EPS 2

236 18 1
                                    

"Iya bu, saya minta maaf" maklum Afgan tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini semenjak ayahnya meninggal 2 tahun yang lalu.

#FlashbackON#

Afgan menjemput papanya di bandara. Sepanjang perjalanan mereka melepas rindu dengan bersenda gurau.

"Anak papa makin ganteng aja hehe" puji papa Afgan

"Iya dong pa, papa sih jarang disini. Maunya tinggal di Amrik terus" sedikit meledek papanya

"Papa minta maaf ya Gan.. Papa kan harus ngurus usaha kerja kita disana" memegang bahu Afgan

"Iya iya paa.. Aku ngerti kok" tersenyum sesekali menatap wajah papanya

"Tapi kamu tenang aja sekarang papa akan menetap di Indo sama kamu dan mama kamu, papa udah urus kepindahan papa" memberi kabar bahagia

"Wahh beneran pa? Assiiik... Kita gak LDRan lagi dong ya" Afgan bahagia sekali

"By the way kamu udah punya pacar belum?? Kenalin ke papa dong" merayu Afgan

"Ahh papa ngomong apa sih, belum ada paa" tersenyum malu

""Bohong kamu yaa?" papa Afgan semakin menjadi rayuannya "masa ganteng gini belum punya pacar sih hehe"

"Apa sih papa.. Beneran tau aku belum punya pacar" berusaha meyakinkan papanya

Saking asiknya bercanda, Afgan mulai tidak berkonsentrasi sehingga mobilnya bertabrakan. Afgan selamat meski harus mengalami koma sedangkan papanya meninggal di rumah sakit karena kehabisan darah.
Semenjak kejadian itu hubungan Afgan dan mamanya tak harmonis lagi, seperti orang asing, bicara seadanya, tidak ada lagi canda tawa yang terdengar dirumah. Peristiwa itu meninggalkan luka yang mendalam dihati Bu Lola mamanya.

#FlashbackOFF#

Pertemuan itu selesai. Afgan berhasil melakukan tugasnya, ia mempresentasikan isi proposal dengan sangat baik & benar.

Rossa : "Terimakasih ya untuk kerja bagus kamu hari ini. Jam kerja sudah hampir selesai, kamu boleh pulang. Saya harus kembali ke kantor"

Afgan : "Ibu gak pulang, saya temani ibu ya?" menawarkan diri

Rossa : "Masih ada yang harus saya kerjakan dan saya juga gak butuh kamu. Lebih baik kamu pulang, keluarga kamu mungkin sudah menunggu dirumah" lalu pergi

Rossa tidak sadar bahwa jam menunjukkan pukul 11.00, ia segera bergegas untuk pulang. Setibanya dirumah, Rossa mendapati bibi sedang tertidur menanti kepulangannya.

Rossa : "Assalamualaikum' bi"

Bibi : "Ehh.. Non Ocha sudah pulang" tersenyum menatap Rossa yang menghampirinya

Rossa : "Iya bi. Bibi ngapain nungguin Ocha sampe ketiduran? Lainkali bibi gak usah kek gini lagi ya" mengelus lembut pundak bibi

Bibi : "Gapapa non. Ohya non bibi udah buatin makan malam sama susu, dimakan ya non mumpung masih anget biar nanti bibi yang temenin" mengajak Rossa ke arah meja makan

Rossa : "Gausah bi, bibi tidur aja ya. Bibi kan capek seharian kerja, mendingan bibi istirahat, nanti Ocha makan kok makanannya"

Bibi : "Bener ya non? Yaudah bibi masuk dulu ya, selamat malam non" beranjak pergi ke kamarnya

Rossa : "Iyaa.. Selamat malam bi tidur nyenyak yah" ucap Rossa yang kemudian menuju ke arah meja makan

Begitulah Rossa dan Bi Irah seperti seorang ibu dan anak. Bibi selalu sayang dan perhatian sama Rossa, mempersiapkan keperluan Rossa, menunggu Rossa pulang bahkan sering menemani Rossa makan.

"Terimakasih Tuhan telah menghadirkan Bi Irah yang kini menjadi malaikat untuk Ocha" batin Rossa  sembari menikmati makan malamnya

Baru beberapa hari kerja Afgan sudah mampu membuat perusahaan mengalami peningkatan. "Terimakasih ya, saya bangga dengan kinerja kamu. Semoga bisa bertahan dan berlanjut terus ya. Kalo gitu kamu boleh kembali ke ruangan kamu" Lagi-lagi percakapan yang singkat tanpa basa-basi apapun

"Terimakasih kembali, bu" Afgan bingung, ia memperhatikan Rossa yang tengah melamun usai berbicara "Saya permisi ya, bu" Afgan semakin bingung karena Rossa seperti tidak sadar ketika ia berpamitan.

Tak sengaja Afgan menabrak Reni

Afgan : "Ehh... Maaf, maaf gak sengaja

Reni : "Gapapa, mas kok ngelamun gitu? Kayak orang kebingungan?

Afgan : "Iya nih. Itu ibu Rossa kenapa kok aneh gitu?" menggaruk kepala yang tidak gatal😁

Reni : "Bu Rossa memang sering begitu, suka banget ngelamun"

Afgan : "Emangnya kantor ada masalah? atau keluarganya mungkin?" Afgan bertanya-tanya kebingungan

Reni : "Sepertinya. Tapi saya sih kurang tau. Soalnya ibu Rossa gak pernah cerita tentang keluarganya" tukas Reni yang juga ikut bingung

Afgan : "Papa mamanya? suaminya?"

Reni : "Gatau, yang saya tau bu Rossa hanya sendiri. Rumahnya aja semua karyawan disini gatau"

Afgan : "Masa iya sih mba?" Afgan tampak penasaran

Reni : "Iya. Kayak kamu tertutup, cuman lebih parah bu Rossa sih. Mending mas jadi temannya bu Rossa siapa tau dia bisa berubah gitu"

Afgan : "Susah mba"

Reni : "Di coba aja dulu. Ya udah saya kembali ke ruangan saya dulu ya mas" Reni melangkah pergi meninggalkan Afgan yang masih penasaran

Jam kerja sudah selesai, Rossa masih berada di kantor. Ia memandangi indahnya malam dari dalam ruangannya. Ia berdiri di dekat jendela kaca sembari melihat pemandangan kota.
Afgan yang saat itu hendak beranjak pulang ia melihat pintu ruangan Rossa terbuka dan ia mendapati Rossa sedang tertegun dalam lumunannya.

============================

Hayy readerss👋🏻 maaf ya nunggunya lama.. author baru bisa up karena kemarin sempat drop dan harus dirawat, hingga baru bisanya sekarang hehe..
Semoga suka yaa sama cerita ini 😊

Enjoyyyyyy guyss ! ❤❤❤

Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang