Aku tidak bisa memejamkan mataku sampai sekarang padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari, aku menunggu Jungkook yang sampai sekarang belum pulang. Walaupun aku belum terlalu mencintainya aku juga memiliki rasa khawatir padanya, ditambah lagi aku merasa bersalah karena menanyakan hal yang seharusnya tidak perlu aku tanya.
Aku juga tidak menyangka reaksi Jungkook akan seperti ini setelah aku bertanya, aku tidak tahu apa yang terjadi, mungkin aku sudah menyakiti hatinya.
Saat ini aku hanya bisa duduk diatas tempat tidur sembari menunggu kedatangannya, aku tidak akan tidur sebelun Jungkook pulang. Aku ingin meminta maaf padanya.
Aku menoleh saat mendengar suara pintu terbuka lalu Jungkook muncul disana, aku segera bangkit dari dudukku, jika dia marah aku siap menghadapinya. Aku melihat wajahnya yang tampak lusuh juga seperti tertekan aku tahu saat ini perasaannya tidak baik, aku semakin merasa bersalah.
"Jung..."
Tapi yang ada Jungkook segera mendekat padaku lalu memelukku erat, aku yang tidak siap dengan perlakuannya itu mundur perlahan hingga kami berdua terjatuh ditempat tidur dalam keadaan Jungkook yang masih memelukku.
Aku merasakan deru nafasnya yang tidak teratur, menggerakkan kepalanya mencari posisi yang nyaman dileherku. Aku merasa ada yang tidak beres dengan Jungkook, lalu aku mengusap punggungnya memberi kenyaman untuknya, membiarkan beberapa saat hingga dia merasa tenang.
"Jungkook, kau baik-baik saja?"
"Biar seperti ini, Nuna." Ucapnya serak efek geli segera menusuk leherku.
Aku diam mengikuti maunya, mungkin ini adalah cara terbaik untuknya agar dia lebih terbuka padaku.
"Jung, yang pagi tadi, maaf. Aku menyesal sudah bertanya."
Akhirnya aku bisa mengatakan maaf padanya dan aku merasa lega akan itu, jika nanti Jungkook tidak memaafkanku, aku akan berusaha kembali meminta maaf padanya. Aku tidak mendengar apapun setelah kata maafku, Jungkook hanya diam dan kembali menggerakkan kepalanya menyusuri leherku. Aku berhenti mengusap punggungnya dan mulai meremas sweatshirt miliknya, aku mulai merasakan jika Jungkook mulai mengecup kecil sekitaran leher dan bahuku.
Jujur aku tidak siap, hal yang dilakukan Jungkook seperti memiliki hasrat yang tak tertahankan, sebenarnya apa yang terjadi. Memang benar semenjak malam dia mengambil sesuatu yang berharga milikku, aku sedikit takut berhubungan dengannya, sebab rasa itu terlalu sakit untukku. Jungkook juga enggan mengajakku berhubungan aku tidak tahu kenapa, tapi aku yakin dia tidak ingin menyentuhku jika aku tidak ingin.
"Jung--"
"Nuna..." Dia kembali berbisik dengan suara serak. "...aku menginginkanmu."
Suara itu membuatku hanyut dalam sentuhannya, dia melancarkan aksinya yang semakin membuatku lupa akan rasa sakit itu, aku mulai memejamkan mata saat dia mulai menjelajahi bagian leherku, rahang, hingga dia kedadaku.
Aku mendorong bahu Jungkook saat dia menggigit kecil dadaku, dia melepaskannya lalu duduk diantara kedua kakiku. Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana raut Jungkook saat ini, sekilas aku melihat sedih dimatanya. Aku merasa tidak tahu diri saat melihat tatapan itu, dia sudah berbaik hati mau menikahiku tapi aku tidak bisa memberikan apa yang dia inginkan.
Aku merapikan kaosku yang berantakan, aku ingin sekali menangis, aku tidak siap, aku takut jika Jungkook menyakitiku seperti malam itu.
"Kau takut padaku, Nuna?"
"Bu-bukan begitu--"
"Lalu apa?" Potongnya cepat.
Aku tidak bisa menjawabnya, aku takut Jungkook akan marah seperti waktu aku ingin kabur dari rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy MAN ✔
Fanfiction[ FINISH ] 🔞🔞⚠️⚠️ Seorang pembuat permen yang penuh dengan rahasia.