25 - Malam Bersama

876 95 35
                                    

______________

Nuca masih terkejut dengan sosok yang malam-malam datang di depan pintu apartemennya.

"Ti.."

"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Tiara. Mata gadis itu terlihat khawatir saat menatap Nuca.

Sekaligus deg-deg an.

"Masuk dulu.."

Nuca menutup pintu nya setelah Tiara memasuki apartemennya. Dari raut wajah Nuca jelas ia terlihat bingung. Bagaimana bisa Tiara tahu alamat apartemennya?

Tiara pun duduk di salah satu kursi meja makan setelah meletakkan bingkisan yang dibawanya.

"Kamu tahu alamat apart ku dari mana?"

"Abang kamu. Aku masih simpen nomernya"

Ah, tentu saja itu masuk akal. Tapi, sialnya hatinya merasa senang karena melihat begitu niat nya Tiara ingin berkunjung ke tempatnya.

"Kamu masih ngga enak badan?"

"Hmmm, sedikit. Tapi ini udah agak--"

Ucapan Nuca terputus saat tangan Tiara terulur menempelkannya ke dahi Nuca.

"Astaga! Kamu demam gini, Nuc"

Sementara Nuca masih terdiam ditempatnya, tidak berekspektasi dengan tindakan Tiara tadi. Mengapa gadis ini sebegitu mengkhawatirkannya? Seharusnya ia tidak perlu berlebihan seperti ini. Mata Nuca terpejam kembali teringat dengan foto Samuel dan Tiara berdua yang ia lihat empat tahun yang lalu.

Sudah.

Sudah cukup Tiara menghantui pikirannya selama ini. Sudah capek-capek ia berusaha menghilangkan perasaan yang dulu pernah ada kepada nya. Pada akhirnya ia tidak akan pernah bisa menggapai gadis ini.

"Aku buatin bubur ya? Kamu udah makan belum?"

Dengan cepat Tiara berdiri dan membuka isi dapur tanpa sungkan lagi. Gadis itu terlihat cukup panik.

Namun Nuca dengan cepat menggapai tangan Tiara.

"Ti.."

Tiara berbalik kemudian melihat sorot mata tajam Nuca.

"Kamu ngga perlu segini nya. Aku ngga papa kok. Makasih banyak"

Tiara terlihat kecewa dengan kalimat Nuca itu. Apa ia benar-benar terlihat berlebihan?

"Aku.. aku.. " Tiara kehabisan kata-kata, cairan bening memupuk di matanya. Perasaannya campur aduk saat ini.

Ada banyak hal yang ingin Tiara sampaikan kepada Nuca. Tentang kekhawatirannya terhadap kesehatan Nuca. Tentang kerinduan yang selama ini ia rasakan. Tentang perasaannya yang tiba-tiba kembali muncul, ia tidak menyangka akan merasakannya lagi.

Atau bahkan memang perasaannya tidak pernah hilang.

Nuca menghapus semua butiran air mata Tiara kemudian mengelus pipi gadis itu, "Ti?"

Sementara Tiara mendongak menatap Nuca, dengan pandangan yang membuat hati Nuca kembali bergejolak.

Sial, tembok yang sudah Nuca bangun selama ini hancur seketika saat melihat mata indah itu. Ia tidak peduli lagi. Persetan dengan rasa takutnya selama ini. Persetan dengan Samuel dan hubungan mereka. Dengan cepat Nuca menarik Tiara kedalam pelukannya

Tiara membalas pelukan Nuca.

Tidak perlu kata-kata, cukup lama mereka saling melepaskan kerinduan yang di rasakan nya selama ini dalam dekapan satu sama lain. Nuca mengelus-elus rambut Tiara. Begitupun dengan Tiara yang mempererat pelukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My CrownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang