EPS 3

222 15 2
                                    

Afgan yang saat itu hendak beranjak pulang ia melihat pintu ruangan Rossa terbuka dan ia mendapati Rossa sedang tertegun dalam lumunannya. "Ini kan jam pulang kok dia masih disini ngelamun lagi, benar-benar aneh" Afgan bergumam sendiri.

"Ngapai kamu disini? Dan siapa yang aneh?" ternyata Rossa mendengar suara Afgan

"E..eh saya tadi gak sengaja liat ibu. Saya pengen masuk tapi saya takut" dengan terbata-bata Afgan memberanikan diri bicara

"Saya masih ingin disini, sudah kamu pulang saja" Rossa menyuruh Afgan pulang.

Lagi-lagi percakapan yang tanpa basa-basi. Afgan terus berusaha memikirkan cara agar dia bisa berbicara dengan Rossa, setidaknya ia tidak melamun seperti tadi.
" Ibu lagi suntuk ya? Gimana kalo ibu ikut saya?" Afgan mencoba memberi penawaran meskipun sebenarnya ia tidak tau harus membawa Rossa kemana

"Kemana?" tanya Rossa

"Jalan. Kita cari udara segar" jawab Afgan

"Tapi saya gak bawa mobil, supir saya sudah saya suruh pulang lebih dulu"

"Tenang bu saya bawa mobil"

Afgan lega setidaknya Rossa tidak lagi melamun sendirian di kantor dan mau ikut saat diajak keluar. Rossa kemudian mengambil tasnya dan akhirnya mereka jalan bersama

Afgan : "Ki..kita mau kemana bu?" Afgan dengan gugup bertanya

Rossa : "Gimana sih kamu, kan kamu yang ngajak saya" Rossa mulai kesal

Afgan : "Iya bu, maaf. Saya kan cuma nanya, siapa tau ibu ingin ke suatu tempat" Afgan dengan menunduk

Rossa : "Terserah kamu aja" ketus Rossa

Afgan terus berkendara dan mobilnya berhenti disebuah cafe. Ia turun dan membukakan pintu untuk Rossa lalu mengajaknya masuk ke dalam.

Rossa: "Kenapa kamu bawa saya ke sini? Saya gak laper" tanya Rossa datar

Afgan : "Saya tau ibu belum makan, makanya saya bawa ibu kesini. Lagipula saya laper bu"

Rossa : "Terserah kamu"

Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu. Bahkan hingga makanan tiba mereka tidak saling bicara. Rossa tampak termenung entah apa yang ada di pikirannya, Afgan pun enggan berbicara. Sampai akhirnya Afgan memulai pembicaraan duluan.

Afgan : "Bu, kok gak dimakan?" sedikit terbata

Rossa : "Oh iya" sambil memasukkan sesendok makanan ke dalam mulut dengan terpaksa karena memang ia sedang tidak mood

Selesai makan Afgan mengajak Rossa ke taman, perlahan Rossa mulai akrab berbincang dengannya. Karena sudah larut malam Rossa meminta untuk pulang, Afgan ingin mengantarnya namun Rossa menolak. Afgan berusaha membujuk namun nihil, akhirnya ia mencarikan Rossa taxi untuk mengantarnya pulang.

"Hari dimana semua tampak begitu berbeda. Perlahan empatiku tumbuh terhadap dia yang kepribadiannya sangat sangat tertutup, dan ini pertama kalinya. Banyak tanda tanya yang muncul di benakku tentang dia yang hadir penuh dengan misteri. Dan rasa penasaran itu seakan membuatku harus mengenalnya.
Pernah ku berjanji untuk tidak peduli dengan siapapun itu  kecuali mama, dan sampai sekarang janji itu masih terjaga.
Akankah aku mengingkari janjiku sendiri?"
Afgan

Itulah puisi yang ditulis Afgan di secarik kertas. Perasaan yang ia rasakan setelah kejadian malam itu.

Mentari kembali bersinar, Rossa dan Afgan kembali dengan rutinitas mereka.
Setibanya di kantor Afgan berpapasan dengan Rossa di dalam lift "selamat pagi, bu" menyapa Rossa sambil tersenyum

"Selamat pagi, Afgan. Terimakasih untuk semalam. Pagi ini saya ada meeting dan saya ingin kamu yang memimpinnya menggantikan saya, nanti materinya saya suruh Reni yang e-mail ke kamu. Jangan kecewakan saya, saya duluan" Rossa tampak tidak bersemangat

"Baik bu" mengiyakan perintah Rossa "ada apalagi dengan bu Rossa ya?" batinnya.

Hari itu Rossa memang tidak bersemangat, ia masih saja terus melamun entah apa yang mengganggu pikirannya.

Menjelang siang Reni datang ke ruangan Rossa "Permisi, bu" Ia menemukan Rossa sementara melamun "Ibu..Bu Rossa" Reni berusaha menyapa

"Eh Reni maaf, ada apa?" tanya Rossa yang kaget dengan kehadiran Reni diruangannya

"Iya bu, ini saya bawa laporan yang ibu minta kemaren" menyodorkan beberapa map ke tangan Rossa

"Iya makasih Ren. Eh kamu tolong ingetin Afgan untuk siang ini ikut saya meeting dengan klien di luar kantor saat jam makan siang. Saya tunggu"

"Baik bu, saya permisi" Reni beranjak keluar ruangan.

Siang itu Afgan menemani Rossa bertemu klien, kali ini mereka berangkat bersama menggunakan mobil Rossa dan Afgan yang menyetir.
Seperti biasa sepanjang perjalan mereka hanya saling diam, bahkan saat meeting pun tak banyak kata yang keluar dari mulut mereka apalagi yang Rossa yang berkali-kali tertegun dalam lamunan.
"Ibu.. Bu Rossa" suara Afgan mengagetkan Rossa "Ibu Gapapa?" tanya Afgan

"Eh iya, gimana proposalnya?" pertanyaan itu membuat Afgan bingung

"Meetingnya sudah selesai bu. Apa kita bisa kembali ke kantor?" Afgan menahan tawanya

"Sudah selesai ya? Maaf saya melamun. Nanti aja kita ke kantornya, pesan makan dulu sekalian, ini jam makan siang" ujar Rossa sambil memanggil waitress untuk memesan makanan

Mereka menikmati makan siang bersama.

Afgan : "Ibu lagi ada masalah ya? Saya perhatiin ibu ngelamun rerus?" tanya Afgan sedikit gemetar

Kamu Yang Ku Nanti (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang