22 •Masa lalu

754 42 9
                                    

"Mungkin dengan kepergianku bisa membuatku melupakan masa lalu itu"

-Adit ferdian-

***

"Dit" pangggil Anha sambil membuka pintu kamar Adit. Ya karna setelah kejadian kemarin, Adit menurung dirinya dikamar.

"Dit. Gue bawain makanan buat lo"

Adit hanya terdiam dengan kepala menunduk.

"Dari pagi lo belum makan. Lo makan dulu ya"

Adit tetap diam. Pandangannya terus saja mengarah pada selembar foto yang ia pegang.

Anha tidak tau siapa perempuan yang ada dalam foto itu. Namun Anha tau dengan pasti kalo perempuan itu pasti istimewa untuk Adit.

Beberapa menit berlalu dengan suasana hening. Adit yang terus2an menatap foto ditangannya dan Anha yang diam menunggu reaksi Adit.

"Kasih"

Stu kata yang keluar dari mulut Adit mampu menjawab semua pertanyaan yang sedari tadi berada di kepala Anha. "Cantik"

"Bukan sekedar cantik. Dia juga perempuan yang sangat baik" ucap Adit dengan terus menatap foto itu.

Anha terdiam. Tidak tau harus berkata apa. Anha tau saat ini hati Adit pasti sedang kacau.

"Kenapa kamu pergi kasih? Kenapa kamu ninggalin aku?"

"Dit lo ga boleh kaya gini. Lo harus ikhlas"

"Kenapa tuhan ambil dia Na? Kenapa ga gue aja"

"Dit lo ngomong apa sih" ucap Anha sambil memeluk Adit dari samping. Ia tidak peduli dengan apa yang sedang ia lakukan. Ia hanya ingin menenangkan Adit. Entah kenapa Anha merasa sakut ketika Adit seperti ini.

"Studio 2 adalah studio yang sering gue pakai bersama kasih. Dan studio 3 adalah studio terakhir yang kami pakai. Lo tadi nanya kenapa ga di studio 3? Karna ini jawabannya. Setiap gue masuk ke studio 3, gue selalu ingat dengan kasih. Gue anggap studio 3 membawa petaka"

Anha terdiam mendengar cerita Adit. Namun satu pertanyaan muncul di kepala cewe itu. Kenapa Adit tidak ingin bernyanyi di studio 3, bukankah itu hanya cerita tentang adit dan kasih? Lalu kenapa ketika Adit bersama dirinya tetap tidak mau di studio 3?

"Na"

Anha hanya menengok.

"Lo lagi mikirin apa?"

"Oh enggak kok Dit. Ga mikirin apa apa"

"Gue ga mau kejadian Kasih terulang lagi. Gue anggap studio 3 pembawa petaka. Itu sebabnya gue ga mau bawa lo nyanyi di studio 3"

Seperti jatuh dari gedung tinggi, Anha kaget. Adit selalu saja tau apa yang dipikirkan oleh dirinya. "E..gue keluar dulu ya..makanan lo jangan lupa dimakan" ucap Anha terjeda jeda lalu melangkah keluar dari kamar Adit.

Adit tersenyum kecil melihat tingkah Anha yang seperti kebakaran jenggot.

16.00

"Na"

Tidak ada jawaban dari kamar Anha.

"Anha gue masuk ya"

"Hmm" jawab Anha seadanya dengan suara berat.

Adit membuka pintu dan mendapati Anha sedang tertidur. Ia terdiam sambil menatap wajah anha. Adit sadar bahwa Anha adalah perempuan yang sangay manis. Tanpa ia sadari senyum di bibirnya mulai mengembang.

Anha membuka mata dan mendapati Adit sedang menatapnya sambil tersenyum. "Ngapain lo liat2 muka gue?"

Adit kaget dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gr lo"

"Jujur aja kali" ledek Anha.

"5 menit. Gue tunggu di bawah"

"Ha?" Anha yang baru bangun tidur langsung terbengong dengan ucapan Adit. Cowo itu selalu saja seperti ini.

"Lama amat sih lo" ucap Adit saat melihat Anha turun tangga.

"Ye..udh cepet ini mah. Lagian mau kemana sih tiba2 dadakan"

Tanpa menjawab, Adit langsung berjalan ke arah garasi mobil.

1 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

"Lo mau ajak gue ngeliat senja? Kenapa jauh2, tempat biasanyakan ada"

"Lo coba liat sekeliling lo"

Anha melihat sekeliling. Ia baru sadar kalau pantai ini sangatlah bagus. Air biru yang jernih dan karang yang terdampar. Ombak. Ya itulah kunci laut ini. Ombaknyalah yang paling membuat Anha kagum.

"Lo suka tempat ini?"

Anha tersenyum dan mengangguk. "Tapi kenapa lo bawa gue kesini?"

Adit menengok ke anha dan tersenyum. "Ini bukan pantai biasa Na. Ini adalah pantai favorite gue"

"Pantai favorite lo dan Kasih?"

"Bukan. Ini pantai favorite gue pribadi. Bahkan kasih belum pernah gue ajak kesini"

"Kenapa ga lo ajak Dit?"

"Tadinya mau gue mau ajak. Tapi belom sempat. Dia keburu pergi" ucap Adit sambil menatap langit yang perlahan memerah.

Anha hanya mengangguk dengan tatapan yang mengarah ke langit.

"Na..gue mau ngomong sesuatu" ucap Adit menatap wajah Anha serius

"Apa?" Jawab Anha juga dengan tatapan serius.

"Gue bakal pergi ke luar negri"

Anha terdiam. Kenapa ia jadi merasa kehilangan saat Adit berbicara seperti itu? "Oh..yaudah. Gue.. dukung lo kok" ucap Anha lalu mengalihkan pandangan menatap matahari.

"Tapi sebelom gue pergi, gue mau lo tau sesuatu"

"Apa?" Ucap Anha kembali menatap Adit.

"Tunggu gue ya Na"

Anha terkejut dengan ucapan Adit. "Maks........" ucap Anha terputus karna kecupan Adit di keningnya.

Adit memeluk Anha yang sedang dipenuhi dengan tanda tanya. "Gue akan kembali buat lo"

"Maksudnya" tanya Anha pelan. Antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi saat ini.

"Gue tau Na. Lo punya perasaankan buat gue? Gue gamau kehilangan lagi Na. Gue gamau kehilangan lo"

Entah perasaan apa yang ada dipikiran Anha saat ini. Reflek ia memeluk Adit. "Kenapa lo harus pergi Dit"

"Lo tenang aja. Gue pasti kembali"

"Kalo lo ga kembali gimana?"

"Itu ga mungkin. Gue pasti kembali. Karna gue udh jatuh cinta sama lo Na"

"Gue juga jatuh cinta sama lo Dit"

Senja mulai melihatkan keindahannya. Adit dan Anha yang saat ini saling merangkul benar2 terpesona dengan keindahannya.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang