Eleven

282 24 2
                                    

Setiap hari aku selalu bertanya pada diriku sendiri tentang apa yang aku alami selama ini, bertengkar dengan ibuku lalu bertemu dengan Jungkook dan menikahinya. Aku merasa ini semua seperti mimpi, atau memang sudah Tuhan rencanakan sejak awal.

Selama hidup bersama Jungkook aku bisa merasakan perbedaan kehidupan yang aku jalani. Sebelum mengenal Jungkook aku selalu bertengkar dengan ibuku hanya karena keegoisannya memintaku untuk menjadi wanita malam, lalu kebenaran terungkap setelah aku menikah dengan Jungkook. Biar bagaimana pun pria itu mempunyai peran cukup besar demi kebaikan kami berdua.

Hubungan kami semakin membaik sejak pulang dari liburan beberapa pekan yang lalu, Jungkook juga memberi sedikit kebebasan padaku. Bisa digaris bawahi, hanya sedikit, mungkin sangat sedikit. Dia hanya mengizinkanku ke minimarket yang berada diujung jalan tempat kami tinggal.

Setidaknya aku masih bisa melihat bagaimana keadaan dunia. Oh iya, jangan lupakan. Untuk ke minimarket saja aku harus mendapatkan izin dari Jungkook terlebih dahulu, jika tidak memberitahunya dia akan murka.

Seperti siang ini, aku meminta izin padanya ke minimarket untuk membeli sedikit keperluan di dapur, dia mengizinkan, tak lama setelahnya dia pergi keluar. Aku tidak tahu kemana, dia bilang akan menemui Yoongi Hyung. Pria yang selalu dia ceritakan padaku, katanya pria baik, ya aku percaya saja.

Kini, aku tengah berjalan menyusuri jalan menuju tempat yang ingin aku datangi, aku berjalan santai tanpa memikirkan apapun.

Saat minimarket yang ingin kukunjungi hanya tinggal beberapa meter saja, pandanganku gelap sepenuhnya, aku juga sulit bernapas, tak lama tubuhku diangkat lalu dihempaskan kesebuah benda. Sepertinya mobil, karena setelah itu aku mendengar suara mobil berjalan.

Aku panik. Tidak bisa teriak. Pikiranku langsung tertuju pada Jungkook. Apa yang harus aku lakukan, inikah bahaya yang selalu dikatakan olehnya.

Selanjutnya aku merasakan tanganku diikat kuat, begitu juga kakiku, bekapan dimulutku terbuka diganti dengan lakban yang menempel dimulutku, lalu mereka membuka mataku.

Segera pandanganku menuju pada seorang yang ada didepanku, sedangkan dua pria yang ada disamping kanan kiriku memegangku erat, aku ingin sekali berteriak.

"Kau hanya perlu diam dan dengarkan apa yang aku katakan padamu."

Tunggu, suara itu tidak asing bagiku. Tapi, siapa?

Pria itu menegakkan kepalanya sampai seluruh wajahnya terlihat jelas dimataku, aku terkejut saat itu juga. Bagaimana tidak, pria yang hampir menyetubuhiku kini ada didepanku, tubuhku langsung bergetar hebat.

"Terkejut?" Ucapnya sembari menyentuh pipiku. "Sudah lama tidak bertemu." Lanjutnya sembari membuka penutup mulutku.

Aku tidak bisa berkata apapun, sumpah aku sangat takut.

"Aku tidak menyangka kau menikahi pria yang menyelamatkanmu, apa kau dipaksa olehnya? Atau merasa berhutang budi padanya?" Dia tertawa kecil sangat menyeramkan menurutku.

"Apa maumu?" Sekuat tenaga aku beranikan diri bertanya.

"Tidak sulit, hanya melakukan hal kecil."

Aku mengerutkan alis, pria tua ini terlalu banyak bicara.

"Ini ibumu 'kan?" Dia menunjukkan sebuah foto ibuku ditempat asing.

"Sebenarnya apa tujuanmu?" Aku mulai panik.

"Sebelumnya aku ingin memberitahumu banyak hal, kebenaran yang ditutupi oleh Jungkook, suamimu, juga anakku."

Tunggu, apa pendengaranku sudah rusak? Dia bilang Jungkook anaknya?

Candy MAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang