Kini aku tengah menunggu sambungan telepon yang menghubungkan diriku dengan ibu yang melahirkanku. Waktu itu, Jungkook kembali setelah sebelumnya menghindariku, dia kembali dengan sebuah ponsel yang dia sodorkan padaku tanpa basa-basi walaupun senyuman masih terukir manis di wajahnya.
Aku menyambut ponsel tersebut dengan perasaan bingung, tak lama dia mengucapkan kata ibu hanya dengan gerakan bibir tanpa suara, tangan gemetarku mengarahkan ponsel tersebut ke telinga.
Aku masih sabar menanti sampai sebuah suara yang aku rindukan memenuhi pendengaranku.
"Halo?"
"Ibu?" Jantungku berdebar kencang, bersyukur ibuku masih hidup.
"So Won?" Katanya di seberang sana dengan perasaan terkejut.
"Iya, ibu. Ini aku."
"Kau baik-baik saja 'kan? Apa Jungkook yang mengizinkanmu menelepon ibu?"
Baiklah, sepertinya ibu mempunyai sedikit informasi dengan apa yang terjadi, aku melirik Jungkook sedang meminum kopi buatanku sebelumnya lalu menaikkan sebelah alisnya. Mimik wajahnya mengatakan 'siapkah kau mendengar dari ibumu langsung?'
Aku gugup, antara siap dengan tidak siap.
Baiklah, sepertinya aku harus menghadapi kenyataan ini.
Kurapikan dudukku diatas tempat tidur dengan kaki terlipat menyilang, semoga aku tidak pingsan, setidaknya aku sudah mempersiapkan diri agar tidak merepotkan Jungkook.
"Apa ibu baik-baik saja disana?" Tanyaku takut.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkan ibu disini, ibu sangat baik. Jungkook memberikan semua fasilitas terbaik dan menjamin kehidupan ibu disini, ya walaupun ibu tidak bisa sebebas disana, tapi ibu menikmatinya."
"Bu, sejak kapan ibu memakai obat-obatan itu. Kenapa ibu berbohong padaku?"
Terdengar helaan nafas berat disana, sepertinya ibu juga enggan mengatakannya padaku.
"Kal So Won, maafkan ibu. Maaf ibu tidak mendengar apa yang kau katakan. Ibu menyesal sudah mengenal Choi Handeul."
Baiklah, sepertinya akan ada hal tidak baik yang akan aku dengar, jantungku berdetak semakin tak karuan.
"Ibu di jebak olehnya."
Aku bersyukur jantung ini buatan Tuhan, aku tidak tahu jika ini buatan manusia mungkin sudah meledak.
"Dia memang sudah mengincarmu sejak awal, ibu juga tidak tahu apa yang dia cari darimu sampai akhirnya ibu tahu penyebabnya. Dia menawarkan sejumlah uang pada ibu asalkan ibu bisa memberikanmu padanya, maafkan ibu yang lebih memilih uang dibanding dengan perasaanmu." Dia menjeda kalimatnya lalu mengatur nafasnya kembali. "Kesalahan ibu tidak bisa di maafkan, ibu memang tidak bisa menjagamu."
"Setelah dia menawarkan uang, dia memberi ibu obat, dia ingin ibu ketergantungan dengan obat itu dan terus datang kepadanya, percayalah ibu menolaknya. Tapi, malam itu dia memaksa ibu meminum obat itu dengan ancaman akan membunuh ibu jika tidak ibu lakukan. Dia melakukan itu karena kau terus menolak ajakan ibu bertemu dengannya. Dia menggunakan ibu agar kau datang kepadanya."
"Dia melakukan hal itu karena kelab miliknya akan ditutup paksa oleh pria yang tidak ibu kenal. Ibu pernah bertanya padanya, kenapa harus kau kenapa bukan gadis lain. Faktanya adalah, ayahmu mempunyai hutang dengan pria asing itu dan tidak bisa membayarnya karena uang ayahmu tidak cukup."
"Toko satu-satunya yang menghidupi kita di ambil paksa oleh pria asing itu sampai ayah jatuh sakit dan meninggal. Harga toko itu pun tidak sebanding dengan besarnya hutang ayahmu. Itulah sebabnya dia menginginkanmu, dia ingin menjadikanmu budak nafsunya, dengan begitu hutang ayahmu lunas."
![](https://img.wattpad.com/cover/207127925-288-k275249.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy MAN ✔
Fanfiction[ FINISH ] 🔞🔞⚠️⚠️ Seorang pembuat permen yang penuh dengan rahasia.