Part 8

244 15 0
                                    

Matahari bersinar cerah, awal yang baik untuk memulai hari. Saat ini Cakka tengah bersiap untuk berangkat. Semalam ia menginap di rumah sakit menemani Ify dan Gabriel.

Perlahan Cakka mendekati Ify yang sedari tadi menatap ke arah jendela di kamar inapnya. Di usapnya pelan puncak kepala Ify.

"Gue berangkat dulu, lo baik-baik ya disini. Kalau ada apa-apa hubungi gue. Bang Gabriel udah balik subuh tadi karena ada jadwal kuliah pagi."

"Iya Cakka gue akan baik-baik saja, gue bukan anak kecil lagi," jawab Ify disertai senyum manisnya meski wajahnya masih sedikit pucat.

"Emmm salam buat anak-anak," lanjutnya yang hanya dibalas anggukan oleh Cakka. Lalu Cakka pun pergi dan kini tinggal Ify sendiri.

Ceklek. .

"Kok balik lagi, ada yang ketinggalan," tanya Ify tanpa melihat ke arah pintu. Ia masih menikmati indahnya sinar matahari yang masuk ke jendela kamar inapnya.

Sontak Ify menoleh karena tak kunjung ada jawaban dari orang yang baru saja masuk kamar inapnya. Dan betapa terkejutnya Ify ketika ia tahu siapa yang datang.

"Hai. ." sapa orang itu.

"Rio, kok bisa tau aku disini ?" tanya Ify.

"Emm sebenarnya kemarin aku kesini tapi balik lagi," jawab Rio seraya meletakan parcel buah di atas meja samping tempat tidur Ify.

"Aku bawa buah buat kamu," lanjutnya.

Ify pun tersenyum seraya menganggukan kepalanya.

"Makasih Rio, maaf sudah merepotkan."

"Gak ngerepotin kok, maaf ya aku baru jenguk kamu." jawab Rio seraya duduk di kursi yang tersedia di samping tempat tidur Ify.

"Gapapa kok. Jadi kenapa kemarin balik lagi ?" tanya Ify lagi.

"Emm. . Aku takut ganggu kamu lagi istirahat," jawab Rio bohong. Sementara Ify hanya membulatkan mulutnya seraya mengangguk.

Hening. Kedua nya tiba-tiba terdiam dengan fikirannya masing-masing. Rio yang menunduk seraya memainkan handphone nya sedangkan Ify sibuk memainkan jari tangannya.

Tiba-tiba Rio memasangkan headsetnya ke telinga Ify.

"Coba deh dengerin, itu lagu kesukaan aku." ucapnya seraya tersenyum menampakan gingsulnya sangat manis.

"Ruang rindu ?" tanya Ify. Rio pun mengangguk.

"Aku suka banget sama lagu itu, maknanya sangat dalam."

Ify hanya mengangguk sambil terus menikmati alunan lagu di telinganya.

Di daun yang ikut mengalir lembut
Terbawa sungai ke ujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta
Menghirup rindu yang sesakan dada

Jalan ku hampa dan ku sentuh dia
Terasa hangat oh di dalam hati
Ku pegang erat dan kuhalangi waktu
Tak urung jua kulihat nya pergi

Tak pernah ku ragu dan slalu ku ingat
Kerlingan mata mu dan sentuhan hangat
Ku saat itu takut mencari makna
Tumbuhkan rasa yang sesakan dada

Kau datang dan pergi oh begitu saja
Semua ku terima apa adanya
Mata terpejam dan hati menggumam
Di ruang rindu kita bertemu

Letto- Ruang Rindu

"Gimana, enak kan lagunya ?" tanya Rio.

"Emm enak, aku juga suka lagu ini," jawab Ify.

"Ohya ? Lagu favorit kamu apa ?" tanya Rio lagi.

Ify mengetuk keningnya dengan jari telunjuk sambil mengingat lagu favoritnya. Banyak lagu yang dia suka karena itu Ify bingung memilihnya.

"Emmm. .Tercipta untuk ku," jawab Ify sedikit ragu.

"Kamu suka band Ungu ya ?"

"Iya, aku sama teman-teman aku suka sama Ungu."

Lalu keduanya kembali hening. Rio yang kembali menunduk melihat handphone nya dan Ify yang berusaha menghilangkan kegugupannya dengan mengalihkan pandangannya kesana kemari. Ini pertama kalinya Ify hanya berdua dalam satu ruangan dengan orang yang baru dikenalnya.

"Oh iya, kamu gak masuk hari ini ?" tanya Ify memecah keheningan di antara mereka.

"Enggak, aku izin hari ini mau ada urusan," jawab Rio. Sementara Ify hanya menganggukan kepalanya.

Rio memang sengaja tidak masuk hari ini karena ingin menjenguk Ify dan juga mencari kakaknya yang lagi-lagi tidak pulang. Sebelumnya Rio telah minta izin kepada guru pembimbingnya.

"Ohya, gimana keadaan kamu, mana yang masih sakit ?"

"Aku gapapa Rio, kemarin cuma lagi dapet aja sih, hehe" jawab Ify bohong.

"Sampe kayak gini kamu kalau dapet ?" tanya Rio yang masih penasaran.

"I. .iya, hehe," jawab Ify ragu.

"Cepet sembuh ya biar bisa masuk kantor lagi," ucap Rio seraya tersenyum. Ia menggenggam tangan Ify, mengusapnya pelan.

"Aku suka kamu Fy," ucap Rio.

Seketika Ify mendongak, kaget kenapa tiba-tiba Rio mengutarakan perasaannya. Ify mencoba mencari kebohongan di mata Rio namun nihil karena Ify melihat Rio begitu tulus. Tak tahu harus menjawab apa, karena saat ini hati Ify telah dimiliki seseorang.

***

Sesampainya di kantor Cakka langsung diserbu oleh teman-temannya. Mereka menunggu di depan gerbang lalu membuntuti Cakka sejak ia tiba di kantor. Cakka belum memberitahu mereka tentang keadaan Ify.

Memasuki lab Multimedia Cakka melepas sepatunya lalu masuk dan meletakan tas di mejanya. Ia mengernyit heran karena sedari tadi teman-temannya terus mengikutinya tanpa membuka suara.

"Kalian ngapain deh ngikutin gue mulu," tanya Cakka heran.

"Ish gak peka banget sih, kita nungguin kabar Ify tau," jawab Agni kesal seraya melipat kedua tangannya di dada.

"Iya dari kemarin kita nungguin kabar dari lo tapi lo kagak ada nelpon," tambah Alvin yang di angguki oleh Shilla dan Sivia.

Cakka menggaruk kepalanya tak gatal. Dia lupa bahwa dari kemarin belum memberi kabar perihal Ify kepada teman-temannya.

"Ehehee sorry gue lupa," jawab Cakka sambil nyengir.

Sivia memutar bola matanya malas. Tidak tahu apa kalau kemarin mereka panik lihat keadaan Ify dan Cakka malah lupa memberi kabar.

"Oke sekarang jelasin, Ify kenapa dan bagaimana keadaan dia sekarang," seru Sivia.

"Hhh. .Ify hanya kecapekan saja, gak kenapa-kenapa," jawab Cakka seadanya.

"Syukur lah," jawab Shilla. "Eh tapi semalam kalian gak pulang, berarti sekarang Ify masih di rawat ?" lanjutnya.

"Iya masih."

"Lah yang jagain dia siapa donk ?" tanya Sivia lagi.

"Gue udah minta kak Aldo buat jagain Ify, kebetulan kak Aldo tugas malam. Jadi siangnya bisa jagain Ify." tutur Cakka.

"KAK ALDO ?!" seru mereka kompak.

***

Huaaaaa akhirnya bisa update
Stay safe semua nya semoga wabah ini cepat berakhir

_Diphylleia_

December RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang