Sendiri dan sepi. Di bawah pohon rindang dengan semilir angin yang lembut memberikan ketenangan, seseorang tampak duduk dengan mata terpejam. Tangannya menggenggam kalung berbandul salib kesayangannya. Pemberian orang yang paling dia sayang juga sangat ia rindukan. Hatinya tak pernah lelah mencari dimana sosok itu berada.
"Mama dimana ? Harus kemana lagi Rio mencari mama. Rio rindu."
Tess. .
Setitik air mata jatuh dari ujung matanya tanpa ia minta. Rindu ini memang sangat menyiksa. Bertahun-tahun mencari, namun tak jua ia temukan sosok yang ia rindukan. Mario kecil yang harus terpisah dengan ibunya. Entah dimana sang ibu berada. Hingga kini pencariannya tak pernah menemukan titik terang.Ruang Rindu
Lagu favorit dalam play list di handphone nya selalu Rio dengarkan kala ia merindukan sosok mamanya. Ada makna tersendiri disetiap liriknya bagi Rio. Dia yakin suatu saat dia akan bertemu dengan mamanya di ruang rindu."Mario"
Rio tersadar dari lamunannya kala seseorang menyapanya. Ternyata dia adalah orang yang tadi membelanya. Ya, Ify. Akhir nya Ify menemukan Rio di belakang area parkir utama.
"Ternyata kamu di sini, aku cari-cari dari tadi,"lanjut Ify.
"Ada apa ?"
"Emm. . Aku mau minta maaf atas ucapan mereka yang tak pantas itu. Kamu pasti sakit hati."
Rio mengangkat sebelah alisnya. Ia bingung kenapa tiba-tiba Ify minta maaf padanya, padahal dia tidak mengejeknya tadi malah membelanya.
"Kenapa kamu yang minta maaf, kan yang salah bukan kamu ? Lagian harusnya aku yang berterima kasih karena kamu udah bela aku tadi."
"Tetap saja aku malu karena mereka masih saudara ku. Tak sepantas nya mereka berkata seperti itu."
"Sudah lupakan saja. Aku sudah biasa di perlakukan seperti itu." jawab Rio disertai senyumnya yang manis.
Ify hanya diam menunduk, tak tahu lagi apa yang harus ia katakan. Baru kali ini dia bertemu dengan seseorang yang berbeda keyakinan dengannya.
"Oh iya, kita belum kenalan. Nama ku Rio, Mario Anditya Haling. Nama kamu siapa ?" tanya Rio sambil mengulurkan tangan kanannya.
Ify mendongak dan menyambut tangan Rio sambil tersenyum.
"Alyssa Melodifya, panggil saja Ify."
'Nama yang cantik, secantik orangnya.' batin Rio.
Kedua nya saling memandang disertai senyuman yang manis. Senyum Rio nampak semakin manis dengan gingsulnya, sementara Ify nampak lucu dengan smile eyes nya.
"Ify, kamu mau kan jadi teman aku ?" pinta Rio.
"Tentu saja." jawab Ify.
"Terima kasih ya."
Ify mengerutkan keningnya.
"Terima kasih untuk ?" tanya nya.
"Karena kamu udah mau jadi teman aku." jawab Rio antusias.
Ify terkekeh, sungguh Rio terlihat begitu lucu saat ini.
"Sama-sama, terima kasih juga sudah mau berteman dengan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
December Rain
عشوائيTentang cinta, bukan sekedar rasa ingin memiliki namun pada hakikat nya sebuah ketulusan mencintai itu adalah bagaimana kita bisa merelakan orang yang kita cintai untuk sebuah pengabdian. Meski pada akhir nya sakit karena luka itu ada, namun jangan...