Mystic Apartement 11

790 60 6
                                    

Kenyataan dan Kebohongan (Part 1)

.

Tokyo terkenal sebagai ibukota dari negara Jepang, saat pertama kali mendengar nama Tokyo pasti yang muncul dalam bayangan adalah gedung-gedung tinggi, kantor-kantor pemerintahan atau pusat perbelanjaan.

Namun, Tokyo sebenarnya juga memiliki area hutan yang sangat luas. Tepatnya ada di sisi barat dari pusat kotanya, jika area tepinya biasanya digunakan untuk wisatawan maka saat masuk lebih dalam akan ada bagian yang lebih rimbun dan tak tersentuh manusia.

Dan disinilah...

.

.

Seorang bocah berusia sekitar 16 tahun dengan jaket merah khas nampak berdiri sambil berkacak pinggang di depan jejeran pohon-pohon berdaun lebat hingga sinar matahari pun tak mampu menembus sela-sela cabangnya. Beberapa saat kemudian ia mulai bersiap sambil merengangkan otot-otot lengan serta kakinya.

Saat dirasanya cukup ia pun menarik nafas dalam dan mengambil ancang-ancang. Lalu langsung berlari ke dalam hutan.

Dengan cepat langkah-langkahnya mulai menelusur di dalam hutan yang gelap dan disana ia sudah disambut oleh mesin penembak *shuriken yang terpasang pada beberapa pohon di sana dan langsung menembakan senjata berbentuk bintang empat berpinggir tajam tersebut ke arahnya.

Secara refleks Blaze pun terhenti dan langsung melompat untuk menghindar hingga akhirnya mendarat di atas cabang sebuah pohon. Dengan melompat dari satu cabang ke cabang lain ia pun terus masuk lebih dalam lagi ke hutan.

Tak dikira di atas sana pun juga ada dua buah penembak yang terpasang berseberangan. Saat bocah itu mengenai sensornya, secara otomatis satu dari dua pelempar itu pun menembakan tiga buah shuriken yang merupakan amunisinya.

Sontak bocah itu pun melompat mundur untuk menghindari serangan pertama. Serangan kedua datang, Blaze pun langsung menggigit jempolnya hingga mengeluarkan darah. Seketika butiran berwarna merah itu bergerak dan perlahan membentuk 3 buah Shuriken berwarna hitam.

Segera saja Blaze pun melemparkan senjata buatannya tersebut ke arah mesin pelempar. Ketiganya langsung terpental ketika beradu dengan dua senjata dari Blaze sedangkan satu buah lagi terus melesat dan menancap pada tombol yang terdapat di penembak kedua hingga membuat mesinnya mati.

Penembak yang satu lagi belum mati, tapi sayangnya tombol off nya di belakang pohon. Saat benda itu menyerang Blaze pun kembali menghindar dengan cepat dan langsung melompat ke atas tanah. Posisinya saat ini begitu sempurna untuk mengincar tombolnya, tanpa basa-basi ia pun kembali membuat beberapa buah piau itu lagi. Satu untuk dilemparkan ke tombol itu, sedang dua lagi untuk menangkis serangan dari arah belakangnya.

2 dari tiga piau terpental, satu lolos dan melesat dengan cepat ke arah anak itu. Namun dengan cepat pula Blaze menangkap dan melemparkannya balik ke mesin pelontar tersebut. Saat alat itu berhenti berfungsi Blaze pun kembali melangkahkan kedua kakinya dengan cepat melewati tiap sela batang pohon besar dengan akar-akar tebal yang menyembul keluar dari tanah.

Semakin lama langkahnya pun terus membawa ia masuk lebih dalam. Rasanya sedikit ganjil, harusnya masih ada beberapa perangkap yang terpasang disini. Apa dia salah jalan ya? Tidak mungkin kan hewan kecil seperti tupai atau semacamnya mengusik keberadaan jebakan-jebakan itu, kalau iya pasti sekarang ada jejaknya.

Sibuk melihat ke atas karna mencari pelontar Shuriken, dia tidak memperhatikan ke bawah hingga tak sengaja menginjak gundukan tanah basah yang cukup empuk. Sontak ia pun mengangkat kakinya, dan memperhatikan gundukan tanah tersebut. "Oh... sial..."

Fanfiction ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang