tiga

1.6K 113 10
                                    

Happy reading.
.
.
.
.
.
.
.

"Aahh...Jimin...hhh..." sudah tiga kali Seonyi menjerit karena ulah Jimin.

Setelah adegan erotis mereka di kamar mandi, Jimin malah masih melanjutkannya di atas ranjang. "Satu ronde lagi." ucapnya saat itu. Sebelum mengarahkan lagi senjata miliknya menggempur milik Seonyi yang begitu legit dan mencengkram kepemilikannya dengan sempurna.

"Kau membuatku gila, Seonyi...aaasshhh..." racau Jimin sambil menghentak dengan cepat dan kuat. Hingga Seonyi kembali menjerit dengan tubuhnya yang berguncang hebat. Semilir angin malam yang menyapa lewat jendela pun seolah menghantar rangsangan-rangsangan iblis yang menggerayangi pori-pori kulit mereka berdua. Membuat Jimin memacu semakin intens tanpa jeda, meski Seonyi sudah sangat kelelahan.

Rasanya berapa kalipun Jimin menggagahi Seonyi, ia tak akan pernah bosan. Wanita itu selalu mampu membuatnya mabuk meski tak meminum setetes alkohol sekalipun. Karena tubuh Seonyi jauh lebih memabukkan dari pada itu.

"Akhh..Jimin...faster...aaahh...oouuchh..." Seonyi meracau dalam posisi memunggungi Jimin dengan sebelah kakinya terangkat naik oleh tangan kanan sang pemuda. Hingga Jimin bisa menggempurnya dengan mudah.

Saat mendengar racauan Seonyi, sejatinya benda milik Jimin juga sudah membesar dan mengeras. Maka kemudian ia mempercepat hujamannya.

Seonyi menggelinjang. Intinya berkedut dengan cairan kental yang merembes keluar. Sementara di dalam sana ia menjepit milik Jimin dengan sangat erat maka ketika Jimin menghentak sekali lagi. Tembakannya pun tumpah membanjiri rahim Seonyi.

Keduanya mengerang, dan melenguh dalam kenikmatan yang tak tergambarkan. Perlahan Jimin pun menurunkan kaki Seonyi, lalu perlahan mengeluarkan miliknya. Sembari mengambil tisu yang ia letakkan di atas ranjang dengan cepat.

"Akkhh..." lenguh Seonyi saat Jimin membersihkan area intinya. Jimin yang menyaksikan hal itu tersenyum iblis. Lalu dengan serta merta menggetarkan jarinya yang terhalang tisu di atas area inti wanitanya.

Seonyi mendesah, tapi juga mebeliakan mata dan menepis tangan Jimin berusaha untuk menolak. "Aaasshhhh...aaahhh...hentikan..Jimm...aku bisa mati jika seperti ini." ucapnya membuat Jimin terkekeh lalu menghentikan aksinya.

"Kau saja yang terlalu sensitif, Seonyi, aku hanya mencoba membersihkan milikmu." ucap Jimin sembari bergerak menajuhi ranjang.

"Dasar idol cabul. Aku tahu kau menggodaku agar bisa kau terkam lagi." ucap Seonyi sambil melempar satu bantal pada Jimin yang sedang membuang sampah tisu bekas sisa cairan kenikmatan mereka. Jimin pun terkekeh sembari mengambil bantal yang jatuh menggelinding setelah menimpuk tubuhnya. Sesaat kemudian Jimin mengambil celana dalamnya lalu memakainya sebelum mendekat ke arah Seonyi yang tiduran dengan posisi miring tertutup selimut sambil menatapnya.

"Jimin, ambilkan pakaianku juga." pintanya manja. Tapi Jimin malah mendelik. Lalu mendekat ke ranjang dan tidur di sebelah Seonyi.

"Siapa yang mengizinkanmu memakai pakaian?!" ucap sang pemuda sambil menarik tubuh telanjang Seonyi ke dalam pelukannya.

Hal itu membuat Seonyi kesal, lalu mencebik "Dasar idol mesum dan tidak adil. Kau sendiri memakai celanamu, tapi aku__"

"Kalau aku tak memakainya apa kau mau mendesahkan namaku lagi?"

"Ish." desis Seonyi, lalu menyamankan posisinya dalam pelukan Jimin. Menghadirkan senyum puas dan kemenangan di bibir Jimin. Pemuda itu pun mengeratkan pelukannya lalu sama-sama tertidur guna mengistirahatkan tubuh lelahnya.

*****

Kedua manik Jimin mengerjap perlahan, merasakan sinar matahari yang menyapanya. Hingga netranya pun mulai setengah terbuka. Attensinya langsung tertuju pada sosok Seonyi yang duduk di sebelahnya dengan bersandar pada headbed dan memangku laptopnya. Jari-jari lentik sang wanita menari lincah di atas keyboard. Sementara wangi vanila menguar semerbak dari tubuhnya. Tubuhnya terbalut pakaian casual namun tampak melekat sempurna pada tiap lekukannya. Rambut panjangnya tergerai dengan sedikit sentuhan warna burgundy dan sapuan make-up tipis di wajahnya dengan liptin red cerry menambahkan aura kecantikan dari sang wanita. Hampir setiap pagi tiba Jimin akan disambut pemandangan yang indah seperti itu sejak Seonyi menghiasi hari-harinya. Dan itu membuatnya merasa bahagia menyambut paginya.

Please Don't Leave, My MasternimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang