PROLOG

3.4K 317 294
                                    

Maaf, beberapa part aku unpublish untuk kepentingan penerbitan

--------

"Huh! Kita tinggal di rumah sekecil ini apa enggak salah?" Seorang wanita berusia empat puluh dua tahun sejak turun dari taksi selalu saja mengomel dan mengeluhkan hal yang sama.

Wanita paruh baya itu mengentakkan kaki lantaran sebal. Bibirnya berkerut dan napasnya memburu.

"Enggak papa Ma, ini pasti cukup kok untuk kita berdua." Sang anak hanya berusaha sabar dan menenangkan mamanya.

"Kamar cuma dua, sempit lagi, apa kata teman-teman arisanku kalo mereka tau sekarang aku tinggal di rumah kecil ini?" Lagi-lagi Alicia mengembuskan napasnya. Tak henti-hentinya mamanya ini mengeluh. Ingin rasanya dia menyuruh mamanya untuk berhenti berbicara. Tapi apa boleh buat? Alicia selalu diajarkan untuk tidak memotong pembicaraan orang lain.

"Orang lain mau berkomentar apapun biarlah, Ma. Lagipula kan kita yang menjalani bukan mereka," balas Alicia sambil mengeluarkan pakaiannya dari tas dan menatanya di lemari.

"Cia, lebih baik sekarang kamu pergi ke mini market dan beli peralatan mandi!" perintah mamanya yang dibalas anggukan oleh Alicia.

Gadis remaja berpostur semampai itu menyukai penampilan sederhana. Hanya dengan mengenakan kaus biru polos dengan kunciran kudanya ia sudah terlihat cantik.

Alicia segera bergegas meninggalkan rumah. Gadis berambut hitam legam itu hanya berjalan kaki menuju mini market. Mau bagaimana lagi? Tidak ada kendaraan untuk dia gunakan.

🌻🌻🌻

Tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tempat tujuan. Jarak mini market dari tempat tinggal baru Alicia bisa dibilang dekat. Gadis berkulit putih itu pun segera masuk dan mencari barang yang akan dibelinya.

Namun saat dia sedang memilih sabun, seseorang tidak sengaja menabraknya dan membuatnya jatuh. Keranjang berisi belanjaannya pun ikut berserakan.

"Maaf gue enggak sengaja," kata seorang cowok yang menabraknya.

"Iya enggak papa," balas Alicia sambil memunguti belanjaannya dan dibantu oleh cowok itu.

Saat hendak mengambil pasta gigi, tak disangka keduanya mengambil secara bersamaan hingga tangan Alicia berada di bawah tangan cowok beralis tebal itu. Manik mata keduanya pun bertemu.

Suasana minimarket sedang sepi pembeli. Tidak ada yang melihat peristiwa itu. Terlebih lagi lagu yang sedang diputar ialah lagu milik Jaz dengan judul 'Dari Mata'. Tepat sekali dengan momen dimana keduanya saling bertatapan.

"Ehem." Setelah beberapa saat Alicia berdehem karena canggung. Gadis itu lebih dahulu memutuskan kontak mata yang terjadi dengan cowok di depannya. Ia pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Setelah selesai memunguti semua belanjaan yang berserakan, kemudian cowok tersebut membantu Alicia berdiri karena merasa bersalah.

"Maaf. Gue duluan ya," ucap cowok berbehel itu kemudian dia bergegas pergi meninggalkan Alicia. Dia terlihat sangat buru-buru.

"Kok aku kayak pernah ketemu dia ya? Tapi dimana?" Alicia bermonolog sendiri dan ya, dia merasa de javu.

Saat Alicia hendak menuju kasir, ia melihat sebuah gantungan kunci berbentuk burung elang tergeletak di lantai tempat mereka saling pandang tadi.

"Apa ini punya cowok tadi ya?" Alicia yakin bahwa gantungan kunci itu milik cowok yang menabraknya barusan. Ia lantas memasukkan benda kecil tersebut ke dalam sakunya. Alicia akan mengembalikannya ketika ia bertemu dengan pemilik gantungan kunci itu lagi.

🌻🌻🌻🌻🌻

Haiii ini cerita pertama aku di Wattpad hahaha maaf kalo kata-katanya masih berantakan. Ikutin terus yaa!

Salam literasi,

Anggi Suci

Tak Harus SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang