Pembalasan dari Masa lalu (part 3)
.
"Orang yang kau cari itu… Sudah tidak bekerja lagi untuk organisasi SHAMAN. Dia dikeluarkan sepuluh tahun yang lalu karena isu jelek yang dilakukannya. Namanya adalah Thomas Tom" Si pria berambut pirang pun menatap Halilintar yang sepertinya tidak menunjukkan ekpsresi apapun saat nama orang itu disebutkan. "Kau tidak kenal dengan nama itu?" tanyanya.
Halilintar menggeleng. "Aku tidak pernah dengar apapun tentang nama itu" jawabnya.
"Ya sudah. Kalau begitu aku akan lanjut membacakan bagian tuduhan kejahatan. Pembantaian massal yang menimbulkan hilangnya suatu ras, pelanggaran Hak Asasi, pembunuhan berencana pada anak di bawah umur, bertindak di luar perintah organisasi dan melakukan penelitian ilegal. Tapi dengan semua tuduhan yang didapatkannya dia tidak bisa dijebloskan ke penjara karena tidak adanya saksi hidup maupun bukti kuat yang bisa memastikan semua kejahatannya selama ini. Tapi sebagai gantinya dia di keluarkan dari keorganisasian dan gelar ksatrianya pun dicabut. Dalam menjalankan aksinya dia juga menggunakan identitas palsu. Diantaranya Claudius, Bage Ge, Jonathan "
Halilintar pun tersentak tepat ketika Zero menyebut nama samaran yang terakhir milik orang bernama asli Thomas tersebut. Sontak saja raut wajah pemuda itu menengang bercampur marah begitu mendengar nama yang disebutkan.
"Uhm? Kau tahu nama itu? Dari raut wajahmu sepertinya iya" selidik Zero begitu melirik wajah pemuda di depannya.
Pemuda bermanik ruby itu pun menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan mulai bercerita. "Ya aku pernah dengar nama itu sekali dua kali. Kalau tidak salah dia adalah orang dari kantor pemerintahan yang bekerja untuk Ayahku. Pertengahan musim panas, tanggal 23, bulan juli, ada yang memberikan sebuah lolipop untuk adikku yang masih berumur lima tahun waktu itu. Saat itu yakin Adikku memanggilnya 'Paman John'" jelasnya panjang lebar.
"Woah~ Aku kagum kau bisa mengingatnya sampai sedetil itu" komentar si rambut jerami kagum. Kalau dia tidak akan mungkin mengingat hal kecil sampai sedetil itu.
"Yah~ bisa dibilang ingatanku itu sangat tajam" sahut Halilintar agak dingin masih asik melipat tangannya.
"Ya apapun itu, melihat hanya kau dan adikmu yang selamat dari insiden tersebut sepertinya kesaksian kalian akan berguna nanti."
"Tidak, aku saja sudah cukup, nggak perlu melibatkan adikku, anak itu tidak tahu apapun tentang hal ini. Lebih tepatnya dia tidak punya lagi ingatan apapun tentang kejadian itu" tolak Halilintar sembari menggulirkan manik merah delimanya tersebut dengan tatapan sendu dan sedikit menerawang.
Zero pun menghela berat. "Ya sudah kalau begitu. Aku akan menghubungimu jika mendapatkan informasi baru. Anu, bisa minta nomor handphone mu?"ujarnya sembari mengeluarkan ponsel lipat dari kantong jasnya dan menekan tombol kontak.
"+81-3XX-XXX-XXX"
Segera si pria berambut pirang pun mengetik nomor yang disebutkan oleh vampir bermanik ruby tersebut dan menyimpannya ke kontak. "Eto… Halilintar, kan?" tanyanya saat memasukkan nama untuk nomor tersebut.
Halilintar hanya menggumam yang berarti 'iya'.
"Sip" Zero pun langsung mengantongkan kembali handphone nya segera setelah berhasil menyimpan nomor tersebut. "Terima kasih atas kerjasamanya. Kami harap dengan ini bisa segera mengungkap kejahatan dan penelitian ilegal milik Thomas" lanjutnya berterima kasih pada Halilintar.
"Penelitian?"
"Ya. Setelah mengusirnya keluar dari organisasi kami berhasil menggerebeknya tengah melakukan semacam penelitian ilegal dengan menggunakan DNA yang didapatkannya dari makhluk mistis yang sudah ditanganinya selama ini. Tapi saat kami berusaha menangkapnya, dia berhasil melarikan diri dengan membawa serta semua hasil penelitiannya. Entah apa yang ingin dilakukannya dengan hasil penelitiannya itu, tapi aku punya firasat itu digunakan untuk hal-hal buruk"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fanfiction Elemental
RandomKisah para elemental boboiboy yang berwujud manusia namun bukan manusia. Yaya hanya bisa berlindung pada mereka.Yaya merasa semuanya tidak terlalu buruk, tinggal bersama mereka merupakan hal yang sangat indah. Mulai dari bermain dengan mereka, belaj...