13 - Manipulasi

1K 213 37
                                    

"Jadi bukan Keisya?" Tanya Samuel sambil sibuk mengendarai mobilnya ditengah kemacetan kota Jakarta di malam hari.

Tiara yang duduk disampingnya menggeleng. Ia benar-benar sudah memastikan juga ucapan Keisya tadi ditaman. Tiara mengecek sekali lagi didatabase tentang aplikasi yang dimaksud Keisya itu, dan memang benar. Kali ini Keisya tidak bohong.

"Aku udah ngecek laptop Apang tadi. Ngga ada hal-hal yang mencurigakan sih"

"Apa kita perlu ngambil jalur polisi Sam?" Tanya Tiara sambil melirik ke arah Samuel.

"Kalau kita nggak berhasil nemuin apa-apa sampai besok, kayaknya emang satu-satunya jalan ya ke polisi sih Ti"

"Hmm entah kenapa aku kok kayak nggak percaya ya sama mereka"

"Ya gimana lagi.. seenggaknya kita berusaha dulu"

Tiara melirik ke arah luar kaca mobil kembali melamun.

"Ti.."

"Hmm?"

"Jangan terlalu dipikirin masalah ini.. malam ini kamu tidur aja ya. Lihat tuh mata kamu, udah kayak panda aja"

Tiara meringis kemudian tersenyum tipis, "Iya Sam"

Tiara menoleh lagi ke arah luar menyaksikan kemacetan kota Jakarta diantara tingginya gedung-gedung yang berdiri kokoh disampingnya. Gemerlap lampu-lampu jalanan juga terlihat indah sekali malam ini.

Tiara tidak ingat kapan terakhir kali ia bisa menikmati jalan-jalan santai di malam hari. Mungkin dua bulan yang lalu? Entahlah, rasanya ia ingin sekali pergi ke bioskop menyaksikan film sambil mengemil popcorn ditangannya, atau pergi ke pantai menikmati semilir angin yang menerpa sambil meminum es kelapa, atau mungkin bisa datang di acara musik menikmati para musisi yang menghiburnya dengan suara indah mereka.

"Ti.." Samuel menggantung kalimatnya. "Hmm ngga jadi deh"

Seolah bisa membaca pikiran gadis disampingnya, Samuel baru saja ingin mengajak Tiara untuk pergi jalan-jalan. Mengajak Tiara pergi ke salah satu tempat wisata berdua menghabiskan waktu seharian adalah sesuatu yang ia inginkan. Tetapi ia mengurungkan niatnya itu karena ia takut malah membuat Tiara marah dan tidak nyaman dengan ucapannya. Mungkin ia akan mengatakannya setelah proyek mereka selesai.

"Makasih ya Sam" Tiara melepas sabuk pengamannya kemudian membuka pintu mobil.

"Jangan lupa tidur"

"Iya iya.. kalau nggak tidur aku mati dong" ucap Tiara kemudian menutup pintu mobil Samuel.

"Daa"

Sepeninggal Samuel, Tiara pun berjalan memasuki rumahnya. Tiara tersenyum miris mengingat ucapan Samuel tadi. Mana mungkin ia bisa tidur malam ini. Tiara masih harus mencari cara dan sesuatu yang bisa menemukan sosok si peretas. Entah siapapun itu. Malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi Tiara, sama seperti beberapa malam kemarin.

***

Ziva mematikan kompor didapur kemudian pergi mengambil piring yang berada di lemari rak. Pagi ini ia sukses membuat nasi goreng dengan telor arak arik yang memang sudah ia rencanakan sejak kemarin.

Kalau selama ini ia diam saja, cuek dengan keadaan yang ada di rumahnya. Kali ini ia ingin mencoba hal baru. Ia akan berusaha mengembalikan suasana hangat dikeluarganya yang telah mati selama beberapa tahun ini.

Setelah menuangkan nasi goreng buatannya ke piring, Ziva pun berjalan ke arah meja makan. Sebentar lagi pasti papanya akan keluar kamar.

My CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang