Acara wisuda dimulai. Masing masing kelas menunjukkan bakatnya. Anggota osis lainnya, sibuk mondar mandir mempersiapkan apa yang di butuhkan oleh org yang akan pentas. Namun tidak untuk cowok dingin itu.
"Beb" panggil Fero ragu. Iya antara percaya atau tidak melihat sosok di sampingnya ini Anha.
Anha yang tadinya berdiam diri menunggu Salsa. Langsung menengok ke arah suara.
"Eh fer""Beb ini beneran lo?" Tanya Fero masih tidak percaya.
"Iya ini gue. Emg lo kira siapa?"
"Gila beb. Lo cantik banget" ucap Feri dengan ekspresi takjub.
"Apasih fer. Biasa kali" ucap Anha dengan senyum malu.
"Ydh. Kita ke kelas yuk beb" ucap Fero sambil merangkul bahu Anha. Anha tidak berontak karna itu adalah hal yang biasa dilakukan Fero.
Saat memasuki kelas, semua mata tertuju pada cewek yang dirangkul oleh Fero. Dan mereka langsung menghampiri Anha yang sih berada di depan pintu dan dalam rangkulan fero.
"Na. Ini beneran lo" tanya Niko.
"Gila na. Lu cantik banget" ucap candra.
"Gua berasa ngeliat bidadari cuyy" ucap Beni.
Semua cowok melihat ke arah Anha dengan tatapan tidak percaya. Tapi hal ini tidak terjadi pada cowok yang duduk dimeja paling depan. Cowok itu malah asik bermain game disaat yang lain ingin berfoto dengan Anha. Setelah selesai berfoto, Anha langsung menduduki kursinya. Diliriknya Adit yang sedari tadi sibuk memainkan hp.
"Dit" panggil seseorang dari arah pintu.
Adit tidak menjawab, ia hanya menengok ke arah suara.
"Kantin bro"
Tanpa basa basi, ia langsung bangkit. Namun belum sempat ia melangkah, Anha langsung memegang pergelangan tangan Adit. Adit nengok dan mengangkat sebelah alisnya saja.
"Mau nitip boleh?" Tanya Anha dengan hati hati. Anha takut kalo Adit akan marah karna dititipi sesuatu. Kenapa tidak dia sendiri saja yang membelinya?
"Apa" jawab adit kemudian.
"Es"
Tanpa basa basi Adit langsung melangkah meninggalkan Anha.
"Duhh.. kenapa adit gak jawab? gue salah kali ya nitip gitu" batin Anha. Anha tau Adit adalah cowok yang sangat dingin. Ya walaupun terkadang ia bersikap hangat jika berada di rumah.
Setelah sampai kantin, Adit dan Rio berpencar. Adit membeli es sedangkan Rio membeli bakso.
Tempat es sangat ramai. Ia harus mengantri."Hai dit" ucap seseorang tiba tiba dengan tangan menggelayut di lengan Adit.
Reflek adit langsung mengibaskan tangannya agar terlepas dari cewek ini.
"Kamu kenapa sih yank? Sampe kapan kamu nolak aku" Tanya cewek itu dengan wajah pura pura sedih.
Adit merasa mual. Dia benar benar muak dengan tingkah cewek ini.
Cewek itu mencoba memeluk lengan Adit lagi.
"Udh belom bro" tanya Rio mendekat ke arah Adit.
"Rio pergi deh lo! Ganggu!"
"Eh Ratu. Ngapain lo nempel nempel sama Adit?"
"Suka suka guelah. Apa urusannya sama lo!" Bentak Ratu.
Rio diam. Bukan karna ia takut dengan Rtu. Namun karna ia sadar Ratu adalah pemegang saham terbesar di SMA tunas harapan, maka ia tidak ingin kalau harus keluar secara cuma cuma.
"Dit lo beli tiga? Buat siapa?" Tanya Rio segelah sadar bahwa Adit memegang 3 minuman jeruk.
"Ana"
Ratu syok. Ia langsung melepaskan pelukannya dari lengan Adit.
Adit langsung meninggalkan Ratu yang masih terkaget kaget.
"Ada hubungan apa si cewek gatel itu sama Adit?" Ratu bertanya tanya dalam hatinya.
Tanpa bertanya, Rio paham kenapa Adit tidak membentak atau bersikap kasar pada saat Ratu dengan lancang memeluk lengannya. Adit memang cowok yang sangat dingin namun ia bukanlah cowok yang kasar.
Di tempat lain, Anha menunggu Adit yang sudah agak lama tidak kunjung datang. Anha jadi merasa merasa tidak enak telah menitipi Adit sesuatu.
Tak lama kemudian Adit datang membawa tiga es jeruk.
Anha tersenyum lega. Ia kira Adit marah. "Makasih" ucap Anha tersenyum saat Adit menaruh es di meja Anha.
Rio mengambil kursi yang berada di dekat Anha. "Gue ikut makan disini ya" ucap Rio sambil memperbaiki posisi kursi yang ia taro didepan Adit dan Anha.
Adit menggeser baksonya kedepan Anha.
Rio langsung menghentikan gerakannya yang sedang mengaduk bakso. Ia bingung. Begitupun dengan Anha.
Adit yang membaca wajah Anha langsung berbicara. "Buat lo"
"Ga ush dit. Lo makan aja" ucap Anha ragu ragu. Ya karna sebenernya cewek itu lapar. Dia belum sempat sarapan tadi.
Adit tidak bicara. Ia hanya menatap Anha.
Anha yang mengerti maksud adit, langsung mengaduk baksonya dan memakannya. Adit memang cowok yang keras kepala.
Acara dimulai
Adit dan Anha mempersiapkan diri untuk menampilan sesuatu dari perwakilan kelasnya.
Adit melirik ke arah Anha. Cewek itu kelihatan grogi. "Anggap mereka benda mati"
"Gue takut nih"
"Lo gak sendiri"
Ucapan Adit barusan dapat membuat Anha sedikit tenang. Ya. Seharusnya Anha sadar ia tidak sendiri.
"Baik. Kita panggilkan perwakilan dari kelas 12 ipa 1. Adit dan Anha" suara pembawa acara dengan lantang menyebutkan nama mereka. Terdengar riuh sekali suara dukungan untuk mereka. Entah dari teman kelas atau fans Adit.
Adit menyetel gitar yang akan dipakainya. Sedangkan Anha menunggu pembukaan dari petikan gitar adit.
Saat Anha memulai bernyanyi, suara penonton semakin riuh. Mereka terbawa perasaan dengan lagu yang Anha dan Adit bawakan diatas panggung ini. Adit dan Anha membawakan lagu Anji-kucinta dia. Suara Anha yang indah dan petikan gitar Adit yang halus menyatu dalam nada yang sangat indah. Semua org menyukai pertunjukkan yang di bawakan oleh Adit dan Anha.kecuali Ratu. Ia sangat membenci pertunjukan ini. Pertunjukan dimana Adit terlihat romantis dengan Anha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
RomanceCold. Kata yang tepat untuk mewakili sifat cowok yang bernama Adit ferdian. Cowok dingin yang tidak pernah dekat dengan cewek manapun. Namun apakah kata "cold" juga berlaku untuk cewek yang telah berhasil membuatnya jatuh cinta? Lalu bagaimana jadin...