prolog.(290320)

3.5K 140 10
                                    

Yang belum baca Ma Busan Boy, sepertinya harus ke sana dulu agar ndk bingung dengan cerita ini. Karena ini masih sangat berhubungan dengan cerita tersebut.

Tak panjang kata, Happy Reading. Semoga kalian suka.

Ini baru prolog jd baru sedikit ya say. 💜💜💜💜
.
.
.
.
.
.
.

"Jadi hanya itu? Artiku bagimu, Park Jimin?"

"Ayolah jangan terlalu mendramatisir keadaan Seonyi, yang terpenting kita sama-sama senang bukan? Kita sama-sama puas itu sudah cukup."

Wanita itu terdiam. Menatap kosong pada sosok Jimin, sang pemuda dimana ia memilih menyerahkan seluruh tubuhnya untuk pertama kali. Rasa cintanya yang buta tak pernah mengizinkannya untuk berfikir dua kali setiap kali si marga Park mengagahinya. Hingga kenyataan akan status hubungan mereka pun berakhir dengan ucapan kejam dari sang idola.

Seonyi, sang masternim pemuja setia dari idola Korea bermarga Park itu pun memilih mundur. Mengemas sedikit dari sisa kesadarannya untuk ia bawa pergi, setelah untuk kesekian kalinya seorang Jimin mengoyak seluruh cintanya menjadi butiran debu yang tak berguna.

Ini bukan salah Jimin, hati kecil Seonyi masih membelanya, meski begitu banyak duri telah ia gunakan untuk menggores dan melukai hatinya yang semakin hari semakin rapuh. "Ini adalah salahku." ucapnya meyakinkan diri untuk menerima dengan lapang bahwa seluruh kekecewaannya adalah karena kesalahannya bukan karena si marga Park.

Akan selalu Seonyi ingat kata-kata itu, yang mengakhiri pertemuannya dengan sang idola untuk selamanya.

"Bukankah ini adil? Kau memujaku untuk merasakan bagaimana bermain dengan tubuhku? Jadi kita impas. Aku telah memenuhi hasratmu untuk bisa bercinta dengan idolamu. Dan kau membebaskanku dari kewajiban membayar sewa atas tubuhmu. Kita sama-sama untung. Jadi berhentilah mengeluh dan nikmati saja hubungan kita seperti sebelumnya."

Dan malam itu, sekali lagi Seonyi mendesah dalam kendali Jimin, untuk terakhir kalinya. Karena setelahnya ia tak akan pernah kembali.

*

Gadis itu masih berlari meski nafasnya sudah tersengal. Menyadari tak ada yang bisa ia lakukan lagi maka sang wanita pun hanya bisa bergerak menjauh. Menjauh dari sebuah asa yang ia rajut selama bertahun-tahun dengan satu benang merah yang hanya bertuliskan sebuah nama.

Harusnya sebelum ia terjerat waktu itu, dirinya bisa menguasai diri untuk terlena dan tidak terjatuh dalam pelukan seorang Park Jimin. Tapi sayangnya hati kecilnya tak bisa menolak pesona pria bermarga Park itu. Berharap setelah ia menyerah di atas ranjangnya, maka sang wanita akan menyandang status yang lebih baik dari hanya sekedar teman tidur. Maka Seonyi pun mencoba untuk bertahan dan menunggu sang pria mengungkapkan kata cintanya.

Tapi, nyatanya semua itu tak kunjung datang. Malah kenyataan yang ia lihat seolah menjadi sebuah tamparan besar bagi dirinya. Hingga akhirnya ia memilih untuk menyerah.

*****

"Tenang saja, Seonyi tak akan pernah bisa jauh dalam waktu yang lama denganku." ucap Jimin sesumbar waktu itu. Akan tetapi sekarang, semua seolah jungkir balik. Baru seminggu sang masternim tak memunculkan wajahnya, hatinya seolah menjerit menggaungkan rindu. Ya, ia merindukan Seonyi. Masternim cantik yang menyerahkan segalanya atas nama cinta. Namun berakhir dilepaskan karena keangkuhan dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi.

Jimin menolaknya. Tepat ketika sang wanita begitu rapuh dan begitu mendamba kehadirannya. Tapi Jimin, bertindak seperti bajingan. Yang tega menaburkan garam pada luka Seonyi yang tengah menganga lebar. Bukannya menjadi penopang, Jimin justru mendorongnya ke dasar jurang. Lalu masih pantaskah jika Jimin menyesal? Masih bisakah ia bertemu sang masternim yang akhirnya mengoyak kehidupannya sendiri?

Tbc.

I'm coming back again. Bersama sequel Ma Busan Boy. Semoga kalian tidak bosan mengikuti semua work aku ya.

Aku akan berusaha up cepat untuk menemani hari-hari kita semua selama mengatasi krisis corona dan membuat kita harus stay di rumah.

Jadi ingat jaga kesehatan, ikuti SOP pemerintah. Don't go any where, mending baca wattpad aja. Keep healty. Dan mari berdoa semoga wabah ini segera berlalu. Amin.

Please Don't Leave, My MasternimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang