22 - Rindu Dalam Hati

414 76 10
                                    

3 tahun sebelumnya

Tiara memasuki ruangan kerja nya di rumah. Sudah larut malam, tapi pekerjaannya masih segudang. Belum lagi kepalanya agak sedikit pusing. Kalau seperti ini, Tiara bisa jatuh sakit.

Di tarik nya kursi di dekat meja kemudian ia mulai membuka laptopnya. Bisa dibilang ini tahun terburuk yang pernah ia rasakan. Segala musibah seperti datang bertubi-tubi. RAKSA sedang dalam kondisi anjlok sekali karena adanya pandemi yang terjadi tahun ini.

Gadis manis itu meneguk susu yang tadi dibawanya berharap bisa mendinginkan kepalanya. Lelah. Itu lah satu kata yang mendeskripsikan dirinya saat ini. Beberapa malam belakangan ini juga ia kebanyakan menangis. Karena banyak hal tentunya. Pandangannya kemudian tak sengaja mengarah ke boneka penguin yang menggantung di atas rak. Untuk beberapa detik ia terdiam menatap boneka itu.

Seketika itu Tiara beranjak dari kursinya lalu berjalan untuk mengambil boneka tersebut. Kemudian ia berjalan ke arah tong sampah di ruangannya kemudian membuang nya dengan kesal. Ia tatap boneka malang itu dengan air mata yang mulai memupuk di matanya. Emosi yang ia rasakan saat ini benar-benar campur aduk. Tiara kemudian duduk di kasur nya dan menangis sejadi-jadinya meluapkan segala perasaannya.

***

sekarang

"Kamu langsung istirahat aja Ti, jangan dulu kerja. Kesehatan kamu nomor satu" ucap Samuel saat mereka masih di depan rumah Tiara.

"Makasih Sam. Kamu juga ya hati-hati di jalan"

Sebelum Tiara berbalik, Samuel memanggilnya lagi.

"Ti.. kamu ada waktu kosong ngga sabtu ini?"

"Hmmm, kenapa Sam?"

Samuel berjalan selangkah mendekati Tiara, "Aku mau ajak kamu ke konser Java Jazz hari sabtu, bisa?"

Tiara terlihat berpikir untuk beberapa saat.

"Aku ngga janji ya Sam. Soalnya kamu tahu sendiri kan kerjaan ku"

Samuel menggaruk tengkuk nya, "Iya sih.. aku ajakin kamu buat refreshing diri kamu aja Ti. Aku takut kamu stress lama-lama hahah"

Tiara tersenyum pahit, "Makasih Sam, aku baik-baik aja kok. Nanti kalo emang aku udah selesaiin kerjaanku, aku bilang"

Samuel kemudian mengangguk dan akhirnya pamit untuk pulang.

Padahal bukan itu alasan Tiara yang sebenarnya. Java Jazz justru mengingatkan dia dengan seseorang. Tiba-tiba ingatan itu kembali muncul di kepala Tiara, saat Nuca malam-malam menelpon nya. Hal yang tidak terduga keluar dari mulut Nuca.

"Ti kamu mau ikut nonton konser java jazz sabtu ini ngga?"

Tiara menghela napas nya sambil berjalan memasuki rumahnya.

"Gimana kalau kita nonton nya berdua aja?"

Tiara tersenyum pahit saat mengingat hal itu. Dulu, ia bahkan tidak sempat mengatakan sepatah kata pun saat mendengar Nuca bertanya. Saking ia kagetnya kalau Nuca, teman kerja nya yang setiap hari duduk disampingnya, teman kerjanya yang berbeda dari lelaki manapun, terlalu polos dan menggemaskan, berani mengajaknya 'nonton konser'.

"Iya, kita berdua aja" ucap Tiara melanjutkan kalimat selanjutnya dari perkataan Nuca kala itu.

Banyak hal yang Tiara pikirkan saat mengingat Nuca. Bagaimana keadaan pria itu saat ini? Apa masih seperti dulu? Pendiam, tidak banyak bicara, pemalu, sangat lugu. Yang jelas Tiara yakin Nuca semakin jenius saat ini. Gadis itu membuka pintu kamarnya sambil terus berpikir.

My CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang