EPS 12

210 19 2
                                    

Rossa menghubungi orang kantor, ia mengirim pesan ke Reni

To : Reni

"Ren, hari ini saya gak masuk dan mungkin sampai beberapa hari kedepan. Tolong kamu handle semua pekerjaan saya ya. Terimakasih"

From : Reni

"Baik bu, akan saya laksanakan. Oh ya ibu memang kenapa?"

Rossa tidak membalas pesan dari Reni, ia hanya membacanya lau kemudian menyerahkan hpnya ke bibi.

"Non, sarapan dulu ya tadi bibi beli bubur ayam" ucap bibi

"Iya bi" jawab Rossa "Mang Diman mana bi?" tanya Rossa

"Ohh, mang Diman tadi keluar sebentar" sambil menyuapi Rossa

"Ohh gitu" ucap Rossa

Bibi menyuapi Rossa dan membantu Rossa meminum obatnya. Setelah minum obat, Rossa beristirahat dalam tidurnya

Afgan yang hari itu sedang menunggu ke datangan Rossa tampak gelisah. Dia menuju ruang kerja Reni

Afgan : 'Permisi mba"

Reni : "Ehh mas Afgan, buat saya kaget aja"

Afgan : "Maaf mba, saya main masuk aja"

Reni : "Sudah gapapa. Kamu kesini ada perlu apa? Mau nanyain Bu Rossa lagi? hehe

Afgan : "Mba bisa aja. Iya sih. Bu Rossa kok blum datang-datang ya mba?"

Reni : "Iya, tadi bu Rossa chat saya kalo hari ini ibu cuti"

Afgan : "Cuti? Berarti gak cuma sehari dong?"

Reni : "Kayaknya. Tapi sih tadi ibu bilang ke saya, kemungkinan beberapa hari. Mas sih kemarin gak ada kabar, kemana sih? Ngilang aja"

Afgan : "Emangnya Bu Rossa kemana? . Kalo masalah kemarin saya minta maaf mba, karena saya ada keperluan mendadak"

Reni : "Mana saya tau, ibu juga gak balas chat saya. Emangnya kamu ada keperluan apa? Sampe saya telpon berulang kali gak di angkat"

Afgan : "Adalah mba, urusan keluarga. Kemarin itu saya gak pegang hp seharian mba dan pas saya cek eh ternyata baterai nya low"

Reni : "Ohh gitu, ya sudah kamu kerja sana. Ibu nitip kantor pada kita jadi kita harus bekerja dengan baik. Masalah rindu kamu, disimpan aja dulu haha"

Afgan : "Ihh mba Reni nih. Ya sudah saya balik ke ruangan ya mba. Permisi"

Hari itu, pikiran Afgan selalu terbayang wajah Rossa. Ia memikirkan keadaan, kegiatan, dan keberadaan Rossa saat itu.

Rindu ini semakin menyiksaku. Setelah kemarin tanpa kabar dan tanpa pertemuan, hari ini kembali lagi. Andai aku tidak membiarkan handphoneku lowbat, mungkin aku bisa tau kabar dan keadaannya bahkan mungkin aku akan tau alasannya cuti hari ini.
Cha..., kamu dimana?
Maaf kalo aku lancang, tapi
"aku rinduuu"
Maaf juga kemarin aku tak menjemputmu. Sebenarnya aku ingin melakukannya, tapi keadaan menekanku.
Ku harap dirimu disana baik-baik saja
Cepat kembali.
Aku sangat merindukanmu.
Afgan

Tiga hari Afgan menunggu kabar dan kedatangan Rossa, rindu menyiksanya. Dia sudah coba mencari Rossa dan berusaha menemuinya dirumah tapi tak kunjung dapat hasil. Dia tak tau harus kemana lagi. Dia takut jika Rossa benar-benar pergi meninggalkannya.

Afgan : "Mba, udah ada kabar belum dari Bu Rossa?"

Reni : "Berapa hari ini gak ada, terakhir pas ijin cuti"

Afgan : "Kemana ya bu Rossa? Saya sudah cari ke rumahnya tapi gak ketemu"

Reni : "What? Rumah bu Rossa? Sejak kapan kamu tau?" suara Reni sangat keras

Afgan : "Shuuuttt. Jangan keras-keras mba, nanti yang lain pada tau. Saya yang kena marah nanti sama bu Rossa"

Reni : "Beneran mas Afgan udah pernah diajak kerumah sama bu Rossa?" kepo

Afgan : "Iyaaa. Tapi jangan bilang bu Rossa ya kalo saya kasih tau mba, bisa abis saya"

Reni : "Widiiiihh berarti udah ada tanda-tanda dong?"

Afgan : "Tanda-tanda apaan?"

Reni : "Ihh masa mas gak ngerti sih? Maksud saya itu berarti ada lampu ijo tuh buat mas. Ini pertama kali loh bu Rossa ngajak orang kerumah, pria lagi"

Afgan : "Apa sih mba. Emang iya?"

Reni : "Iya. Dulu sih pernah bu Rossa ajak orang tapi itu Rahel mantan sekretarisnya. Oh ya mas, mas Afgan kan udah makin dekat bu Rossa. Saya harap mas gak phpin bu Rossa ya, beruntung loh kalo mas bisa miliki bu Rossa"

Afgan : "Iya mba Reni, iyaa. Saya cinta kok sa__"

Reni : "Tuh kan bener dugaan saya" memotong pembicaraan Afgan "bahagiakan bu Rossa, mas. Dia layak untuk itu"

Afgan : "Hehe, siap mba. Mba mau kan bantuin say buat dekat sama ibu dirut?"

Reni : "Pastilaah"

Afgan terus memikirkan Rossa tapi dia bungung harus cari kemana. Mau tanya orang tapi ia tidak tau harus tanya siapa, mengingat Rossa tidak pernah memberitahu orang-orang terdekatnya selain Bibi dan karyawan kantor. Mau tanya Bibi, tapi Bibi juga tidak ada dirumah Rossa, rumahnya kosong seperti tidak berpenghuni.

Sudah 3 hari Rossa dirawat dirumah sakit ditemani Bibi dan Mang Diman

Rossa : "Bi, aku udah boleh pulang gak sih? Bosen tau bi, disini terus. Aku mau kerja"

Bibi : "Aduh non, kerja terus sih yang di pikirin. Sehat lebih penting non"

Diman : "Bener kata bibi, non. Non harus dirawat dulu dan juga harus banyak istirahat"

Rossa : "Iya deh. Tapi bi, mang. Ocha gamau disini, bosan berbaring terus. Ocha maunya istirahat dirumah aja"

Bibi : "Sabar ya non, nanti bibi tanya sama dokternya, ya?. Oh iya, kamu sama mang Diman dulu ya? bibi mau pulang sebentar mau beberes rumah, udah berapa hari kita gak pulang dan rumah gak ada yang urus"

Rossa : "Iya, bi. Jangan lama-lama ya, hati-hati juga"

Bibi : "Iya non. Bibi pamit ya, mang, assalamualaikum"

Rossa & Diman : "Waalaikumsalam"
























Yuhuuuuu 💃🏻
Apa kabar kalian para readerskuh tercintrongg😍😍 semoga baik yaa😇

Part yang ini agak gaje😬🙈 semoga kalian masih bertahan untuk terus membaca yaa 🙏👌

Maapkeun untuk cara nulis atw ngetik author yang gak beraturan 😂😂
Mohon kritik & sarannya 😘

** Ohiya, disini ada anak Pecinta Rossa (PR) gak?? Udah pada beli tiket gak buat nonton konser virtual teh Oca sama Vidi besok?? Yang belum buruan gihh beli tiketnya, nonton sambil berdonasi kan indah dan mudah-mudahan berkah😇 **

Happy readingg!!  Enjoyyy!!!
Jangan lupa VOMMENT nya yaa gaesss 😘😘

Laafffffyu readlevv'kuu❤❤❤❤

Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang