EPS 8

200 18 1
                                    

Afgan POV
.
.
Malam berlalu berganti pagi yang cerah, entah kenapa aku sangat excited menyambut hari baru ini. Lebih tepatnya aku ingin secepatnya sampai dikantor.
Masalah mama yang masih belum mau berdamai dengan keadaan apalagi denganku, itu akan aku pikirkan kembali.
Aku ingin segera bertemu kembali dengan Ocha. Ya. Aku benar-benar merindukannya, meskipun kita baru ketemu semalam hehe.

"Selamat pagi" aku menyapa beberapa karyawan kantor yang berpapasan denganku. Ada yang tampak kebingungan karena ini pertama kalinya aku lakukan menyapa mereka sambil tersenyum manis. Ehh, tapi senyumku akan lebih manis saat didepan Ocha ☺ Aku berniat ingin menemui Rossa di ruangannya sebelum ke ruanganku.

"Selamat pagi mas" bunyi suara yang menghentikan langkahku, ternyata itu Reni.

"Selamat pagi mba. Oh iya, Bu Rossa nya udah datang?" tanyaku pada Reni

"Cieee.. tanda-tandanya sih ada yang lagi kasmaran" Reni mengejekku "masih pagi udah nyariin aja, bu Rossa nya belum datang mas"

"Apasih mba. Tumben dia telat"

"Sabar atuh mas. Ehh mas, di ruangan udah ada yang nungguin tuh" perkataan Reni membuatku sedikit bingung

"Siapa?" tanyaku

"Gatau juga. Yang nyariin mas perempuan"

"Perempuan? Siapa?"

"Udah mending disamperin mas, tapi jangan sampe berpaling dari bu Rossa ya kalo liat tu perempuan hehe"

"Enggaklah" upss aku keceplosan didepan Reni

"Tuh kann, bener dugaan saya. Mas nya suka kan sama bu Rossa? Good luck ya mas, semoga berhasil"

"Ehh, sudah-sudah aku ke ruangan dulu, bye" aku beranjak meninggalkan Reni dan menuju ke ruanganku. Aku penasaran dengan tamu yang dibilang Reni.

Ketika membuka pintu ruangan, pandanganku langsung tertuju pada sosok wanita yang duduk dikursi kerjaku "kenapa dia kembali?" batinku "ngapain lo ke sini?"

Dia tidak menjawab pertanyaanku malah berlari ka arahku dan memelukku.

"Apaan sih lo, lepasin gak" suaraku mulai meninggi tapi dia tidak menghiraukannya

"Aku kangennn..Gann"

Aku berusaha melepaskan pelukannya "apaan sih lo" aku mendorong tubuhnya menjauh dari tubuhku "Ngapain lo kesini?"

"Aku kangen makanya aku kesini, Gan"

"Darimana lo tau gue disini?"

"Gak penting aku tau dari mana, yang jelas aku kangen sama kamu. Kamu mau kan jalan bareng aku Gan?"

"Gak bisa. Gue kerja, sibuk" aku berusaha menolak ajakannya

"Ihh. Ya sudah, ntar malam kamu makan malam sama aku ya. Gak ada alasan kamu nolak, kerja lah, sibuk atau apapun itu"

"Ya sudah. Skalian ada yang ingin gue bahas sama lo" aku terpaksa mengiyakan ajakannya karena aku gak mau ada keributan di kantor ini apalagi kalau sampai Ocha tau.

"Oke, Gan. Aku pamit dulu ya? See you dear"

Aku lega ketika wanita itu pergi dari sini. Dia adalah Dewi, yang sempat dijodohkan denganku karena keputusan orangtua kami. Perjodohan itu tak berjalan mulus.

#Flashback On#
.
Kepergian papa meninggalkan rasa bersalah dan luka untukku. Mama yang sejak kejadian itu membenciku dan berubah dingin terhadapku, tak henti-hentinya menyalahkanku.
.
Siang itu aku menghampiri mama di kamarnya dengan membawa sepiring makanan dan segelas susu. Pintu kamarnya tidak dikunci jadi aku langsung masuk.
Aku masuk dan duduk disampingnya hendak menyuapinya "Ma..mama makan ya, nanti mama sakit kalo gak makan" Aku menyodorkan sesendok makanan ke arah mulutnya

Bukannya dimakan sendok beserta piring makanan di tanganku didorong keras oleh mama hingga terpental ke lantai

"Pergi kamu pembunuh!" ucapnya yang seketika membuat dadaku sesak "gara-gara kamu papa pergi untuk selamanya"

Ya kata-kata mama itu membuatku semakin tertekan dengan keadaan "Tuhan..aku harus gimana biar mama gak marah lagi dan balik kayak dulu lagi" batinku sembari duduk di lantai depan kamar mama.
Tiba-tiba ponselku berdering, aku mengeluarkan ponselku dari saku celanaku. Itu panggilan dari pihak kepolisian.

#On Call
"Hallo selamat siang"

"..."

"Ada kabar apa pak?"

"..."

"Baik saya kesana sekarang"

Di kantor polisi.

"Selamat siang pak, gimana apa kabar terbarunya?"

"Selamat siang pak Afgan. Begini pak, kemarin kami telah menyelidiki keadaan mobil yang bapak kendarai bersama orangtua bapak dan kami menemukan bahwa rem mobil tersebut blong" ungkap pak polisi

"Blong? Apa menurut bapak ada yang sabotase mobil saya?"

"Betul, pak. Kami telah mendapat bukti untuk itu. Pihak kami telah melakukan investigasi di beberapa tempat termasuk di bandara, dan kami menemukan orang yang sabotase mobil bapak. Bisa lihat ini gambar yang kami ambil dari cctv bandara" memutar rekaman cctv untuk diperlihatkan padaku.

Aku kaget melihat rekaman cctv tersebut, "Dewi?" emosi mulai memuncak mengetahui dia pelakunya "kurang ajar kamu Dewi, beraninya kamu melakukan hal se keji ini. Aku gak akan tinggal diam" batinku

"Pak Afgan kenal dengan wanita ini?" tanya pak polisi kepadaku

"Iya pak, boleh saya minta rekamannya pak?" ketika mendapatkan rekamannya aku beranjak dari situ "Biar dia jadi urusan saya, terimakasih atas bantuannya pak. Saya permisi"

Aku menuju rumah Dewi. Didepan rumahnya aku berpapasan dengan Dito papanya Dewi "Dimana anak om?" tegasku

"Di dalam. Ada apa Gan?"

Tanpa menjawabnya aku langsung masuk ke dalam menemui Dewi "Dasar wanita kurang ajar! Apa maksud lo nyelakain gue sma bokap ha?" ucapku dengan nada tinggi

"Apa maksud kamu Afgan? Pake bilang anak saya kurang ajar" terlihat om Dito mulai marah melihat tingkahku

============================

Part ini gantung yaa? ya ya ya? Maap ya author ada sedikit kendala untuk part yang ini.

Part selanjutnya akan author upload sore nanti, jadi kalian tenang aja 😘

Author masih ingin terus mengingatkan kalian untuk meluangkan waktu untuk terus VOMMENT ya guyss biar author semakin bersemangat melanjutkan cerita ini 👌

Happy reading readers-readers kuuhhh😍😍❤❤❤

Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang