15

1.5K 78 36
                                    

Malam pun menjelang, sementara itu di kediaman keluarga Ryuuketsu, dimana terdapat sebuah kamar kecil tempat kedua kakak beradik itu beristirahat. Terlihat si adik tengah terlelap dengan nyaman dibawah hangatnya selimut tebal dan empuk.

Klik...

Sret...Sret...

Sruk...

Hingga tidurnya pun terganggu oleh suara yang cukup berisik dari dalam kamarnya. Ia mengerutkan kening tak nyaman dan secara perlahan membuka mata. Yang pertama dilihatnya adalah cahaya temaram dari lampu kecil yang ada di meja belajar.

Sret...Sret...

Suara itu muncul lagi.

Ternyata asalnya dari goresan pensil yang tengah dipegang oleh orang yang duduk di depan meja tersebut. Sosok anak kecil yang harusnya tidur di futon sebelahnya justru masih bangun dan sibuk berkutat mengerjakan sesuatu.

"Ugghh... Nii-chan...?" lenguh Blaze yang setengah bangkit sembari mengucek matanya.

Halilintar melirik padanya. "Maaf... Apa aku membangunkanmu?" katanya.

Yang segera dijawab adiknya dengan gelengan pelan. "Nii-chan, kau tidak tidur?" tanya Blaze agak lemas.

"Tidur kok, tapi setelah kuselesaikan ini" jawab Halilintar sambil tersenyum sebelum kembali fokus pada buku tulisnya.

Mata bocah kecil itu menyipit, terlihat begitu bersalah. Jika saja tadi siang ia tidak memaksa Kakaknya untuk bermain bersamanya, dia tidak akan tetap berjaga mengerjakan pekerjaan rumahnya sampai selarut ini. "Maaf... Karena aku Nii-chan jadi..."

"Tidak apa-apa... Kebetulan aku juga ingin main denganmu kok" sela Halilintar memotong ucapannya tanpa menoleh sedikitpun. Blaze sampai terbelalak mendengarnya, perasaannya campur aduk antara senang dan bingung.

Rasa kantuk kembali mendatanginya hingga tak sadar dia pun kembali tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi sedang berada di sebuah ruangan yang begitu luas, tapi semuanya berwarna hitam. Tak lama kemudian api berkobar di dalam sana, hingga membuatnya terkejut. Pada awalnya apinya kecil dan berwarna merah, tapi lama-lama semakin besar dan berubah warna menjadi biru. Samar-samar muncul sesosok makhluk yang mengintipnya dari balik pijaran api-api tersebut. Tidak jelas itu makhluk apa, karena saat Blaze coba mendekat dia malah terbangun dengan tubuh penuh peluh.

Saat dia menoleh terlihat Kakaknya masih sibuk dengan tugas sekolahnya. Berarti dia baru tertidur sebentar, mungkin satu jam belum ada.

Beberapa saat kemudian Halilintar pun selesai mengerjakan PR. Dia meregangkan punggungnya setelah penat karena duduk terlalu lama, sesekali juga menguap sambil mengucek matanya. Cepat-cepat dirapikannya segala macam buku serta alat tulis yang berceceran diatas meja belajar tersebut lalu dimasukkan ke dalam tas agar besok pagi dia tidak perlu repot mengatur perlengkapan yang ingin dibawa.

KLIK

Lampu kecil diatas meja itu seketika padam dan Halilintar segera beranjak menuju selimut miliknya.

Ketika ia hendak masuk ke dalam selimutnya itu. "Eh?" dia dibuat kaget oleh tatapan polos dari sepasang mata bermanik senja diseberangnya. "Blaze... Kau nggak balik tidur lagi?" celetuk Halilintar spontan. Blaze hanya diam sambil sesekali melirik ke berbagai arah yang ada. Kakaknya sampai mendengus pelan melihat tingkahnya itu. Dan Halilintar tahu jika Blaze seperti ini pasti sebelumnya dia bermimpi buruk.

Ia berpikir sejenak apa yang harus dilakukannya untuk memancing adiknya itu.

Hingga terpikirlah sebuah ide.

"Mau tidur bareng?" tawar Halilintar, tampak menepuk-nepuk salah satu sisi selimutnya.

Blaze sontak bangun dari pembaringannya dan dengan cepat menarik bantalnya. Sementara di saat yang sama Halilintar bergeser untuk memberikan ruang yang cukup agar adiknya itu bisa berbaring. Bantal kecil itu pun diletakkan di samping kepala Kakaknya dan bocah kecil tersebut langsung saja mengambil posisi tidur di sebelah Halilintar. Ia mencoba menyamankan diri selagi si Kakak menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal yang lembut, namun tidak membuat kepanasan orang yang memakainya. Justru malah sejuk untuk udara panas di musim seperti ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fanfiction ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang