EPS 14

253 24 6
                                    

Rossa POV
.
.
Hari ini betapa bahagianya aku ketika dia yang kurindukan dalam diam, datang menghampiriku.
Dia menemaniku, menyuapiku, dan membantuku ketika aku butuh sesuatu. Dan, ya, pelukan itu. Aku benar-benar bahagia. Berada di pelukannya membuatku nyaman. Dia selalu bisa membuat jantungku berdetak kencang. Sebenarnya aku ingin terus ada dalam pelukannya. Andai saja dia telah menjadi pasangan yang sah untukku, aku tidak akan melepas pelukannya. Oh tidak, apa aku jatuh cinta pada Afgan? Entahlah. Tapi saat ini aku benar-benar ingin terus bersamanya. Aku takut jika harus kehilangannya saat ini, aku belum siap.

Malam berganti pagi, dengan sinar mentari yang begitu cerah, secerah hatiku. Suara pintu yang terbuka mengalihkan pandanganku

"Assalamualaikum" ucap pria dari balik pintu yang ternyata itu Afgan

"Waalaikumsalam" ucapku, bibi dan mang Diman bersamaan

"Afgan?" ucapku pelan

"Hy bi, mang" sapa Afgan pada Bibi dan mang Diman "Halo Cha, gimana keadaan kamu?" lalu menyapaku

"Aku baik. Kamu kok pagi-pagi udah kesini, gak kerja?"

"Enggak. Kan aku mau temenin kamu Cha" ia menghelus lembut kepalaku

"Ga usah Gan. Mending kamu balik ke kantor, bantuin Reni disana"

"Engga Cha, aku mau disini sama kamu. Nanti aku telpon mba Reni buat ijin"

"Enak aja kamu, enggak. Pokoknya kamu harus balik kerja" aku memukul lembut lengannya

"Tapi Cha, aku ingin disini. Aku pasti minta ijin kok"

"Gak ada ijin-ijin Afgan. Sekarang kamu ke kantor"

"Galak amat. Pokoknya aku ingin disini sama kamu" Afgan kekeh

"Disini bosnya siapa? Kamu? atau Reni? main ijin sembarangan" aku melipat silang kedua tanganku didepan tubuhku

"Tapi Cha__"

"Balik kantor atau  aku pecat" aku sedikit menakutinya haha

"Iya deh iya ibu boss bawel"

"Nah gitu kan enak, dari tadi kek nurut" wajahnya mulai cemberut "Sekarang kamu ke kantor. Kamu bisa kesini lagi kok pas jam makan siang, sekalian temenin aku makan siang"

"Bener ya?"

"Iya Afgannn"

"Ya sudah, aku balik. Kamu jangan nakal-nakal ya" ia mengacak pelan rambut kepalaku

"Apasih. Emang aku disini ngapain, main sama anak kecil gitu?"

"Kali aja kan haha"

"Ihh kesel. Udah sana pergi"

"Ibu boss ngambek haha. Ya udah aku pamit"
Afgan mencium puncak kepalaku, oh my God semoga pipiku tidak memerah di hadapannya.

"Bi, mang, aku pamit ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab Bibi dan mang Diman bersamaan.

Aku menatap punggung Afgan yang hilang dibalik pintu. Sebenarnya aku ingin dia disini menemaniku, tapi aku ingin Afgan profesional pada kerja.

Dear Afgan..,
sekretaris yang keras kepala tapi ganteng hehe
Terimakasih untuk semua yang kau lakukan untukku selama kita bersama. Seberkas cahaya terang menyinari hidupku.
Kasih sayang dan perhatian yang kau beri untukku membuat hatiku merasa kagum. Kenyamanan itu ada saat mataku memandangmu, sesejuk embun pagi.
Aku tak tau sampai kapan kita akan terus bersama seperti ini, harapku semoga hubungan kita ini akan tetap harmonis.
Gan, jangan mengecewakan ya
Rossa

Bibi dan mang Diman yang berada tak jauh dari ku terlihat aneh dengan tingkahku dan Afgan, tapi aku menghiraukannya hehe pasti mereka akan menyodorkan aku dengan banyak pertanyaan. Benar saja, ketika Afgan benar-benar sudah pergi mereka langsung menghampiriku.

"Pria itu siapa non?"
"keliatannya akrab sam non"
"Non, bahagia banget keliatannya"
"Sejak kapan non dekat sama den Afgan"

Bertubi-tubi pertanyaan mereka lontarkan padaku, dan yang buat perasaanku gimana gitu.., pas mereka bertanya
"Apa non suka sama den Afgan?"
"Apa non pacaran sama den Afgan?"

"Hmmm" aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan itu.
"Bi, mang, aku sama Afgan hanya teman kok. Doain aja hubungan kita tetap harmonis seperti ini"

"Iya non, bibi pasti doain yang terbaik buat non"

"Mamang juga doain semoga non mendapat teman yang setia dan tulus sayang sama non"

"Amin. Makasih ya bi, mang. Kalian sudah jadi  malaikat yang selalu ada buat Ocha. Ocha sayang sama kalian"

Aku memeluk erat mereka berdua. Sungguh betapa aku bersyukur memiliki mereka.
Pelukan kami terlepas saat pintu terbuka, dan masuk dokter Shelinly yang menanganiku.

"Permisi, saya mau periksa kondisi ibu Rossa"

"Iya dok silahkan" jawab bibi

"Panggil Ocha aja dok, saya belum nikah apalagi punya anak hehe"

"Baiklah. Saya periksa kamu ya Cha"

"Iya dok"

Setelah melakukan pemeriksaan dokter Shelinly memberi kabar bahagia untukku
"Kondisi kamu sudah membaik, siang ini kamu sudah bisa pulang"

"Yeaayy, makasih dokter. Akhirnya aku bisa pulang juga dari sini"

"Tapi jangan lupa dijaga pola makannya, obatnya diminum, istirahat yang cukup jangan terlalu capek. Dan ingat, kamu harus datang lagi untuk kontrol kondisi kamu ya Cha"

"Siap dok"

"Ya sudah, saya permisi dulu ya"

"Iya dok, makasih ya"

Akhirnya setelah berhari-hari aku ada diruang rawat ini aku bisa keluar dan menikmati udara bebas. Bosen dan suntuk bercampur aduk selama beberapa hari ini. Gimana gak bosen kalo tiap hari cuma berbaring, duduk sedikit, makan, minum, ke toilet, muter-muter aja di ruangan ini mana bibi gak ijinin lagi kalo aku main handphone. Kalo dirumah kan bisa duduk santai di teras belakang rumah, nonton tv dan yang pastinya lebih leluasa bergerak dan berkeliaran dibanding berada di ruangan ini.



















Hyhyy readlevv' terciintaaaah 🙌😍
Hari ini aku kembali up💃🏻

Author udah kehabisan kata, cuss silahkan dinikmati aja cerita author di part yang ini👌😘

Ohiya, author mau ucapin Selamat LEBARAN "Hari Raya Idul Fitri 1441 H" untuk seluruh Afross Loverss dan teman-teman umat Muslim yang merayakan 🙏🙏🙏🎉
Minal aidin wal faidzin semuanya, Mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏🙏
Semoga lebaran kali ini membawa berkah yang luarbiasa indah bagi semuanya 😇😇😇

Maaf baru ucapin (Better late than never😘) 🙏 sebenarnya kemarin author udah kirim tapi gak tau kenapa filenya di author hilang, ga tau kalo di kalian 😥

Enjoyyy gaesss😚❤❤❤

Jangan lupa terus gempurkan VOMMENT yaaah😘😘

Love,
Author 🌹❤

Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang