[VIII] TBI [Revisi]

59 3 2
                                    

Melihatmu jauh saja hatiku bergema
Melihatmu dekat seperti ini mungkin ginjal ku pindah kelutut

Becanda yach:v

✨✨✨

"Haahhhh?"
Leo menatap gadis di sebelahnya, nampak wajah sherill terkejut dengan pernyataan kepala sekolah.

"Ngga gitu dong pak, ka Leo yang mulai"

"Tapi kamu membalas bukan?"

"Iya si membalas cuman asap ngga mungkin ada kalo ngga ada api"

"Tapi ngga mungkin UKS bisa berantakan kalo ngga ada yang berantakin" Leo memutar bola matanya, sedangkan sherill tetap mengelak.

"Udahlah pak, biar cepet apa hukumannya" kini sherill menatap Leo.

"Kak Leo, ko malah nanya hukuman si"

"Heh gembel Diem atau gue gunting pita suara lo" lagi lagi bisikan Leo membuat sherill bungkam. Tapi, ada yang berbeda, jarak bibir Leo dari telinga sherill begitu dekat, hingga napas Leo menembus gendang telinga hingga parkir di hati sherill (aaaa lebay!!)
Sherill membulatkan matanya dan membuka mulutnya seraya tersenyum.

"Sherill?"

"Ah iya pa"

"Kamu senyum kenapa? Seneng ya di kasi hukuman?"

Spontan sherill menggelengkan kepala.

"Hukumannya yang pertama, kalian berdua bersihkan taman belakang dannn.."

"Pak, itu udah lama banget ngga di pake taman nya, pasti berantakan banget lah" Leo memotong ucapan kepala sekolah.

"Saya tidak mau tau, 1 yang kalian perbuat 1000 pertanggung jawaban"

"2.setiap pagi kalian Bersihin halaman sekolah, lakukan selama 3 hari"

"3.setelah bel berbunyi, dan semua murid sudah mensterilkan sekolah, kalian mengunci setiap kelas itupun dilakukan selama 3 hari"

"Pak maaffff banget banget,gabisa gitu dong hukumannya banyak banget, apalagi setelah pulang sekolah saya harus kerja"

"Konsekuensi" ucap kepala sekolah seraya memukul meja. Membuat 2 orang di hadapannya melonjak kaget.

"Dan terkahir, karena baju kalian basah basah gini, dengan berbaik hati saya memerintah kalian untuk berjemur di depan tiang bendera sambil mengangkat tangan kalian di depan pelipis"

"Itu hukuman" ucap Leo dan sherill berbarengan.

"Sudah laksanakan sekarang! Lakukan sampai bel kedua menanti" Leo dan sherill hanya berpasrah menerima akibat dari apa yang mereka perbuat.

Kini mereka sudah berada di tangga menuju lapangan utama.

"Lo jangan deket deket gue" ucap Leo seraya menjauh dati sherill.

"Sekarang pengeng jauh-jauh nanti pengen ya deket deket nempel terosss" perkataan berbisik sherill ternyata didengar oleh Leo.

"Apa? Nanti gue deket deket sama looo? Hahahaha Semalem mimpi apa? Ketemu sunggokung? Najis 7 turunan gue deket sama lo, lo itu miskin, jelek lagi, pendek, kucel,kalo gue suka sama lo apalagi sampe nikah, gak kebayang anak gue gimana nasib nya, pokonya gue gak bakal deket deket sama lo"

"Kok udah mikir mau nikah sama aku?"

"Terus sekarang kenapa deketan kaya gini?" Tanpa dirasa ketika Leo berbicara dengan sherill ia terus mendekati sherill hingga sekarang sherill terpojok di pegangan tangga.

Leo menahan malu dengan menjambak rambut sherill.

"Inget, yang buat lo malu, lo hina di sekolah ini gue, gue bisa buat yang lebih menggelegar dari kemarin kemarin, dan lo? Mulai berani ngelawan gue?" Leo mengangkat sudut bibir sebelah kanan, tatapan yang menyeramkan bagi sherill itu kembali.

Leo mendahului sherill untuk segera menjalankan hukuman pertama. Untuk hormat kepada bendera di siang bolong yang panas nya semakin menjadi-jadi.

Tak sedikit pasang mata yang menatap mereka berdua, tatapan senang ketika sherill di hukum, dan tatapan kasihan ketika Leo juga di hukum.

"Emang ya tuh cewe pembawa sial, pake ngajak orang lagi buat di hukum"

"Pasti harga dirinya udah ngerasa tinggi gara-gara dihukum bareng si Leo"

"Yaiyalah miskin tugeder"

Celoteh celotehan murid SMA Pelita Jakarta rupanya sudah menjadi asupan sehari hari bagi sherill. Nampak sherill bias biasa saja mendengarnya.

"Sebenarnya gue males deket deketan sama lo, cuman karena tiang bendera nya ngga lebar, dengan secara amit-amit jarak nya deket banget" ucap Leo kepada sherill hanya di balas dengan sunggingkan bibir sherill.

Jarak Leo dan sherill lumayan dekat, membuat sherill ingin berlama lama disana. Tapi, tubuh sherill menolak, mimisan itu datang lagi, pandangan nya kabur, tubuhnya gontai.

Leo tau sherill pasti akan pingsan, Leo menyentuh sikut sherill untuk tetap berdiri.

"Jangan biarin gue repot lagi bawa lo ke UKS"
Sherill mencoba untuk tegar, tapi pusing itu semakin menjadi jadi.

"Aku gak kuat ka"

"Bodo amat, gue gak akan gendong"

Brughhhhh

Benar saja, lagi lagi tubuh sherill ambruk di lapangan utama bersama terik matahari.
Leo memutar bola matanya dan dengan malas pria kejam itu menggendong seorang gadis yang dibencinya untuk dibawa ke UKS.

"Pembawa sial!"Leo mendengus seraya menggendong tubuh mungil sherill.
Bagaimanapun dia laki-laki sudah sepatutnya ia menolong seorang gadis yang sedang dalam keadaan genting bukan?.

✨✨✨
Dikelas leo
Pria perawakan tinggi itu tengah memainkan ponsel nya seraya mengangkat kedua kakinya dan diletakan di atas meja.

"Yo, lo ko peduli sama si poor girl itu?" Dia Bryant kawan Leo semenjak satu sekolah di SMA Pelita Jakarta

"Sumpah gue males banget, jadinya tangan gue gak suci kan? Cuman ya gue juga masih punya hati" pernyataan Leo hanya di balas "oh" oleh Bryant.

"Menurut gue, lo jangan terlalu jailin si .. siapa namanya?" Ucap Alex

"Sherill" ucap Leo,

"Iya dia, jangan terlalu di jailin"

"Serah gue lah, emng napa si?"

"Gue takut dia bakal kena gangguan psikis, apalagi gue liat, dia ngga punya temen satu pun disini, satupun ngga ada yo." Ucap alek dengan nada serius.

"Dan yang kedua, gue takut lu jadi suka" kali ini Nada yang Alex lontarkan dengan nada jahil tak lupa dengan seringai nya.

Leo menatap mereka datar.

"Gak akan, cogan kaya gue bakal suka sama cewe butek kaya dia?" Bryant dan Alex masih tertawa terbahak-bahak.

✨✨✨
Huftttt hayati lelah:)
Kalo cerita mulai aneh coment aja yaks:)
Gosah sungkan sama akuma eaa eheheh asal positif aja XD

21-04-2020

Follow yuk: kuu.jeng

See you the next chapter🦄🦄

The Beauty Inside [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang