15 •Masalah

3.5K 130 13
                                    

"Apakah cewek akan seperti orang yang tidak punya hati ketika sudah ada kata BENCI?"

-Anha shyrta-


***

"Ri emang kak Tama kemana sih?"

"Ngambil barang barang Fi sama Ana"

"Ih ngapain juga sama Ana?"

Rio menatap Fio bingung. "Kenapa?"

"Ya gpp. Yang laen kan ada gitu. Kenapa harus Ana mulu?"

"Maunya Ana. Mau diapain?"

"Diakan anak baru. Gue ini bendaharanya. Selama ada tuh anak kak Tama jadi berubah"

"Berubah gimana?"

"Ya berubah. Mereka tuh lagi pdkt apa gimana sih?"

"Pdkt? Gak Fi. Lagi lo selow aja sih. Gue aja yang sekretarisnya biasa aja"

"Ya tapikan lo emang gak pernah pergi sama kak Tama. Gue yang selalu sama dia"

Rio diam

Tak lama kemudian pintu ruangan itu terbuka.

"Dasar kegatelan" bisik Fio saat melewati Anha.

"Rio, gimana?"

"Udah saya handel kak"

"Oke makasih Rio"

"Sip"

"Em..kak saya keluar dulu ya?"

"Iya. Makasih ya Ana"

"Iya kak"

"Saya juga kak" ucap Rio dan melangkah menyusul Ana.

"Iya"

"Ana"

"Kenapa Ri?"

"Gue pengen ngomong sama lo"

"Ngomong apa?"

Anha mengikuti langkah Rio yang dapat dipastikan kearah taman.

"Lo lagi deket sama kak Tama?"

"Biasa aja. Kenapa emang?"

"Kalo emang lo lagi deket, mending jangan deh"

"Loh? Kenapa?"

"Jangan cari masalah Na sama Fio"

"Masalah? Maksudnya apa sih Ri? Gue gak ngerti"

"Na lo itu udah dapet masalah sama Ratukan? Jangan ditambah lagi deh. Gue takut lo di apa-apain sama geng womens"

"Lo tenang aja. Gue gpp kok"

"Serius?"

"Iya" Anha tersenyum.

"Tapi liat aja. Nyampe si Fio berani nyentuh lo, gue yang bakal hadapin"

Anha tersenyum. Cewek itu tidak menyangka bisa dapat sahabat sebaik dan secare Rio. Padahal mereka belum lama kenal. "Iya. Gue bisa jaga diri kok"

"Hati hati aja ya Na"

"Makasih Ri"

***

Anha dan Adit berjalan berdampingan menuju kelas.

"Kemaren sama si doi. Sekarang sama si ini" celetuk Fio.

"Semua cowok aja di embat" celetuk Dea.

"Namanya juga kegatelan" Celetuk Fina.

"Santai aja guys. Masih awal" ucap Ratu dengan nada menusuk.

Anha sadar kalau ucapan itu untuk dirinya.

Anha menduduki bangkunya dan melihat sebuah kertas yang terlipat menjadi dua dikolong mejanya. Belom tau gimana rasanya dikeluarin dari sekolah?! Isi surat tersebut. Seketika rasa takut menyelimuti hati Anha. Bukan, dia bukan takut oleh geng womens. Dia takut kalau sampai keluar dari sekolah ini hanya karena masalah sepele.

"Na"

"Kenapa?"

"Ikut gue"

Anha mengikuti Salsa yang sudah berjalan ke luar kelas

"Lo ada masalah apa lagi sama geng womens?"

"Gue gak Sal. Gue gak pernah cari masalah, tapi merekanya kaya gitu"

"Bukannya masalah lo sama Ratu udah mulai selesai ya? Trus apa lagi?"

Anha diam. Bingung ingin memulai bicara dari mana.

"Lo tau gak? Tadi pas Fina naro surat itu dikolong meja lo, dia tuh keliatan serem banget mukanya. Udah kaya mau nelen orok"

"Tadi gue juga ketemu Fina di koridor depan. Emang dia naro surat ini kapan?"

"Tadi pagi. Pas gue wa lo"

Anha diam

"Emangnya lo bikin masalah apa lagi sih Na ke mereka?"

"Gue gak bikin masalah apa apa Sal"

"Trus? Kenapa mereka nyampe kaya gini ke elo?"

"Fio kesel ke gue"

"Kok bisa? Pasti ada masalah lain"

"Gara gara gue pergi kemaren"

"Emang lo kemaren pergi sama siapa?" Bingung Salsa

"Kak Tama"

"Yaallah Ana..jadi lo kemaren dipanggil kak Tama trus pergi sama kak Tama?"

"Iya. Lagi itu juga buat ambil bahan bahan yang dipake buat pmr kok"

Salsa menepuk dahinya. "Aduh..tambah marah itu sihh"

"Marah gimana sih?"

"Ana, lo tau gak sih kalo si Fio suka sama kak Tama?"

Anha menggeleng

"Dia itu suka sama kak Tama Ana..ditambah lagi lo gantiin posisi dia"

"Gantiin gimana sih Sal? Lo tuh kalo ngomong jangan sepotong potong"

"Gini loh Ana sahabatku yang manis...Fio itu suka sama kak Tama. Dan dia juga paling gak suka kalo diusik. Dengan lo pergi sama kak Tama buat ambil bahan pmr, itu lo udah gantiin posisi dia. Soalnya yang sering pergi sama kak Tama buat urusan pmr itu dia. Dan itu artinya sama aja lo usik dia. Lo udah buat dia cemburu dengan lo deket sama kak Tama. Ditambah lagi lo usik dia dengan lo gantiin posisi dia. Itu sama aja lo cari mati!"

Anha kaget tak percaya. Yang dibilang Salsa sangat masuk akal. Ditambah lagi Salsa adalah orang yang sudah dari kelas 1 masuk pmr. Sudah pasti Salsa tau semuanya. "Trus gue harus gimana Sal?"

Salsa menaikan bahunya. "Gak mungkin jugakan lo berlutut minta maaf?"

Anha diam. Bingung dengan semua ini. Masalah dengan Ratu saja belum kelar. Sekarang timbul masalah baru lagi.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang