🎶I like you so much-Ysabelle🎶
•••
"kecuali, kamu temani saya membeli makanan" ucap Gavin seraya bangkit dari sofa nya dan mendekati gadis itu.
"Hmmm, tapi Kaka ngga malu, jalan sama aku"
"Harus saya malu? Kamu cantik" apa yang dilakukan lelaki ini memang cerdik, ia selalu bisa membuat gadis ini terlihat gugup terlihat dari merona nya pipi sherill.
Bodohnya, sheril menyentuh pipinya yang sudah memanas.
"Pipimu sudah blush, ayo cepat temani saya" ucap Gavin lagi.
"Pakai jaket saya, seragam mu sudah penuh Dengan darah" lanjut gavin
Kini sherill hanya menurut dan membuntutiGavin yang berjalan ke garasi mobil.
Mobil merah milik gavin kini sudah keluar dari rumah mewah itu. Membelah jalanan jakarta yang renggang.
"Kaka, dirumah sendiri?" Tanya sherill untuk menembus keheningan dalam mobil.
"Sama si mbok"
"Iiiii maksudnya keluarga"
"Saya sendiri, ayah sudah meninggal"
"Maaf ya ka"
Gavin hanya mengangguk.
"Tujuan saya pun untuk mencari ibu saya, ayah memberi saya clue bahwa ibu ada di Jakarta." Sherill hanya mengangguk.
"jadi, selama ini, kaka belum pernah melihat wajah ibu kaka?." tanya sherill yang di jawab dengan gelengan kepala gavin.
"kalo aku belum pernah liat ayah" raut wajahnya berubah, bersamaan dengan cuaca yang ikut berubah. Ya, jakarta mendung. "sayang nya saya tidak bertanya" geram yang sherill rasakan pasca mendengar tutur gavin.
"hmm nyebelin!"
Jalanan jakarta sedang longgar, hingga laju mobil yang gavin kendarai begitu santai. Sayang nya cuaca sedang tidak mendukung karena hujan tiba-tiba mengeroyok.
Tak lama mobil Gavin berhenti di depan sebuah cafe yang lumayan terkenal di Jakarta.
Cafe star
Saat mereka memasuki cafe tersebut, banyak karyawan yang menyapa Gavin.
"Selamat siang Gavin"
"Hallo Gavin"
Gavin hanya tersenyum manis dan melambaikan tangannya.
Mereka duduk di kursi nomor 13, sherill nampak melihat desain cafe itu dengan tatapan berbinar.
"Kenapa?" Tanya Gavin.
"Dari dulu, aku suka banget sama desain interior cafe ini, orang yang buat desain nya pasti pecinta klasik, dibuktiin sama karya yang ada di depan, itukan lukisan lama, terus lampu lampunya juga memberi kesan klasik" ucap sherill seraya menunjuk beberapa benda di sekeliling.
Gavin hanya terkekeh melihat gadis di depannya.
"Iya, dia cinta yang klasik klasik, tapi semenjak dia tau kamu suka yang desain klasik, kayanya dia ngga suka lagi sama klasik klasik yang kamu sebutkan" lagi dan lagi gavin membuat gadis ini merubah raut wajah nya.
"bodo amat, Dan aku suka banget sama kursi nya, biasanya cafe cafe di Jakarta itu--"
"Nyerocosnya nanti, sekarang kita pesen makanan dulu" ucap Gavin memotong perkataan sherill.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beauty Inside [Revisi]
Teen FictionTak habisnya aku dibully, tak habisnya aku di caci dan di maki. Dan bodohnya, aku malah menyukai kaka kelas yang selalu membully ku tanpa henti. Tapi semakin aku di bully olehnya, semakin rasa suka itu tumbuh menjadi rasa cinta. Cover by:Maaljs