"Ngomong apaan bang?" Tanyaku ketika sudah cukup jauh dari kerumunan orang.
"Rara siap buat membuka lembar hidup lagi?" Kata bang Rafly. Aku membuka mataku lebar lebar, tak mengerti apa yang diucapkan bang Rafly barusan.
"Maksud bang Rafly?" Tanyaku tak mengerti.
"Abang tau lu nyaman kan sama Indra? Lu ga pernah bisa sedekat ini ama orang selain Rian dan abang abang lu. Dan lu siap buat menutup semua yang udah pernah lu jalanin sama Rian?" Ujar bang Rafly.
"Rara ga ngerti apa yang lu omongin bang. Rara cuma ngerasa kalo A Indra bisa jadi temen curhat Rara selain bang Rafly sama Rian. Rara juga ga akan bisa ngelupain Rian bang. Lagipula kalo misalkan Rara mau pacaran lagi ya sama Witan lah" jelasku pada bang Rafly.
"Terserah kalo Rara belum bisa jujur sama diri Rara sendiri. Pokoknya satu pesen abang, Rara harus siap buat nglupain Rian. Mungkin ini sudah saatnya Rara buka hidup baru. Mungkin juga Indra adalah orang yang tuhan hadirkan sebagai jawaban dari doa doa Rara selama ini. Rara slalu berdoa kan untuk mengirim malaikat yang bisa sedikit menghapuskan kenangan sama Rian? Mungkin ini Ra. Abang ga akan paksa kamu. Berdoa aja yang terbaik" tutur bang Rafly panjang lebar.
Aku hanya tertunduk. Menangis. Apakah kenangan yang sangat indah itu harus dilupakan? Tapi jika ini yang terbaik, maka aku akan berusaha melupakannya.
(Mungkin bang Rafly benar. Aku sayang sama Indra. Tapi kan ini pertemuan pertama, apakah mungkin bisa langsung mencintainya? Tidak mungkin, pasti ini hanyalah rasa nyaman. Aku tak ingin menjadikannya pelampiasan. Dia sempurna, dia pantas bahagia)batinku.
"De, gapapa?" Ucap bang Rafly membuyarkan lamunanku.
"Ehhmm, gapapa bang" jawabku terbata bata.
Bang Rafly mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku jaketnya dan mulai menyeka air mata yang ada di wajahku. "Ra, dengerin abang. Rara pantes bahagia. Rara ga boleh stuck di satu titik yang pernah membuat Rara bahagia. Itu udah masa lalu. Udah saatnya Rara temuin bahagia Rara sendiri meski ga sama Rian" kata bang Rafly.
"Rara lagi usaha bang. Semoga aja apa yang bang Rafly bilang itu bener. Biar Rara ga stuck di situ aja" ucapku sambil memaksakan senyum.
"Yaudah yu kesana lagi" ajak bang Rafly sambil menunjuk kerumunan teman teman bang Hansamu. Bang Rafly segera menggandeng tanganku menyusuri taman bunga yang indah. Tanpa sadar, aku dan bang Rafly sudah ada di dekat bang Hansamu.
"Rara lu apain?" Tanya bang Hansamu penasaran melihat mataku yang masih sembab.
"Biasa bang" jawab bang Rafly singkat.
"Ra, bahagia lu ga cuma di Rian. Ada banyak orang yang sedang mengusahakan kebahagiaan Rara. Nggak cuman Bang Zamu atau bang Rafly aja. Inget Ra, ada orang yang sedang berusaha membuat Rara bahagia" ujar bang Hansamu pelan.
"Ra, beli es krim yu" ajak A Bow sambil menarik tanganku.
"Iya A" kataku sambil berjalan mengikuti A Bow.
"Gue ikut Feb" teriak bang Bule sambil berlari mengikuti aku dan A Bow.
"Yaudah hayu" kata A Bow.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME, YOU, & FOOTBALL [Tamat] || REVISI
FanfictionRank stories : #1 persija #2 persebaya #2 rachmatirianto ------------------------------------ "Kita memang dekat. Kita memang pernah ada rasa. Tapi bukan berarti sekarang kita bisa kembali lagi di titik dimana kita dulu pernah ada" ...