begitu dalam. Ia juga masih memiliki tekanan batin mengenai hubungannya dengan Langit, Latte tidak pernah menyangka hubungan pertamanya akan sesulit ini.
"Eh, Vani! Gue bisa ngomong bentar gak sama lo?" tanya Gexa, senior OSIS Latte.
"Iya, kak."
"Gue liat kerja lo sebagai ketos bagus kok, gesit, rapih, dan tanggung jawab. Tapi gue ada satu pesen sih buat lo, lo itu 'kan ketos, otomatis prioritas lo sekarang selain belajar juga ngurusin OSIS. Atau yang lain yang berkaitan dengan sekolah. So, kalo setiap hari lo masih sama pacar lo itu, lo bisa ngerusak image OSIS. Mungkin sebagian image OSIS udah jelek, makanya jangan nambah-nambah lagi. Pikirin tentang hal itu," Gexa langsung meninggalkan tempat tersebut.
Gexa semakin membuat Latte merasakan tekanan batin yang amat dalam. Semalaman Latte gunakan untuk memikirkan omongan Gexa tadi, bagaimana hubungan ini bisa berlanjut? Entah apa motif Gexa mengatakan itu, yang jelas Latte telah terhasut.
"Latt, kenapa akhir-akhir ini lo ngejauh dari gue?" tanya Langit pada Latte yang masih menulis beberapa rangkuman materi.
"Lo 'kan tahu gue sibuk?" Masih fokus pada tulisannya.
"Gak, lo berubah. Lo bukan Latte yang gue kenal, lo bahkan gak pernah bales sapaan gue. Siapa yang ngeracunin lo sih? Kalo gini terus gimana hubungan kita?" Latte mulai menghentikan aktivitas menulisnya.
"KALO LO GAK MAU KEK GINI TERUS YA UDAH PUTUS AJAH!"
Deg!
Kalimat yang baru saja Latte ucapkan benar-benar membuat Langit terkejut. Latte di luar kendali, ada angin apa sampai-sampai Latte meminta putus?
"Prioritas gue buat OSIS dan lo PASKIBRA! Mau gak mau kita harus fokus sama organisasi masing-masing. Kita udah gak ada alesan lagi buat mentingin hubungan kita! Gue udah cape dengerin omongan mereka, pagi-pagi selalu disuguhi nyinyiran sampe gue kenyang, bahkan gumoh!"
"Tapi, Latt, kita gak harus gini. Tolong kasih kesempatan buat hubungan kita," ucap Langit sambil memegang tangan Latte.
"Ini udah bulat, kita sampe di sini," Latte melepas genggaman tangan Langit.
Setelah kejadian tersebut Latte langsung memerintahkan Langit untuk keluar dari rumahnya. Ia hanya bisa menangis akan keputusan yang ia ambil, Latte sunggguh gegabah dalam membuat keputusan. Karirnya sebagai ketua OSIS mungkin membaik, namun perasaannya akan tersiksa.
"Lang, lo murung terus, ngape lu?" tanya Hesa teman satu organisasi PASKBRA Langit.
"Gue putus sama Latte."
"Bener gitu? Kenapa ampe putus elah?" Sebagai yang selalu mengikuti perjalanan hubungan Langit dan Latte, tentu Hesa merasa tidak terima dan kaget.
"Alesan dia, dia cape diomongin satu sekolah dan diremehin juga. Tapi gue tahu, di samping itu ada pihak yang manas-manasin Latte. Gue dapet info dari Haris kalo Latte orangnya gampang kehasut. Lo tahu lah anak OSIS gimana? Bukannya gue nuduh, gue yakin salah satu dari mereka ngehasut Latte bro, tapi sape?"
"Lu mending selidikin dulu deh, untuk sekarang lo ikutin maunya si Latte dulu."
---
Double ceritanye, dahlah males ngebacot. Share ye:)
-WW
YOU ARE READING
PRIORITAS
Ficção AdolescentePerjuangan secara singkat, tidak bisa meyakinkan Vanila Latte pada cinta tulus Langit Biru. Namun seiring berjalannya waktu gunungan es juga bisa mencair. Ketika hati mereka mulai menyatu, prioritas mereka tergangu. Bisikan orang-orang sekitar meman...