satu

1.8K 126 2
                                    

Happy reading.
.
.
.
.
.

Wanita cantik itu mengerjap di balik selimutnya. Mencoba meraba sosok seorang pria yang menghabiskan malam panas bersamanya. Akan tetapi, sisi ranjangnya terasa kosong. Maka segera ia mengerjapkan kedua matanya.

Suasana masih tampak gelap. Karena memang hari belum berganti pagi. Sambil menguap ringan, sang wanita pun merenggangkan seluruh otot-otot tubuhnya. "Jimin, kenapa bangun sepagi ini?"

Merasa terpanggil Jimin pun menoleh wanitanya yang masih tampak bugil dengan selimut yang sedikit melorot karena tadi ia sempat terduduk dan meregangkan otot seenaknya. Sang pemuda tersenyum "Apa kau lupa? Hari ini kami harus berangkat ke Jepang." lalu ia bergerak mendekati wanitanya.

Sejenak ia mendorong tubuh mungil itu lalu menindihnya dan mencuri ciuman dari bibir manisnya. Hingga beberapa detik barulah tautan bibirnya ia lepaskan "Jika tak ingat aku harus tiba di dorm sebelum pukul 06.00 pagi, maka aku pasti akan memakanmu pagi ini." ucapnya lalu menyingkap selimut wanitanya dan segera meraup payudara sang wanita dengan rakus.

"Akhh...Jimminhhh...hentikan kau harushhh pergiihh.."

Beberapa menit kemudian Jimin melepas emutannya pada kedua payudara itu. Lalu menciun kening sang wanita dengan hangat "Istirahatlah sayang, aku pergi dulu. Kita ketemu di Jepang nanti malam."

"Apapun perintahmu." ucap wanita itu sambil tersenyum manis.

Setelahnya Jimin pun melangkahkan kaki keluar ruangan. Tapi tepat di depan pintu ia menoleh ke arah ranjang "Seonyi, golden tiketnya aku taruh di atas meja, temui aku di backstage. Jangan membantah."

"Iya, aku tahu. Tapi setelah mendapat beberapa foto arthistikmu untuk ku unggah di media sosial."

"Apapun itu, yang penting kau datang itu sudah lebih dari cukup." ucap Jimin lalu membuka handle pintu dan melangkahkan kaki, berderap keluar meninggalkan apartementnya.

Sepeninggal Jimin, Seonyi pun kembali terduduk di ranjang. Lalu bergerak mengambil pakaiannya yang beserakan akibat aktifitas mereka semalam. Sejenak Seonyi menatap golden tiket dan kartu indentitas diri bertuliskan staff yang bertengger manis di atas meja lampu hias.

Sepenggal kisah tentang pertemuan Seonyi dan Jimin sejenak menguar dalam ingatannya. Waktu itu, karena janji Jungkook akhirnya Seonyi benar-benar bisa bertemu secara langsung dengan Jimin. Berkencan rahasia  dengan menghabiskan waktu di tempat hiburan setelah tempat itu tutup. Kemudian Jimin menyewanya untuk menghabiskan waktu bersama dengan Seonyi. Setidaknya itulah yang dipikirkan Seonyi sebelum ia tahu kebenarannya. Bahwa sejatinya Jungkooklah yang menyewa tempat itu untuk membungkam mulutnya agar tak menyebarkan rahasia hubungannya dengan Seya.

Tapi, apapun itu Seonyi tak perduli. Karena ia cukup puas sudah bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam dengan Jimin idolanya. Sebenarnya, kendatipun Jungkook mengingkari janjinya, Seonyi tak akan  pernah menyebarluaskan berita hubungan Seya dan Jungkook. Seya adalah sahabatnya. Dan Jungkook adalah idolanya. Mereka berhak bahagia dan berhak memiliki kehidupannya sendiri. Tapi rupanya Jungkook cukup berbaik hati dengan menepati janjinya.

Setelah malam itu, tanpa bantuan Jungkook dan Seya. Hubungan Jimin dan Seonyi berjalan semakin baik. Dipertemukan kembali dalam acara fansign. Seonyi sang masterim mendapat undangan khusus dari Jimin dengan meletakkan pesan singkat pada lipatan photo booknya. Yakni undangan makan malam berdua di tempat privat yang sering dikunjungi pemuda itu. Dan disitulah awal semua ini terjadi.

Pada malam kedua pertemuan mereka. Setelah acara makan malam, Jimin mengajak Seonyi mampir ke apartementnya. Kemudian berakhir dengan menonton film box office sambil menikmati sebotol red wine.

Seonyi yang tak kuat minum langsung tumbang setelah menghabiskan segelas red wine. Dan kemudian terbangun dalam keadaan telanjang di kamar Jimin. Dengan Jimin berada di sebelahnya dan memeluknya dengan erat dalam kondisi sama bugil.

Awalnya Seonyi menangis tersedu. Menyesalkan semua yang terjadi hingga ia harus kehilangan kesuciannya. Akan tetapi dengan kelihaiannya, Jimin meyakinkan bahwa semua tidak apa-apa. Hanya meyakinkan semua akan baik-baik saja. Tolong diingat, Jimin bukan meyakinkan bahwa dia akan bertanggung jawab. Tapi dengan bodohnya Seonyi jadi malah menerima begitu saja. Dan sialnya tanpa ia sadari, dirinya telah menjadi patner sex dari seorang Park Jimin. Mungkin ia terlalu bucin, yang membuatnya melupakan hal baik dan hal buruk.

Lalu, apakah Seonyi menyesal?

Maka jawabnya adalah tidak. Gadis itu mencintai Jimin. Lebih dari rasa cintanya sebagi seorang army, atau masternim dari pria bermarga Park itu. Cintanya tulus. Dan berharap dengan tetap mempertahankan eksistensinya di sekitaran Jimin. Maka suatu hari nanti Jimin akan menyadari keberadaannya dan memandangnya tak lagi hanya sebagai seorang patner sex, melainkan sebagai seseorang yang akan ia pilih untuk mendampingi masa depannya nanti. Untuk itu Seonyi akan menunggu.

Tring.

Satu notif pesan masuk ke ponselnya. Seulas senyum manis pun terbit di wajah cantik sang masternim. Itu dari Jimin, tentu saja. Pria itu mengabarinya bahwa ia sudah berangkat ke bandara Icheon. Juga mengirim satu guyona ringan yang selalu membuat Seonyi tersenyum. Sungguh dia pria yang manis dan baik hati. Bagaimana mungkin Seonyi tidak jatuh hati padanya. Apalagi jika dirunut ke belakang, Seonyi menjadi fans BTS justru karena Jimin. Ya karena DNAnya memang memilih Jimin.

"Kenapa belum mengirim foto padaku? Apa kau sungguh masih telanjang?" bunyi pesan susulan dari Jimin.

Seonyi mendecak kesal. Barulah kemudian mengambil pose selca dan mengambil gambarnya sendiri. Kemudian fotonya terkirim dengan mulus ke nomer ponsel Jimin.

"Wanitaku benar-benar cantik, tetaplah cantik untukku. Dan nanti malam akan kuberikan kau pose-pose terbaikku. Agar masternim lain iri dengan hasil jepretanmu."

"Kurasa itu tidak dibutuhkan tuan Park. Karena apapun posemu, ditanganku kau akan tetap jadi luar biasa."

Sekelumit percakapan itu pun tercipta karena Jimin menelponnya tepat setelah foto selca Seonyi terkirim padanya.

"Ya..ya...kau memang wanitaku yang luar biasa. Karena itulah aku memilihmu. Baiklah, kalau begitu nanti malam ingat temui aku di backstage, atau aku akan marah jika kau tak datang."

"Yess sir...bukan hanya di backstage. Aku akan menginap di kamar hotelmu juga. Seperti biasa."

"That's my girl. Kau memang patner sex terbaikku."

Sejenak Seonyi mematung. Mendengar ucapan terakhir Jimin sungguh melukai hatinya. Tapi ia bisa apa karena memang itulah kenyataannya. Ia hanya seorang patner sex. Patner sex dari idolanya, juga cintanya Park Jimin.

Senyum tipis pun muncul di sudut bibir Seonyi. Sebelum kemudian ia menjawab dengan nada yang bahagia seperti biasa.

"Aku akan menjadi apapun yang kau inginkan, Jimin. Sampai aku lelah dan tak sanggup lagi untuk menunggu. Maka saat itulah aku akan menyerah." ucap Seonyi dalam hatinya.

Tbc.

Cerita ini sepertinya akan sama dengan cerita2 yang sudah bertebaran diluaran sana, yang jauh lebih bagus dan feelnya lebih ngena. Tapi aku akan tetap lanjut bikin cerita ini sampai end. Coz aku pengen banget bikin sosok Seonyi.

Jika kalian kurang suka dengan work ini, leave aja aku ndk masalah. Walaupun sebenarnya dengan mengupdate cerita baru ini aku berharap akan bisa sedikit menghibur kalian selama masa sosial distancing yang dilakukan pemerintah.

Jd sedapat mungkin aku akan selalu up semua cerita aku.

Akhir kata, terimakasi. Jangan lupakan vote dan komentnya ya.

Borahe.

Stay at home.

Please Don't Leave, My MasternimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang