Terkadang, aku membenci diriku sendiri yang selalu lemah ketika melihat wajah Jungkook, apalagi jika dia sudah memasang wajah tak berdosa seperti waktu aku pertama kali memberikan permen padanya.
Setelah malam dia meninggalkanku dalam keadaan tangan terborgol juga tanpa pakaian, dia kembali tepat pukul dua pagi. Dia memasang senyum cerah seperti tidak melakukan apapun padanya, saat dia melepaskan borgol di tanganku segera aku memukul dadanya melampiaskan rasa kesal, dan saat itu juga aku luluh karena pelukan rasa bersalahnya.
Aku lemah karenanya.
Pagi ini kami akan berangkat berbulan madu seperti apa yang di janjikan Jungkook padaku. Aku juga tidak tahu kemana kami akan pergi, pastinya dia akan membawaku ke luar negeri. Mataku tak hentinya menatap kagum pesawat mewah yang kami tumpangi, sebelumnya aku tidak pernah naik pesawat jadi harap maklum jika aku terlihat norak.
Jungkook tak hentinya tersenyum melihat wajah kekagumanku pada sesuatu yang baru saja kucoba, mulai dari fasilitas hingga makanan, dia pasti akan tersenyum lebar karena gemas.
"Jung, aku ingin kursinya diatur seperti punyamu. Bagaimana caranya?" Tanyaku sembari menatap sekitar apakah ada tombol yang bisa digunakan.
"Sini, aku bantu." Balas Jungkook sembari bergerak mendekat ke arahku membantuku untuk mengatur kursi.
Mataku tak bisa lepas dari wajah Jungkook yang serius, wangi lembut tubuhnya seperti candu bagiku, aku sangat menyukainya sampai aku tidak lagi sadar jika Jungkook sudah selesai mengatur kursiku. Tangan Jungkook menyanggah di kursi seperti mengukung agar aku tidak lari, kami saling bertatap lama tanpa peduli keadaan sekitar.
"Apa aku tampan Nuna?" Bisiknya dengan senyum menggoda.
"Hah? Oh... maaf." Balasku menghindari tatapan Jungkook.
Aku masih bingung kenapa aku masih sering salah tingkah jika bertatap langsung dengannya.
"Kenapa malu?" Dia masih belum berhenti menggodaku. "Tidak ingin menciumku?"
"Jung, hentikan."
"Aku suka jika Nuna agresif seperti malam itu."
"Jung. Aku malu." Aku mendorongnya sebisa mungkin.
Dia malah tertawa di hadapanku, suara tawanya pun sangat menggoda bagiku.
"Nuna, aku mencintaimu." Dia berucap manis dengan tangan mengusap pipiku lembut.
Aku tidak bisa seperti ini, aku lemah jika dia menampilkan sisi lembutnya, jika disini ada kamar aku pasti akan menyeretnya kesana.
Jungkook menyapa bibirku lembut mungkin dia sudah lupa jika kami berada di pesawat, bibir kami bertautan saling memberi juga menerima. Setelah ini, aku tidak yakin lepas darinya, sebab aku juga mencintainya.
Dia melepaskan pagutan manis kami walaupun aku belum puas dengan bibirnya.
"Aku mohon tetaplah di sampingku apapun yang terjadi." Bisiknya diatas bibirku.
Sesaat setelah dia mengatakan hal itu aku merasa ada yang tidak beres dengan kami.
🍭🍭🍭
Jungkook tak hentinya melihat kelakuan konyolku begitu sampai di tempat yang akan kami tinggali sementara, kami menginap di sebuah tempat penginapan yang berdekatan dengan laut, tempatnya sangat menyatu dengan alam, demi apapun aku rasa ini tempat terkeren yang pernah aku datangi.
Tempatnya tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, banyak juga kamar yang sama seperti ini berjarak sekitar lima meter berdampingan satu sama lain. Interior ruangan itu membuatku takjub, ruangan yang di dominasi bambu dan kayu membuatku semakin semangat untuk segera bermimpi indah di kamar tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/207127925-288-k275249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy MAN ✔
Fanfic[ FINISH ] 🔞🔞⚠️⚠️ Seorang pembuat permen yang penuh dengan rahasia.