Entah dimana sekarang aku berdiri.
Jungkook membawaku ke tempat yang tidak aku sangka sebelumnya. Dia membawaku ke tempat yang dia sebut basecamp dari organisansi yang dia ikuti, aku dibawa masuk kedalam, banyak pasang mata melihat kami seperti ingin tahu.
Orang yang 'mirip' seperti Jungkook banyak sekali disini, bertato, berbadan kekar, juga tampan. Ada juga beberapa diantara mereka memiliki bekas luka diwajah, membuatku merinding membayangkan bagaimana ketika mereka berkelahi.
Kami berakhir disebuah ruangan mirip seperti dapur, Jungkook mengambil minuman dalam botol dari kulkas dan memberikan padaku, tak ada senyuman kali ini, hanya wajah datar serius. Aku takut mendengar apa yang ingin dia jelaskan.
"Mau makan sesuatu?" Tanyanya membuyarkan lamunanku.
Aku menggeleng pelan, tak lama dia ikut duduk disampingku setelah sebelumnya menggeser kursi yang berada agak jauh dariku.
"Nuna, apapun yang dikatakan olehnya tidak seperti yang kau bayangkan." Mulai Jungkook yang aku mengerti dia sedang membicarakan ayahnya.
Aku diam menyimak setiap kalimat yang keluar dari mulutnya.
"Dia memang ayahku. Ya, pria yang akan menidurimu waktu itu." Nafas berat terdengar ditelingaku. "Alasan aku membawamu kesini karena disinilah 'rumahku'. Setelah kita bertemu untuk pertama kalinya, aku kembali kerumah namun tak menemukan kedua orang tuaku dimana pun. Lalu, aku menemukan sebuah catatan dimeja. Ibuku meminta aku untuk menghubungi polisi dan meninggalkan sebuah alamat."
Kembali dia menjeda kalimat menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, dia terlihat sulit mengatakannya.
"Bodohnya aku yang tidak menghubungi polisi dan malah mendatangi alamat yang diberikan ibuku. Saat aku sampai disana, aku melihat ibuku sudah menjadi santapan mereka. Ibuku di perkosa oleh mereka secara bergantian, sedangkan ayahku hanya melihat tanpa ada niat menolong, bahkan sesekali dia tertawa melihat ibuku menangis memohon ampun."
Hatiku seperti mencelos dari tempatnya, benarkah yang dikatakan Jungkook?
"Aku bersembunyi sambil melihat ibuku kesakitan, menangis, parahnya aku malah menangisi momen tragisnya. Setelah mereka puas dengan tubuh ibuku ayahku mengambil sebuah pisau, temannya menyarankan untuk menggunakan pistol saja tapi ayahku menolak. Aku diam, takut sekali. Sampai mereka memegangi kaki tangan ibuku, lalu menyayat lehernya dan membiarkan ibuku mati kehabisan darah. Aku melihat sendiri bagaiman ibuku sekarat sampai akhirnya dia tidak bergerak lagi."
Mataku terasa panas, sepertinya aku akan menangis sebentar lagi, mata Jungkook pun ikut berair.
"Aku menangis sekeras mungkin sampai mereka menyadari ada aku disana, mereka mengejarku. Aku sempat tertangkap, tapi berhasil kabur dengan pisau yang mereka gunakan untuk menghabisi nyawa ibu. Lalu, aku bertemu dengan Yoongi Hyung, dia yang merawatku sampai sekarang."
"Aku masih ingat orang-orang itu, mereka semua bajingan. Terutama ayahku, dia sanggup merelakan ibuku demi mendapatkan kekayaan? Kekuasaan? Entahlah, aku sangat ingin menghabisinya. Kau tahu salah satu alasan kenapa aku memberimu pil pencegah kehamilan, karena aku tidak ingin anak kita jadi korban, ibu dan kau saja sudah menjadi target besar mereka demi menghancurkanku. Aku tidak sanggup jika anakku juga menjadi target mereka." Dia mengambil tanganku dari atas pahaku yang tengah menggenggam erat, aku tidak paham perasaan ini. "Dan hal penting lainnya, aku menghabisi mereka tepat dihari ulang tahun mereka, sebab, ibuku mati ditangan mereka di ulang tahunnya yang ke dua puluh sembilan."
"Nuna..." dia menaikkan lengan bajunya lalu menunjukkan tato kombinasi mengarahkan tanganku menuju tato itu. "Ini adalah inisial nama mereka beserta tanggal lahir mereka, setiap aku membunuh salah satu diantara mereka aku mencoretnya dengan tato baru, ini bentuk balas dendam untuk ibuku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Candy MAN ✔
Fanfiction[ FINISH ] 🔞🔞⚠️⚠️ Seorang pembuat permen yang penuh dengan rahasia.