EPS 7

226 21 3
                                    

"Udah dibilangin juga jangan panggil bu boss. Mau gaji kamu saya potong ha?"

"Apasih, apa apa main potong gaji. Iya deh iya Ochaaa"

"Ya udah makan, katanya kesini mau makan malem. Gimana enak gak?"

"Enak. Kamu yang masak?"

"Enggak"

"Huuuu"

"Kan nanya doang hehe"

"Terserah" mengambil sesendok makanan lalu memakannya "Terimakasih Tuhan" batinnya. Afgan merasa senang karena momen makan malam kali ini benar-benar terasa berarti karena baru pertama kali ia menikmati makan malam seperti ini, beda dengan saat dia menikmati bersama mamanya. Tiba-tiba Afgan terfikir kata-kata bibi tadi "bahagiain non Ocha den jangan buat dia kembali merasakan sakitnya. Bibi percaya den sama non Ocha"

"Kok ngelamun sih? Kan kamu yang bilang ga boleh ngelamun, gimana sih?" cemberut

"Eh, iya iya maaf Cha"

Mereka melanjutkan makan malam mereka dengan berbagai candaan.

Selesai makan Rossa mengajak Afgan ke taman belakang rumah. Mereka duduk sebelahan disebuah bangku menikmati indahnya malam.

"Gan"

"Iya"

"Kamu gak risih kan bergaul sama aku? Maaf ya kalo di kantor aku jutek, dingin dan ngeselin. Tapi kamu tenang aja, kalo di luar kantor aku gak gitu kok. Aku cuma__" belum selesai Rossa bicara Afgan memotong

"Shuutt" jari telunjuknya mengarah ke bibir Rossa "Kamu tuh ya, kalo ngomong satu-satu. Kalo nanti pas kamu udah selesai bicara kamu jadi diem. Kamu kan gitu" melepaskan jarinya

"Hehe maaf ya, aku gak bisa kalo bicara setengah-setengah" , "kenapa tiba-tiba jantungku berdebar kencang kayak gini ya" batinnya

"Mulai sekarang kalo sama aku, kamu gak boleh kayak gitu. Bicara panjang lebar habis itu diem"

"Iya iya" ucap Rossa

"Oh iya, Cha..." panggil Afgan

"Iya kenapa?"

"Daritadi aku gak ngeliat siapa-siapa dirumah kamu?" ujar Afgan

"Emang kenapa?"

"Engga. Aku cuma penasaran aja, kali aja ada orangtua kamu atau saudara kamu"

"Ohh" lagi-lagi Rossa seperti menghindari sesuatu

"Suami kamu? Dia gak marah kalau aku deket sama kamu?"

"Apaan sih, aku tuh masih single kali"

"What?? Gak salah?"

"Emang kenapa? Aku keliatan udah tua gitu? udah punya suami?"

"Iya__"

"Ihh jahatt" Rossa memukul pelan lengan Afgan" Aku emang udah umur 27 tapi aku masih imut tau"

"Bukan gitu Ochaa. Maksud aku kamu udah sukses kayak gini, cantik lagi, masa belum punya pasangan? Aneh. Terus disini kamu tinggal sama siapa selain bibi?"

Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah "Aku disini hanya berdua dengan bibi"

Afgan yang memperhatikan wajah Rossa bingung "sepertinya dia sedang ada masalah" batinnya. "Rumah segede ini kamu cuma tinggal berdua sama bibi? Orangtua kamu? Atau mungkin saudara?" tanya Afgan

Mata Rossa mulai berkaca-kaca mendengar pertanyaan Afgan "Mereka pergi. Dan aku gak punya saudara kandung" Rossa tak dapat lagi menahan airmatanya. Airmatanya lolos mengalir di pipinya.

"Ehh, kamu kenapa Cha" Afgan menarik Rossa ke pelukannya "Jangan nangis Cha. Tenang. Aku disini kok sama kamu" mengelus lembut kepala Rossa.

Afgan kembali mengingat perkataan bibi tadi "bahagiain non Ocha den jangan buat dia kembali merasakan sakitnya. Bibi percaya den sama non Ocha"

Rossa menangis dalam pelukan Afgan. Afgan terus berusaha menenangkan dan menghibur Rossa

"Cha, kamu gak sendiri kok. Masih ada bibi, aku dan teman-teman kantor. Kita akan selalu ada buat kamu" ucap Afgan

"Makasih ya, Gan" jawab Rossa dalam isak tangisnya

"Kamu jangan nangis lagi ya, aku gak mau wanita cantik seperti kamu nangis" menyeka airmata Rossa

"Gan..."

"Kenapa Cha?"

"Aku gapapa kan nyender di dada kamu?"

"Gapapa Cha, yang penting kamu nyaman dan gak nangis lagi" mengelus lembut kepala Rossa

Mereka menikmati indahnya malam berdua, hingga mereka tidak sadar bahwa jam menunjukkan pukul 10 malam

"Cha"

"Iya"

"Udah jam 10 aku pulang gapapa kan?"

"Udah jam 10? aduhhh maaf yaa kamu jadi kemaleman. Ya udah kamu pulang aja gapapa kok" melepaskan diri dari pelukan Afgan

"Gapapa ya aku pulang?"

"Gapapa kok, sekali lagi maaf ya udah buat kamu kelamaan disini"

"Iya Cha"

Rossa mengantar Afgan ke depan rumahnya "Kamu hati-hati ya, Gan"

"Iya, Cha. Kamu juga istirahat dan jangan nangis lagi. Aku pulang ya"

"Iya bawel. Kamu juga istirahat"

Afgan : "Sampai ketemu besok" Afgan mencium puncak kepala Rossa dan masuk ke dalam mobil melajukan mobilnya

Rossa yang tiba-tiba dicium Afgan langsung memerah pipinya, jantungnya berdetak sangat kencang "Oh Tuhan, ada apa dengan aku?" batinnya.
Rossa kembali ke dalam rumah dan menuju kamarnya

"Entah kenapa pria itu selalu membuat jantungku berdebar sangat kencang.
Berada dipelukannya membuatku merasakan kenyamanan yang selama ini aku rindukan.
Entah kenyamanan ini akan selalu terasa atau hanya sementara.
Ku harap ini semua akan berlanjut dan bertahan.
Karena tiba-tiba ada rasa yang tumbuh entah darimana, membuatku tidak ingin jauh darinya"
Rossa

Sepanjang perjalanan hingga tiba dirumah, Afgan terus memikirkan Rossa. Pikirannya selalu terbayang wajah Rossa.

#On Chat#

To : Bu Dirut Cantik

"Cha, kamu istirahat ya. Jangan nangis-nangis lagi. Sampai ketemu besok di kantor. Good night. Mimpi indah 😊"

Di lain tempat, entah mengapa ketika membaca pesan tersebut Rossa merasa sangat bahagia


============================

Uhh uhhh...gimana readers sama part yang ini? dapet gak feelnya?? belum yaa??
Yaudah gapapa...semangattt membaca readers-readers kuuh😘😘

Maap yaa author suka lama dan slow update 😁

Jangan lupa terus berikan VOMMENT nya yahh guys gratis kok 😁😘

Happy reading 🤗🤗

Author sayang kalian😍😍❤❤❤

Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang