enam belas

955 110 28
                                    

Happy reading.....

Siapkan uang untuk open PO ya😁
.
.
.
.
.
.
.

Deraian air mata terus membanjiri wajah Seonyi ketika pria asing itu mencoba melakukan penetrasi di atasnya. Wanita itu sempat melawan, alhasil beberapa pukulan pun mendarat di tubuhnya.

Namun, rasa sakit itu tak sebanding dengan sakit yang ia rasakan di hatinya. Setelah ini, meskipun ingin, rasanya tak mungkin lagi Seonyi memunculkan wajah di hadapan Jimin. Rasanya ia lebih baik mati.

Pria sialan itu, kini mendesah merasakan cengkraman inti Seonyi yang begitu kuat. Kegilaan menyerang birahi menyerangnya, sementara Seonyi menutup mata dan membiarkan cairan bening itu terus meluruh jatuh dari sudut matanya.

Ribuan kali hati wanita itu menjerit memanggil nama Jimin. Berharap pria itu menyelamatkannya dari kehancuran, meski ia tahu semua hanya sia-sia. Sama seperti cinta yang ia pendam selama ini. Semua hanya ilusi.

Beberapa kali hentakan, pria asing itu menggelepar mencapai klimaksnya. Sementara Seonyi tak bisa merasakan apa pun. Hatinya terlalu sakit, ia membenci dirinya sendiri. Sangat membencinya.

"Kau luar biasa, Sayang," bisik pria yang kini mulai melepas penyatuannya. Menggulingkan badan ke sebelah Seonyi, ia memeluk Seonyi sambil berbisik, "Lain kali jangan melawan lagi, atau aku akan lebih menyiksamu."

"Iya, Tuan," jawab Seonyi pasrah. Sekujur tubuhnya merasakan sakit akibat tamparan pria itu. Namun, ia hanya diam saja.

Tak berapa lama, pria yang bahkan tak ia kenal namanya itu pun tertidur. Seonyi masih belum bisa memejamkan matanya.

Ingatannya memutar memori lama sebelum semua kehidupannya berubah hancur berantakan. Semua berawal pada kasus yang dialami orang tuanya.

Seonyi kakak tertua dari tiga bersaudara. Dua adiknya masih di bangku sekolah, sementara dirinya masih kuliah.

Ayahnya memiliki sebuah perusahaan  fashion yang meski bukan usaha yang besar namun cukup untuk membuat keluarganya hidup perkecukupan.

Saat itu, ada seseorang yang menawarkan kerjasama bisnis dengan perusahaan sang ayah. Mengingat si pelaku adalah teman baiknya di masa lalu, ayah Seonyi menerimanya.

Ayah Seonyi juga tergiur dengan persentase keuntungan yang akan ia dapat jika berhasil membuka cabang baru. Itulah kenapa tanpa pikir panjang sang ayah mengalirkan dengan mudah berapa pun dana yang diminta oleh sahabatnya itu.

Tak pikir panjang ayahnya bahkan melakukan pinjaman di bank dalam jumlah yang tak terbayangkan. Namun, semua itu berakhir membawa petaka yang besar ketika sahabatnya itu menghilang begitu saja.

Sebuah bangunan besar yang masih dalam tahap pengerjaan dalam proyek pendirian toko baru, ternyata palsu. Proyek yang ditinjau ayahnya ternyata milik perusahaan lain.

Penipu itu menghilang, menyisakan kekelaman. Merasa gagal dalam hidupnya, tiba-tiba ayah Seonyi menghilang entah kemana. Ibunya yang begitu tertekan telah kehilangan segalanya, bahkan sampai rumah mereka pun disita bank, akhirnya tumbang.

Sang ibu sakit, kena struk yang membuat beliau tiduran hampir sepanjang tahun. Namun, kendati demikian ibu itu tetap berusaha bertahan dan bejuang ketika melihat bagaimana Seonyi mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga.

Wanita paruh baya itu pun belakangan bisa mulai bergerak sedikit demi sedikit. Rupanya nasib sial belum mau pergi. Entah dosa apa yang pernah mereka perbuat di masa lalu. Ketika ibunya diantar untuk kontrol ke rumah sakit oleh salah satu tetangga, mobil yang ditumpangi mengalami kecelakan.

Please Don't Leave, My MasternimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang