Bibi meletakkan segelas susu yang dibawanya di atas meja kerja Rossa "Ya ampunn. Non....non Ocha, bangun non, bangun.. Dimannnn..Dimaaaaannn" teriak bibi sekencang-kencangnya.
Akhirnya Mang Diman terbangun dari tidurnya dan berlari ke arah suara itu, ia sampai di depan kamar Rossa dan melihat "Ya ampun, non Ocha. Bi, non Ocha kenapa kok bisa pingsan?" tanya Mang Diman yang mulai panik"Sudah, gak usah banyak nanya. Sekarang kita bawa non Ocha dulu ke RS"
Bibi dan Mang Diman membawa Rossa ke dalam mobil dan menuju rumah sakit
•
"Dokter, tolong dokter" teriak bibi
Seorang dokter dan beberapa perawat datang menghampiri mereka dengan trolly bad, mereka membantu membaringkan Rossa dan dibawa menuju IGD
"Bapak sama ibu tunggu diluar ya kami akan periksa keadaan anak bapak dan ibu" ujar salah satu perawat
Bibi dan mang Diman menunggu diluar ruangan, mereka sangat khawatir dengan keadaan Rossa. Ya, Rossa memang sudah mereka anggap sebagai anak mereka, begitu juga dengan Rossa, ia sudah menganggap Bibi da mang Diman sebagai orangtuanya. Sejak kecil Rossa sudah hidup dengan mereka, juga Rossa dirawat dan diasuh oleh mereka. Mereka meberikan kasih sayang yang tak pernah Rossa dapat dari orangtuanya.
Satu jam mereka menunggu akhirnya dokter yang memeriksa Rossa keluar "keluarga pasien?" dokter bertanya"Iya dok, kami kelurganya" ucap bibi dan mang Diman bersamaan
"Keadaan pasien baik-baik saja, pasien kelelahan hingga jatuh pingsan. Hanya pasien harus dirawat beberapa hari karena dia butuh istirahat dan perawatan yang intensif"
"Baik dokter, apa kami bisa jenguk Ocha" jawab Bibi
"Pasien bisa dijenguk setelah dipindahkan ke ruang rawat. Saya permisi dulu"
Setelah Rossa di pindahkan ke ruang rawat, bibi dan mang Diman menjenguk Rossa. Rossa masih dalam keadaan pingsan, hingga pagi tiba ia belum sadarkan diri juga.
Diman : "Assalamualaikum"
Bibi : "Wa'alaikumsalam. Eh mang Diman"
Diman : "Gimana Ocha bi?"
Bibi : "Masih belum sadar mang. Mamang udah sarapan?"
Diman : "Sudah bi, tadi mampir di warteg"
Bibi : "Oh iya, mamang jagain non Ocha ya, bibi mau beli sarapan diluar sekalian beli bubur buat non Ocha kalo nanti dia bangun"
Diman : "Siap bi"
Bibi keluar menuju kantin rumah sakit untuk membeli sarapan dan bubur untuk Rossa. Dalam perjalanan ke kantin, bibi bertemu dengan seseorang "Bapak?" bibi kaget
"Bisa kita bicara bi?" tanya pria tersebut
"Bisa pak, sekalian dikantin saja soalnya saya mau beli sarapan"
"Baik bi"
•
Bibi dan pria tersebut menuju ke kantin.
"Maaf bi. Saya tau bibi terkejut dengan kehadiran saya. Gimana keadaan Ocha bi?"
"I..iya pak. Non Ocha baik-baik saja, tapi saat ini non Ocha masih dalam keadaan pingsan. Bapak tau dari mana kita ada disini?" jelas bibi dengan menundukkan kepalanya
"Selama ini saya menyuruh beberapa orang untuk mengawasi, menjaga serta melindungi Ocha, bi. Saya tau saya tidak bisa memberikan apa yang seharusnya" ucap pria tersebut dengan nada penuh penyesalan
"Sejak kapan bapak lakukan ini?" tanya bibi
"Sejak perpisahan itu bi ....." pria itu menjelaskan sesuatu kepada bibi hingga akhirnya "Bi, makasih ya sudah melakukan yang terbaik untuk Ocha selama ini. Oh iya bi, Ocha di pindahkan ke ruang VVIP ya, saya yang akan urus semuanya. Maaf saya harus pergi lagi, jangan bilang Ocha kalau kita ketemu. Saya pamit bi. Assalamualaikum" pria itu pergi meninggalkan bibi.
•
Selesai berbincang dengan pria tadi, bibi kembali menuju ruang rawat Rossa.
Bibi : "Mang, non Ocha akan dipindahkan ke ruang VVIP"
Diman : "Kenapa bi?"
Bibi : "Nanti bibi jelaskan"
Tak lama datang beberapa perawat yang akan membantu mereka memindahkan Rossa ke ruang rawat VVIP karena memang semua administrasi telah diurus oleh pria yang menemui bi Irah tadi.
•
Kini Rossa berada di ruang rawat VVIP, ruang yang pastinya lebih layak dan nyaman untuk Rossa.
Diman : "Bi, jelaskan sama mamang pertanyaan mamang tadi" kebingungan
Bibi : "I..itu mang. Tadi bapak datang" dengan perasaan gugup
Diman : "Siapa bi?"
Bibi : "Pak Edward"
Diman : "Apa bi?" kaget
Bibi : "Iya mang. Tadi bapak datang dan dia yang minta non Ocha di pindahkan ke sini, katanya biar non Ocha lebih nyaman"
Diman : "Kok bisa, bi? Darimana dia tau kita disini"
Bibi menjelaskan pertemuan dan pembicaraannya tadi dengan pria bernama Edward. Mang Diman kaget mendengar penjelasan Bibi.
"Tapi jangan bilang non Ocha ya mang, itu pesan bapak""Iya bi, bibi tenang aja".
"Bi...mang..." sebuah suara mengejutkan bibi dan mang Diman
"Non Ocha. Alhamdulilah non udah sadar" ucap bibi
"Alhamdulilah" tambah mang Diman
"Bi, mang, aku dimana?" berusaha bangun dari tempat tidur
"Ehh, non.. jangan banyak gerak dulu non, istirahat aja, tubuh non masih lemah. Ini dirumah sakit non" sambil membantu Rossa untuk berbaring lagi
"Iya non, subuh tadi non pingsan" ujar mang Diman
"Ya ampun. Ocha gapapa kok bi, mang"
"Ehh.., non harus banyak istirahat" kata mang Diman
"Tapi mang, saya harus kerja" sahut Rossa
"Non, keadaan non masih lemah. Kata dokter non harus istirahat, urusan kerja biar nanti yang penting sekarang kesehatan non ya" jawab bibi sambil mengelus lembut kepala Rossa
"Baiklah. Bi, aku minta hp ku bi" pinta Rossa
"Non mau apa?" tanya bibi
"Mau ngasih kabar ke kantor, nggak lama kok bi" jawab Rossa
"Ya sudah. ini non" bibi memberikan hp Rossa ke tangannya
Rossa menghubungi orang kantor, ia mengirim pesan ke Reni
To : Reni
"Ren, hari ini saya gak masuk dan mungkin sampai beberapa hari kedepan. Tolong kamu handle semua pekerjaan saya ya. Terimakasih"
From : Reni
"Baik bu, akan saya laksanakan. Oh ya ibu memang kenapa?"
Holla para readers kuu tercintaaa😍😍
Author up nih, lama tak jumpa author jdi kangen heheMaaf untuk kekosongan beberapa minggu lalu, author jadi gak sempet up deh.
Gimana sama part ini? Dapet feel nya gak? Enggak ya? Author up nya segini dulu yaa, lagi buntu nih 😬😂
Jangan lupa untuk terus VOMMENT ya
Biar author tambah semangat untuk mencari ide hehe
Levvv' u readlevv kuu😘😘❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)
RomanceKeluruhan cerita ini sangat-sangat Gaje.. harap kalian memakluminya hehe.. Kalo ga suka jangan bully yaaa, author masih pemula soalnya 😁 Warning!! TYPO Bertebarannnn