Prolog. ⚠️✔️

35.5K 1.2K 209
                                    

WAJIB BACA!


Kalian bisa mampir ke ceritaku yang disebelah! Judulnya 'Conundrum' (PART LENGKAP!).

Karena sebagian chapter ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan^^

Oh ya! Akan ada sequel PBD kok! Tapi aku saranin baca Conundrum terlebih dahulu ya! Karena sequel ini two in one antara PBD dan Conundrum.

Kalian bisa follow aku untuk info lebih lanjut tentang sequel nanti! ^^

Note! : Walaupun kalian belum sempat baca PBD, tenang aja! Karena sequel ini bisa dibaca secara terpisah.

Bagi kalian yang ingin mengetahui alur cerita ini secara garis luar kalian bisa melanjutkannya untuk membaca! Tapiii... Aku gamau tanggung jawab kalau kepo sama endingnya ya haha<3

Versi lengkapnya ada di novel. Kalian bisa cek instagram @penerbit_nursam atau langsung CP via WA +62 831-1497-7139

Thank you! <3

***

Warning!!!

Cerita ini mengandung kekerasan, kata - kata kasar dan hal lainnya yang tidak patut untuk ditiru!

Ini hanya cerita Fiksi.
Jadi mohon permaklumannya dan bijak dalam membaca.

Cerita ini murni dari pikiran Geii, tidak ada unsur plagiat.

Jika ada kesamaan tokoh, tempat atau alur cerita, mohon maaf sebesar - besarnya karena itu hanyalah unsur ketidak sengajaan.

Kalian bisa panggil aku 'Geii'!

Selamat membaca!

***

Bagaikan Singa sang Raja hutan.
Tak ada hewan yang berani untuk mengusik.
Tenang, gagah, kejam, dan berwibawa.

***

Flashback on.

"AKHHH!!" rintih sang gadis yang tak kuasa menahan sakit disaat pisau tajam itu menggores kulit halusnya.

Sang pelaku hanya mengulas senyum kematian, dirinya sangat menikmati detik demi detik yang ia buat. "Tahan baby" ucap seorang lelaki berparas tampan yang kini tengah asik memainkan gadis tersebut.

Senyum bak malaikat kematian-pun ditampilkan oleh lelaki berkulit putih tersebut.

Gedung tua yang jarang dijamah oleh manusia pun menjadi saksi bisu bagaimana kekejaman seorang cowok yang masih berstatus sebagai pelajar SMP itu.

Sorot mata yang tadinya gembira itu mendadak berubah menjadi sorot penuh kebencian. "Lo! Lo udah sempet nyakitin temen gue!" ucap lelaki tersebut seraya menaikkan pisau kesayangannya. Tak ada perasaan bersalah dalam dirinya, malahan perasaan bahagia bercampur puas yang ia rasakan.

Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat. Plis! Ia tak ingin mati dan membusuk disini! "T-temen lo kampret, l-lebih cantik gue!" ucap sang gadis tanpa berpikir panjang bagaimana akibat yang akan ia dapat dari ucapan yang ia lontarkan.

PBD✔️ [ TERBIT! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang