Mystic Apartement 14

852 52 12
                                    

Kenyataan dan Kebohongan (Part 4)

Sebelumnya kita ketahui jika Shiva mengamuk karena duel yang terjadi diantara kedua kepribadiannya. Akibat itu terjadilah badai salju lebat yang menyebabkan seluruh pulau membeku dan tertutupi salju. Bahkan tempat berlindung terbuat dari boneka kayu Totoitoy pun ikut membeku dan membuat mereka terjebak di dalam sana. Tapi beruntung suhu dingin itu tidak mencapai bagian dalam dari kubah tersebut.

Lagipula, masih tidak aman jika ingin keluar sekarang.

"Apa ini?" tanya Yaya, mungkin lebih ke dirinya sendiri.

"Ini adalah bagian dalam dari cangkang boneka kura-kura raksasa milikku. Untuk saat ini kita aman di dalam sini" jawab Totoitoy menjelaskan.

Tangannya tampak ia arahkan ke depan untuk mengambil gulungannya yang tadi terbenam ke tanah. Dengan sedikit perintah benda itu keluar dengan sendiri dan terlihat melayang-layang di hadapannya. Saat dia memegangnya, ia pun mulai mengganti topik pembicaraan yang lain. "Yang lebih penting bagaimana keadaan Ryuuketsu?"

Yaya tersentak dan sedikit mengerjap kaget, lalu mulai mengecek kembali keadaan Blaze. Ia memeriksanya dengan seksama mulai suhu tubuh, detak jantung dan denyut nadi. "Itu... Setelah kejadian tadi, tiba-tiba saja Blaze kembali bernafas, tubuhnya mulai menghangat dan denyut nadinya perlahan kembali normal, luka di dadanya pun pulih dengan sangat cepat. Tapi dia masih belum siuman" jelas gadis itu.

Totoitoy mendekat, terlihat bocah vampir itu tengah terbaring diam dengan dua buah jaket sebagai pengganti selimut untuk menghangatkan dirinya. Satu milik Ice dan yang satu lagi punya Yaya. Adik dari Yaya itu berjongkok dan mengamatinya lekat-lekat. Memang benar, kulitnya sudah tidak sepucat tadi, dia pun terlihat bernafas normal menggunakan pernafasan perut. Wajahnya damai sekali. Dilihat bagaimapun dia hanya seperti tertidur saja.

Tapi itulah yang jadi membingungkan sampai membuat Totoitoy mengernyitkan dahi.

"Kenapa?" Yaya tampak terheran-heran melihat wajah kecut adiknya.

Masih fokus, tanpa menoleh pada Yaya, anak itu mulai menjelaskan. "Tidak. Yang kutahu tombak es itu bisa membuat apapun yang menyentuhnya beku dengan cepat. Jika dia menerima serangan langsung seperti tadi maka organ dalamnya akan membeku dan harusnya dia sudah mati sekarang. Mungkinkah... Begitu rupanya..."

"Apa?"

"Sepertinya dalam hal ini Phoenix ikut turun tangan. Ya wajar, dia pasti nggak akan membiarkan tuannya sampai mati." Ujar Totoitoy.

"Phoenix itu... adalah yang diincar oleh orang-orang tadi kan? Apa itu familiarnya Blaze?" tanya gadis itu lagi.

"Begitulah. Setahuku Phoenix itu adalah familiar yang sangat langka. Mitos yang kudengar dan dipercaya oleh ninja vampir, phoenix hanya muncul sekali saat seribu tahun yang lalu. Dia lumayan pemilih dalam menentukan hostnya. Memang tidak separah Seiryuu, tapi Phoenix itu sangat setia. Jika tuannya mati maka dia akan menyusul dan ikut mengantarkannya ke alam baka. Setelah itu dia akan dilahirkan kembali bersama dengan host yang baru. Kalau Flame emperor itu sampai memilih Ryuuketsu berarti ada sesuatu yang spesial padanya. Dan kelihatannya familiarnya ini sangat kuat hingga bisa menghentikan kekuatan Shiva. Itu berarti tidak ada satupun diantara kita yang menghadapinya selain Ryuuketsu."

"Tapi gimana caranya? Dia aja nggak bisa bangun. Selain itu, yang kudengar dari Hali-Nii kalau Phoenix sudah lama disegel. Dia terpaksa melakukannya karena Blaze nggak mampu mengendalikannya." komentar Ice terhadap pendapat Totoitoy sebelumnya.

"Aku sudah dengar. Kebakaran di sekolah kemarin itu terjadi karena familiarnya mengamuk. Tapi itu tidak bangkit sepenuhnya kan?" kata Totoitoy sambil bersedekap. Dan Ice mengangguk pelan menanggapi ucapannya. "Jadi apa kau tahu kira-kira kenapa segelnya sempat terbuka waktu itu?" lanjutnya bertanya.

Fanfiction ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang