32. Lagi-lagi Bunda Kelvin

304 15 5
                                    

Mentari mulai meninggi ketika Alicia keluar dari rumahnya. Hangat. Menyenangkan. Itulah suasana pagi ini yang membuat senyum Alicia merekah.

Bunga-bunga mawar yang tumbuh subur di halamannya terlihat indah saat mekar. Merah, kuning, putih dan oranye. Terlihat apik berjajar di sana. Bulir-bulir air masih terdapat di daunnya, bekas Alicia sirami selepas subuh tadi. Burung-burung dalam sangkar yang tergantung di depan rumah tetangga, terdengar berkicauan, seolah mengucapkan 'selamat pagi'.

Semenjak malam dimana mamanya memberikan sebuah kalung yang sangat berharga, Alicia bertekad untuk mencari orang tua kandungnya. Alicia memutuskan menuju suatu tempat dimana ia ditemukan oleh orang tua angkatnya. Taman Flamboyan. Mungkin di sana ada sebuah petunjuk. Jaraknya tidak terlalu jauh. Kurang lebih sepuluh menit waktu tempuhnya menggunakan sepeda.

Gadis berkulit putih itu segera menaiki sepeda merah mudanya. Ditemani alunan musik dari earphone yang menyumpal telinga, ia mulai mengayuh.

"Kubahagia ... kau telah terlahir di dunia ...." Lagu yang terputar di playlist Alicia membuat gadis itu ikut bernyanyi kecil. Salah satu lagu kesukaannya, "Perahu Kertas" milik Maudy Ayunda.

Tiba-tiba handphone-nya bergetar, tanda ada sebuah panggilan. Alicia menepikan sepedanya. Lantas ia merogoh tas selempang maroon yang selalu ia kenakan saat bepergian.

"Halo, Ras. Ada apa?"

"Alicia gue butuh bantuan lo!" Dari sambungan telepon, Laras terdengar panik.

"Kenapa, Ras?"

"Bayarin belanjaan gue dong, Ci. Please ... saldo gue habis nih, kemarin lupa top-up."

"Kamu beli apa, Ras?"

"Nggak banyak kok, Ci. Cuma satu set peralatan mandi Minions. Itu limited edition. Dan stoknya tinggal dua set Cia! Please ... tolongin. Mau minta mama takut dimarahin. Lo tau sendiri 'kan mama nggak suka kalau gue ngabisin duit buat beli barang berbau Minions," jelas Laras panjang lebar.

Alicia menghela napas seraya geleng-geleng kepala, heran. Laras selalu begitu. Kesukaannya pada kartun berbadan kuning itu membuatnya rela melakukan apapun.

"Iya Ras. Kamu kirim nomor rekening tujuan dan jumlah biayanya berapa ke aku, ya."

"Alhamdulillah ... Ya Allah ... Ya Rabbi ... hamba tertolong. Thank you so much, Alicia. I love you! Besok di sekolah langsung gue ganti uangnya. Ntar malam biar gue minta uang ke Papa."

Panggilan telepon selesai. Tak butuh waktu lama, Alicia menerima pesan dari Laras yang berisi nomor rekening lengkap dengan jumlah tagihannya. Alicia mengecek salah satu aplikasi yang selalu ia gunakan untuk transfer uang. Gawat. Ternyata saldonya tak cukup untuk membayar tagihan Laras.

Setelah memasukkan handphone ke tasnya, Alicia kembali mengayuh sepedanya menuju salah satu swalayan yang melayani pengisian saldo di aplikasinya.

🌻🌻🌻

Setelah selesai melakukan top-up, Alicia segera mentransfer uang ke nomor rekening yang diberikan Laras. Setelah berhasil dan mengirimkan screenshot bukti transfer ke Laras, Alicia menuju lemari es di sudut ruangan swalayan. Dari kejauhan, minuman-minuman kemasan botol dingin berbagai rasa dan merek terlihat menggiurkan, apalagi ia sangat haus.

"Yang mana sih? Tadi mending Bunda aja yang belanja," gerutu seorang cowok.

Alicia yang semula hendak mengambil sebotol minuman dingin mengurungkan niatnya. Suara cowok yang baru saja marah-marah membuat Alicia menoleh. Tak jauh dari tempatnya berdiri ia melihat seseorang yang tak asing.

Tak Harus SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang