Langit tampak cerah sore itu. Burung-burung bernyanyi dan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Semilir angin sore menerpa wajah cantik Alicia. Rambutnya yang ia biarkan terurai menari-nari bersama angin. Untuk beberapa saat Alicia memejamkan mata sambil menikmati udara sore hari.
"Di depan belok kanan apa kiri?" tanya Elang sedikit berteriak karena keadaan jalan raya sore itu cukup ramai.
"Kanan," jawab Alicia.
"Oke. Oh iya, by the way lo kelas berapa jurusan apa?" tanya Elang lagi.
"Sebelas MIPA 1," balas Alicia.
"Wah, tetanggaan dong kelas kita," timpal Elang yang secara tak langsung mengatakan bahwa dirinya kelas XI MIPA 2.
"Oh ... iya," jawab Alicia singkat.
Motor sport hitam milik Elang tepat berhenti di depan sebuah rumah minimalis berwarna biru. Alicia segera turun.
"Jadi ini rumah lo?" tanya Elang spontan.
"Iya," jawab Alicia sambil menganggukkan kepalanya.
Elang belum sepenuhnya percaya bahwa rumah di depannya ini merupakan rumah Alicia. Pasalnya SMA Tunas Bangsa terkenal dengan muridnya yang bisa dibilang dari keluarga kalangan tinggi.
"Makasih ya Lang." Perkataan Alicia barusan membuyarkan lamunan Elang.
"Eh, iya sama-sama. Kalau gitu gue pulang dulu ya," jawab Elang yang dibalas anggukan oleh Alicia.
Setelah Elang tak nampak lagi didepannya, Alicia segera masuk ke dalam rumahnya.
Alicia lupa akan sesuatu. Seharusnya dia mengembalikan gantungan kunci milik Elang yang dia simpan. Ingatkan Alicia untuk mengembalikannya besok!
🌻🌻🌻
Malam harinya Alicia tak bisa tidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Ia pun memutuskan untuk mengambil minum di dapur.
Saat Alicia membuka pintu kamarnya, ia mendengar suara grusak-grusuk dari arah dapur.
Apa itu maling ya? Tapi mana mungkin maling mau nyuri barang di rumah sekecil ini? tanya Alicia dalam hati.
Alicia sebenarnya takut, tapi dia harus tetap berani. Untuk berjaga-jaga gadis berpiama biru polos itu pun membawa sapu. Siapa tau jika itu benar maling ia bisa langsung memukulnya dengan sapu.
Setibanya di dapur, Alicia segera menyalakan lampu. Namun hasilnya nihil. Tak ada siapapun disana. Yang ada hanyalah tulisan berwarna merah di pintu kulkas.
Alicia mendekat ke arah kulkas. Alicia tak yakin jika itu darah, tapi tulisan itu berwarna merah pekat.
Penderitaan keluargamu baru dimulai Siska!!
Betapa terkejutnya Alicia ketika mengetahui isi tulisan tersebut. Bagaimana mungkin orang yang menulis itu mengetahui nama mamanya. Siapakah sebenarnya sosok itu? Alicia segera menghapus tulisan itu dengan kain basah. Ia tidak ingin mamanya mengetahui dan malah kepikiran.
Ternyata orang misterius tadi masuk melalui pintu belakang. Padahal sebelumnya semua pintu dan jendela telah dikunci rapat oleh Alicia.
Alicia pun segera mengunci kembali pintu tersebut. Ia segera mengambil air minum dan kemudian segera kembali ke kamarnya. Semoga setelah minum Alicia bisa tidur. Tapi gadis itu juga tak yakin jika dia akan segera tidur. Karena kejadian barusan masih membuat dirinya terkejut sekaligus penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Harus Sempurna
أدب المراهقين[ON GOING] Kesempurnaan bukanlah segalanya. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Kalaupun ada, itu hanya berasal dari pikiran mereka yang menganggap bahwa dirinya sempurna. Karena pada dasarnya, hati yang menunjukkan ketulusan. Bukan penampilan yan...