Part 15

190 15 4
                                    

Sesampainya di kantor Ify bergabung dengan teman-temannya di Lab Multimedia seperti yang telah diberitahukan Cakka saat mereka berkunjung ke rumah Ify. Pagi ini sebelum apel pagi dilaksanakan, mereka akan membahas acara pameran pendidikan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Di sana sudah ada Cakka, Alvin, Sivia, Shilla, Agni, Dea, dan Ify yang baru saja sampai. Namun Mario nampaknya masih di perjalanan karena meja nya masih kosong. Mereka pun sepakat untuk menunggu hingga Mario tiba.

Tak lama Mario pun datang dan langsung menyimpan tasnya di meja. Lalu ia pun bergabung dengan Cakka dan yang lainnya. Tak lupa ia tersenyum manis ke arah Ify yang tak sengaja bertatapan mata dengannya.

Mereka duduk melingkar beralaskan karpet berwarna hijau. Di belakang mereka terdapat banyak kamera yang tersimpan rapi di lemari berpintu kaca transparan.

"Oke langsung saja karena sudah kumpul semua. Jadi kita akan membahas acara pameran pendidikan yang sebentar lagi akan dilaksanakan." tutur Cakka.

"Jadi untuk acara inti, SMK Aegle Informatika sepakat menunjuk Ify sebagai perwakilan dari sekolah kami."

Ify yang tidak tahu apa-apa membulatkan matanya mendengar dirinya yang ditunjuk untuk acara tersebut.

"Kok gue ?" potong Ify. Matanya menuntut penjelasan pada Cakka yang seenak jidat menyebut dirinya sebagai perwakilan dari sekolahnya.

Sementara yang lain semuanya terfokus pada Ify yang melayangkan protes pada Cakka.

"Bentar, gue kan baru masuk jadi gak ngerti maksudnya ini acara apaan."

"Jadi gini bulan depan tepatnya tiga minggu lagi kantor ini akan menggelar acara pameran pendidikan. Nanti setiap jurusan yang ada di smk akan menampilkan karya terbaiknya. Nah untuk acara inti akan ada semacam pensi gitu guna memeriahkan acara pameran ini. Karena kebetulan saat ini ada dua sekolah yang sedang magang jadi siswa siswinya diminta untuk berpartisipasi dalam acara tersebut," jelas Alvin.

Ify pun mengangguk paham.

"Tapi kok gue sih kenapa gak lo aja," protes Ify lagi seraya menunjuk Alvin.

"Gue males ikut acara gituan," jawab Alvin cuek.

"Gapapa Fy lo kan bisa nyanyi, apalagi lo jago main piano." ujar Sivia.

Sementara itu Rio, Agni, Shilla dan Dea hanya menyimak saja.

"Udah iya in aja, lo pasti bisa," bujuk Cakka sambil mengusap rambut Ify.

Ify pun hanya menghela pasrah.

"Nanti lo bisa duet bareng Rio," celetuk Dea yang langsung dihujani tatapan tajam dari Rio.

"Yaa. Ya.  . Lo kan perwakilan sekolah kita, biar seru gitu nyanyi bareng Ify sambil lo yang main gitar," jelas Dea gugup seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Nah ide bagus tuh," seru Agni.

"Gimana yang lain setuju gak ?" tanya Sivia.

Ify dan Rio saling melempar tatapan seolah bertanya 'gimana?' lalu di angguki pasrah oleh Rio. Ify pun tak bisa mengelak, ikut mengangguk juga.

"SETUJU !!" koor semuanya, kecuali Ify dan Rio tentunya.

***

Aldo kini tengah bersama Gabriel di sebuah caffe. Gabriel sengaja mengajak Aldo bertemu untuk membicarakan hubungan antara Aldo dan adiknya, Ify. Ia tak bisa membiarkan adiknya murung terus, mengingat saat ini kondisi adiknya sedang tidak baik-baik saja. Sebisa mungkin ia berusaha mencegah segala hal yang bisa membuat adiknya larut dalam kesedihan yang tentu saja akan berimbas pada kondisi fisiknya.

December RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang