6 - Tentang Rasa

1.4K 160 23
                                    

Sabtu pagi yang cerah. Inilah hari bahagia yang sudah Tiara rencanakan sejak tiga hari yang lalu. Jarang-jarang Tiara bisa berdandan dengan tujuan untuk pergi jalan-jalan bersama Keisya.

Berkat bantuan dari Nuca, Tiara bisa menyelesaikan beberapa task yang seharusnya butuh dikerjakan dalam waktu dua minggu, tetapi kini hanya butuh satu minggu saja. Waw. Ingin rasanya Tiara memeluk Nuca, memberikan hadiah karena telah membantunya.

Meski sudah berkecimpung di dunia IT selama bertahun-tahun, ada hal hal yang Tiara kadang masih suka kesulitan mengerjakan programnya. Begitu lah memang jika bekerja di bidang IT. Berbeda dari bidang lainnya, setiap tahun kecanggihan teknologi selalu berkembang dengan cepat. Meski kini Tiara sudah bekerja, ia masih terus harus belajar hal baru setiap harinya.

Kalau hanya sekedar mempelajari fitur-fitur di suatu bahasa pemrograman Tiara bisa mencarinya di buku atau internet. Tapi untuk mempelajari cara kerja logic untuk kodenya, Tiara harus berlatih setiap hari agar terbiasa menemukan pola nya.

Sungguh, awalnya Tiara tidak terlalu menyukai ide tentang Nuca yang notabene anak baru itu masuk ikut andil ke dalam proyeknya. Namun kini Tiara sangat senang atas kehadiran Nuca. Bocah yang ia tidak sangka-sangka itu ternyata sangat jenius sekali.

"Eh Sam katanya mau ikut" ujar Keisya sambil mengemudikan mobilnya.

Sementara Tiara disampingnya masih asik memoleskan lipstik kebibirnya, "Oh iya ta?"

Tiara melipat-lipatkan bibirnya sambil mengaca. Lalu sesekali tersenyum, ia puas tidak ada lipstik yang keluar dari garis bibirnya.

"Kok dia gak bilang ke aku?" Tanya Tiara.

"Lho orang dia bilang gak bisa nelpon nomermu"

Tiara mengerutkan alisnya berhenti sejenak lalu mengecek ponselnya.

3 missed call from Samuel Cipta.

"Oh iya..." Kebiasaan Tiara selalu mengaktifkan mode mute pada ponselnya.

"Terus.. wes kamu bales?"
(Sudah kamu balas?)

"Wes.. barusan tak suruh nunggu disana"
(Sudah, aku suruh nunggu disana)

Keisya melirik ke arah Tiara lewat kaca mobilnya, gadis itu tersenyum.

"Kak Tir.. kayaknya Samuel suka deh sama kamu"

Tiara tiba-tiba menoleh kemudian tertawa ringan, "Maksudmu?"

Keisya menyengir, "Iya.. kelihatan tahu. Beda banget dia tuh kalau lagi sama kamu"

Tiara menggeleng tidak bisa menahan senyumnya.

"Beberapa kali aku suka merhatiin dia curi-curi pandang ke kamu gitu lho"

"Ah.. perasaanmu tok Kei"

Tiara jadi terbayang Samuel dua hari yang lalu datang ke rumahnya. Saat itu Samuel bilang ia bosan dirumah, dan bilang tidak sengaja melewati rumah Tiara. Banyak lagi sebenarnya kejadian dan perlakuan Sam yang membuat Tiara kadang suka mengira-ngira, mungkinkah Samuel benar tertarik dengan dirinya?

Tidak ingin kepedean, tapi entah mengapa hal itu membuat Tiara jadi lebih memperhatikan penampilannya lagi saat didepan Samuel. Apalagi setelah barusan Keisya bilang begitu, Tiara jadi membuka kacanya lagi untuk mengecek make up nya sebelum nanti keluar dari mobil.

Sip, wajahnya saat ini sudah sebelas duabelas lah sama Jennie Blackpink.

"Kon lho cocok ambek Sam"
(Kamu cocok sama Sam)

Tiara tertawa lagi, "Gendeng arek iki"

"Eh kok aku jadi kayak mak comblang gitu seh" Keisya tertawa juga setelahnya.

My CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang