16.MILKSHAKE🍺

88 8 1
                                    

Karena kakiku yang masih sakit, aku pun dibopong oleh kak icky yang mempunyai badan kekar. Sampainya dikamar, aku ditemani oleh bang Hansamu dan Daffa. Sedangkan kak icky mau menjemput pacarnya yang di bandara.

"De" panggil bang Hansamu.

Aku hanya memicingkan mata, bertanya apa dalam hati.

"Kamu marahan sama Indra?" Tanyanya yang membuat Daffa membulatkan mata seakan terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan bang Hansamu kepadaku.

"Emang bener Bee? Kenapa?" Timpal Daffa ingin tau.

"Ngga kok. Cuma salah paham aja mungkin"

"Mungkin?" Kata Daffa terlihat menyipitkan kedua matanya. Berharap mendapat jawaban yang lebih jelas dari pernyataanku sebelumnya.

"Tapi kemaren abang liat Indra marah sama kamu. Trus kok kamu sama Ernando kaya ada rahasia gitu sih?"

"Oh ngga. Itu cuman candaan doang kali bang" jawabku menenangkan bang Hansamu.

"Kalau ada apa cerita lo ya sama bang Zamu. Abang takut kamu kenapa napa" pesan bang Hansamu sambil mentoel hidungku yang pesek. Memang dikeluargaku, aku adalah personil terpesek. Bayangkan saja, papaku yang ada keturunan Singapura berhidung mancung, mamaku juga mancung, apalagi ketiga kakakku. Sedangkan aku? Astaga sebenarnya aku ini nurun siapa sii?

"Siap kapten Zamu" kataku sambil memperagakan sebuah hormat.

Bang Hansamu dan Daffa hanya tertawa kecil. Huh, bahagia rasanya bisa kembali seperti dulu. Ada Daffa dihidupku sebagai pelengkap sekaligus pengganti saat Witan ngga ada.

"Ehm bang, Daffa pamit pulang dulu. Udah malem ngga enak. Takutnya juga dicari kak Sherlly" pamit Daffa.

"Iya. Hati hati Daf. Gausa ngebut. Pelan pelan aja" jawab bang Hansamu menceramahi Daffa.

"Yauda aku pulang dulu ya Bee" pamitnya padaku.

Aku hanya mengangguk dan membuat seulas senyum tipis yang juga dibalas senyum manis dengan Daffa.

Aku melihatnya dari balik kaca jendela kamarku yang mengahadap langsung ke halaman depan rumah. Tampak Daffa mengendarai motor ninja berwarna hitam dengan helm fullface dan jaket senada yang menampakkan bahwa dia adalah salah satu cogan idaman para ciwi ciwi numpang famous disekolah. Kalau saja misalnya aku dan Daffa masih bisa bersekolah, pasti Daffa ini sudah jadi idaman para wanita pecinta cogan di sekolah.

Aku kembali teringat akan masa masa sekolah, dimana setiap istirahat geng ribut selalu menempati bangku yang ada pojok kantin. Dan kalau ada yang menempatinya, maka siap siap saja mereka akan kena tampol tangan Dewa. Tak sengaja aku tertawa sendiri dan membuat bang Hansamu bingung dengan tingkahku.

"Kenapa? Serem tau ketawa sendiri" gidik bang Hansamu.

"Kerasukan setan aing teh" ucapku menakut nakuti bang Hansamu.

"Ah ga lucu" kesal bang Hansamu sambil melemparkan boneka baby milo kesayanganku.

Aku kemudian kembali ke tempat tidur dan mulai memejamkan mata.

Cup!

Satu kecupan mendarat di keningku.

"Selamat tidur Princess kapten" ucapnya pelan lalu pergi meninggalkan kamarku dengan pintu yang masih belum dibetulkan.

***

"Kumau diaaaa, tak mau yang lain...
Hanya dia yang slalu ada dikala susah dan senangku.... Ku mau diaaaa.. walau banyak perbedaann... Kuingin dia bahagiaaa" suara orang bernyanyi pun terdengar.

ME, YOU, & FOOTBALL [Tamat] || REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang