tiga belas

1K 113 10
                                    

Happy reading
Jangan lupa spam koment ya😁😁 biar aku makin semangat.
.
.
.
.
.
.

"Aku pamit, Oppa. Sampaikan terima kasihku pada semuanya." Suara Yoongi tercekat di tenggorokan. Tidak, apa yang didengarnya kali ini adalah sebuah kesalahan.

Jantungnya pertalu, teringat bagaimana Jimin menyiapkan sebuah kejutan untuk wanita yang kini terduduk di hadapannya. Haruskah Yoongi mengatakan semuanya, rencana itu dan perasaan Jimin untuknya?

Yoongi menoleh ke arah Jimin yang bersebrangan setelah Seokjin, Namjoon dan Taehyung. Bagaimana ini? Pikiran pemuda itu buntu.

"Seo--"

"Silahkan Anda kembali, Nona. Yang lain sudah menunggung giliran. Waktu Anda sudah habis." Yoongi mendongak menatap staff yang tiba-tiba memotong perkataannya.

Sementara staff yang tak mengerti apa-apa itu memundurkan langkahnya setelah menyelesaikan tugas.

"Ah, ya tentu saja. Permisi. Bye bye ... Oppa." Tangan Seonyi melambai ringan, seolah tak ada beban. Wanita itu tersenyum sekali lagi pada Yoongi.

Berbeda dengan Seonyi, Yoongi justru merasakan lambaian tangan itu seperti tengah melemparinya sebuah bom waktu yang akan menghancurkan hidup Jimin.

Ingin mencari Jimin ke tempatnya, tapi attensi Yoongi teralihkan pada seorang wanita yang kini duduk berceloteh riang di hadapannya. Hati Yoongi serasa diremas. Ia berada dalam dilema yang besar.

Tahu kehancuran yang akan terjadi di depan matanya. Namun, tak bisa mencegahnya. Bukankah itu sangat menyakitkan?

"Ah, iya ...," jawabnya pada perempuan di hadapannya dengan konsentrasi yang terbagi. Pria itu melakukan aegyo untuk menyenangkan penggemarnya.

Pada satu kesempatan ia berbisik pada Seokjin, seketika pemuda itu membola. Mulutnya menganga tak percaya.

Seokjin melihat Seonyi terdiam di antara penggemar, melihat Jimin dengan tatapan yang begitu terluka. "Sial!" ia merutuki dirinya, kemudian mencuri kesempatan untuk berbisik pada Namjoon.

Ekspresi yang sama pun ditunjukkan oleh pemuda berdimpel di sebelahnya. Namjoon sangat terkejut dengan apa yang diceritakan hyung tertuanya.

Namjoon pun mencari keberadaan Seonyi di bangkunya, tapi wanita itu sudah tak ada lagi.

"Gawat," gumamnya tanpa sadar.

"Ne?" fans yang duduk di depannya tertegun, tak mengerti apa yang dikatakan Namjoon. Seulas senyum manis dilemparkan Namjoon untuknya.

"Bukan apa-apa, maaf. Aku hanya sedikit terganggu dengan Seokjin Hyung." wanita itupun tertawa. Ia tahu tadi Seokjin memang sempat berbisik sesuatu.

Penasaran? Tentu saja. Fans mereka akan selalu penasaran tentang apa pun yang jadi rahasia mereka. Namun, tentu saja mereka tahu batasannya.

Kini wanita tadi telah bergeser ke arah Yoongi, Namjoon kedatangan fans yang lain. Sejenak ia mengabaikan gadis belia yang duduk di hadapannya. Menyempatkan diri berbisik pada Taehyung yang duduk di sebelahnya tengah meminum jus botolan.

"Uhuk!" Taehyung langsung tersedak mendengar ucapan sang leader. Pada saat itu juga ia menoleh ke tempat Jimin, sialnya Jimin justru tak ada di tempatnya.

"Jimin ke mana?" tanyanya pada salah satu staff yang ada di belakangnya.

"Ke toilet," jawab staff tersebut. Sial! Sekarang Taehyung yang merutuki dirinya sendiri.

Sudah jadi aturan jika salah satu anggota pergi ke toilet maka anggota yang lain harus menunggu agar tak terjadi kekosongan di panggung dan membuat para fans kecewa.

Please Don't Leave, My MasternimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang