Part 7

259 18 2
                                    

Tap tap tap

Derap langkah kaki tergesah memenuhi koridor rumah sakit. Gabriel setengah berlari menuju kamar inap Ify setelah mendapat kabar dari Cakka bahwa Ify telah sadar. Ia sangat khawatir akan keadaan adik yang sangat disayanginya itu.

Ceklek

Gabriel membuka pintu lalu matanya terfokus pada seorang gadis yang tengah bersandar di tempat tidurnya. Gadis itu pun menoleh seraya melambaikan tangannya ke arah Gabriel disertai senyum yang manis meski wajahnya masih tampak sedikit pucat.

"Hai," sapanya.

Sementara itu Gabriel masih terpaku ditempatnya. Menatap sendu pada seorang gadis yang kini tengah tersenyum ke arahnya. Wajah pucatnya, dengan selang oksigen di hidungnya juga infus di tangannya. Gabriel tak kuasa melihat adik kesayangannya harus terdampar di rumah sakit.

Perlahan Gabriel mendekat sementara Ify sudah merentangkan kedua tangannya, dan. .

Brukk. .

Gabriel langsung memeluk Ify. Ia tak kuasa lagi menahan rasa khawatir akan keadaan adiknya itu, air matanya perlahan luruh seiring pelukannya yang semakin erat. Ada sedikit rasa lega di hatinya melihat kini adiknya telah sadar.

"Aa. .Abang, I. .Ify kecekek," seru Ify dengan terbata karena Gabriel terlalu kencang memeluknya.

Seketika Gabriel pun melepas pelukannya dan mendorong Ify hingga terhempas ke sandaran tempat tidurnya.

Bukk. .

"Aawww !!" Jerit Ify seraya memegang kepalanya yang sedikit pusing karena benturan tadi.

"Ee. .eehh sorry Fy gak sengaja," kata Gabriel panik. Ia pun membantu Ify agar duduk kembali.

"Dasar abang durhaka, udah nyekek main banting aja. Ify lagi sakit tau !!" sembur Ify kesal.

"Ya maaf kan abang gak sengaja. Abang seneng liat kamu udah sadar, hehe," bela Gabriel seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Seneng sih seneng tapi gak pake banting juga, pusing tau," gerutu Ify.

"Iya iya maaf deh," bujuk Gabriel.

Sementara Cakka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua kakak beradik itu. Namun tanpa sengaja ia melihat seseorang yang sepertinya tengah memperhatikan mereka di balik pintu kamar rawat Ify. Lalu orang itu pun berlalu begitu saja ketika menyadari bahwa Cakka tengah menatapnya.

Gabriel masih mengusap-usap kepala Ify dengan penuh kasih sayang, sementara Ify masih saja misuh-misuh namun terlihat begitu lucu di mata Gabriel.

"Bang, gue beli minum dulu. Aus nih, mau nitip kagak ?" tanya Cakka.

"Nitip salam sama mbak kasir nya aja deh," jawab Gabriel seraya tersenyum jahil.

Tuingg. .

Ify menoyor kepala abangnya gemas.

"Ify laporin Shilla baru nyaho loh !!" seru Ify.

"Dih tukang ngadu."

"Biarin, siapa suruh keganjenan gitu."

"Namanya juga usaha Fy,"

"Isshhh abaaannnnggggg !!!"

Sontak Cakka dan Gabriel menutup kuping mereka, tidak tahan dengan suara Ify yang mengalahkan toa mesjid. Lalu Gabriel membekap mulut Ify dengan tangannya.

"Sssstttt ini rumah sakit bukan hutan. Itu volumenya dikecilin kalo ngomong Ify sayang. Kebiasaan deh tuh mulut minta direnovasi ya." ujarnya gemas.

"mmmmhhhh. ." Ify berusaha melepaskan tangan Gabriel dari mulutnya.

"Renovasi emangnya rumah !!" seru Ify tajam.

"Aa. . ."

"Sttooooopppp !! Jadi nitip atau kagak ?" tanya Cakka penuh emosi.

"GAK !!" jawab Ify dan Gabriel serempak seraya melototi Cakka.

Cakka tersentak lalu dia pun pergi sambil menggelengkan kepalanya meninggalkan Ify dan Gabriel yang kembali adu mulut.

"Dasar adek sama abang sama-sama toanya," gumamnya yang ternyata masih bisa di dengar oleh Ify dan Gabriel.

"Hehh!!" seru keduanya lagi.

Cakka pun segera melesat keluar dari ruangan tersebut. Lalu membanting pintunya dengan keras.

Braakkk. . .

***

Setelah bertemu dengan Marsal, Mario segera melesat menuju rumah sakit tempat Ify di rawat. Sepanjang perjalanan ia terus memikirkan keadaan gadis yang telah membuat jantungnya berdebar hebat. Ada apa dengan dirinya, ada apa dengan hati nya ? Inikah yang namanya cinta pada pandangan pertama ? Ahhh baru kali ini Rio merasakan debaran aneh ketika dia melihat wajah cantik nan menggemaskan itu. Perasaan yang berbeda tak seperti saat ia bersama Dea dan teman-teman perempuan lainnya.

Sesampainya di rumah sakit Rio segera memarkirkan motornya lalu ia bergegas menuju loby rumah sakit dan mencari informasi di meja resepsionis. Setelah dapat ia pun langsung menuju kamar inap Ify di lantai 3.

"Ini bukan ya ?" tanya nya pada diri sendiri.

Baru saja ia hendak mengetuk pintu, tanpa sengaja matanya melihat Ify di dalam sana yang tengah dipeluk oleh seorang laki-laki yang entah siapa juga ada Cakka di sampingnya.

Degg. .

Rio mematung melihat adegan yang menyayat hatinya itu, dan tanpa sengaja matanya bertubrukan dengan mata Cakka yang kini tengah manatapnya. Rio pun memilih berlalu dan pulang membawa sesak yang kini menghujam hatinya.

Seperti dibawa terbang setinggi angkasa lalu di hempaskan ke dasar jurang. Sakit dan hancur. Namun itu lah resikonya. Ketika kau berani terbang tinggi maka kau harus siap kala terhempaskan angin. Begitu pun cinta, kau harus siap terluka bahkan sebelum kau merasakan bahagia.

***

Haii haii aku kembali, ehehehe
Sorry update nya lama dan irit banget

Mari kita tundukan kepala sejenak kita berdoa untuk bumi kita agar kembali pulih dari bencana Virus corona
Cepat pulih bumi ku sehat kembali Indonesia ku

_diphylleia_


December RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang