Hari ini adalah hari dimana para siswa maupun siswi sukai. Banyak yang mengatakan hari kemerdekaan belajar. Ya hari minggu tepatnya!
Hari Minggu ini Sasa sedang menunggu teman-temannya. Karena mereka sudah berjanji untuk bermain di rumah Sasa hanya sekedar makan, maupun gosip.
"Duh lama amat keong racun" gumam Sasa kesal yang sedari tadi menunggu sahabat sahabatnya didepan rumahnya.
Setelah beberapa menit Sasa menunggu, akhirnya yang ditunggu datang juga.
"Gilak lo pada, lama amat" gerutu Sasa sambil melihat kearah teman temannya.
"Yakan janjinya jam 11 Sa." ucap Tania tak bersalah.
"Telat sejam jugaan" ucap Riri enteng dengan kekehan kecilnya.
"Gila! Janji jam sebelas maksudnya udah disini. Bukannya jam sebelas baru berangkat. Apalagi jam sebelas baru selesai mandi" gerutu Sasa kesal dengan melipatkan kedua tangannya didepan dada.
"Yaudah lah, kuy masuk" ajak Riri pada Tania dan Lisa. Riri memimpin jalan untuk masuk kerumah Sasa yang diikuti oleh Lisa dan Tania.
"Yang punya rumah disini siapa peak!" teriak Sasa yang ditinggal sendirian didepan rumahnya.
Merasa tak dihiraukan, Sasa menggerutu kesal melihat ketiga temannya yang sudah menaiki anak tangga.
"Langsung ke kamar gue aja ya" ajak Sasa.
Ketiga temannya pun mengangguk setuju lalu mengikuti arah jalan Sasa..
Ceklek..
"Anggap rumah sendiri aja ya, gue mau ke toilet" ucap Sasa ramah pada ketiga temannya.
Saat Sasa telah masuk ke toilet, dengan sigap Tania berlari menuju kulkas kecil yang disediakan di kamar Sasa.
"Gatau malu banget lo Tan!" tegur Lisa pada Tania.
"Kan anggep rumah sendiri" cengir Tania tak bersalah.
"Toh Sasa tajir, gue ambil dikit ga masalah kan?" monolog Tania seraya mengambil empat cemilan dan tiga minuman soda.
Riri memutar bola matanya malas. Lalu ia beranjak ke tempat tidur Sasa.
Setelah tiga puluh menit mereka melakukan kesibukan sendiri, kini tiba saatnya acara utama--Gosip.
Mereka berempat sudah membuat sebuah lingkaran, agar gosip lebih nikmatssshh."Eh lo ngerasa ga sih? Sejak ada penyakit menular yang ngabisin banyak korban jiwa tuh, sekarang perusahaan kayak pizza ngelakuin diskon gede gedean." ucap Lisa heboh sambil memakan kripik singkong Sasa.
"IYA! tapi mereka mah cuma tipuan doang itu! Sok-sok-an harga murah. Eh taunya tipuan, gila ga si?" ucap Tania memenas manaskan gosipan mereka.
"Kok bisa tau?" tanya Sasa yang sedari tadi diam.
"Ya gue taulah! Gue sempet kesana mau beli pizza, eh pizzanya tutup. Kesel kan gue, kalau emang gamau ngadain promosi yaudah gausah isiin iklan iklan gitu" cemberut Tania mengingat kejadian tempo lalu.
"Emang lo kesana jam berapa?" tanya Riri heran sambil menaikkan alisnya.
"jam setengah tujuh pagi" jawab Tania cepat, dan enteng.
Semua diam.
Sasa,Lisa yang mendengar jawab dari Tania itu mendadak cengo. Kecuali Riri, ia langsung mengambil boneka Sasa yang tepat berada disampingnya, lalu ia lempar ke kepala Tania berharap otaknya bekerja dengan semula.
"Lo kira restoran pizza itu warung untuk emak emak beli bahan masakan?" gerutu Lisa kesal saat mengetahui sahabatnya ogeb.
"GOBLOK!" ucap mereka bertiga pada Tania.
"Eh ya Sa, lo kenapa waktu itu? Gue denger denger kalo lo sempet pingsan trus digendong ama Yuda dibawa pulang?" ucap Tania mengalihkan pembicaraan.
Sontak Sasa dan Riri pun saling pandang, seolah berbicara lewat pikiran, lalu Riri pun mengangguk menyetujui.
"Gue punya trauma" ucap Sasa ragu sambil menunduk.
"Hah? Trauma apaan?" tanya Lisa penasaran, kini jiwa ke kepo-annya bangkit.
"Gue trauma kalo ada orang yang gue sayang ngerasain kekerasan, contohnya kayak mereka lagi adu jotos." ucap Sasa sambil menahan tangisnya karena mengingat kenangan yang ia benci.
"Kok bisa?" kini pertanyaan diajukan oleh Riri. Karena Riri hanya mengetahui kalau Sasa memiliki trauma seperti itu, tetapi tidak mengetahui sebabnya.
"K-karena, ada seseorang yang gue sayangi dari kecil sampai sekarang.." ucap Sasa sambil tersenyum pedih.
"Dia sekarang ada di kehidupan gue setelah berpisah, Tapi" Sasa menggantungkan perkataannya, lalu ia menatap ke teman temannya yang menatap Sasa penuh tanda tanya.
"Tapi sekarang dia amnesia, amnesia cuma ke gue doang" ucap Sasa kembali dengan senyuman pedih.
"Walaupun dia amnesia, tapi perilaku ia sejak kecil masih ada di dalam dirinya, gue tahu itu, walaupun gue lama ga ketemu sama dia, tapi saat gue liat berantem lagi, gue bisa ngerasain kalau jiwa psikopatnya masih ada dalam dirinya" ucap Sasa lagi dan lagi, kini ucapan Sasa membuat ketiga temannya kaget.
"Jadi? Siapa dia?" tanya Lisa setelah diam beberapa detik
"Yuyu gue" ucap Sasa kembali dengan kekehan kecilnya.
"Terus? Kenapa lo bisa jadi trauma gitu? Kejadiannya gimana?" tanya Riri yang tak puas dengan jawaban Sasa..
"Kalian semua bakal tahu" jawab Sasa kembali.
"Tapi.." ucap Sasa lagi
"Bisa ga si lo! Kalo ngomong gausah di gantung gitu?! Kita semua kepo nih!!" gerutu Tania tak tahan akan sikap Sasa.
"Tapi gue maklumin sikapnya dia, karena jiwa psikopatnya hanya muncul jika pada orang terdekat dia yang diusik, ataupun dia membenci seseorang" ucap Sasa lagi sambil melihat ekspresi ketiga temannya.
Setelah diam beberapa menit, mereka kembali gosip dengan topik yang lain.
"G-gue deket sama G-gilang" ucap Riri dengan ragu namun senyum yang ia tahan tak bisa ia tahan.
"WHUT THE?!" teriak Tania heboh tak lupa juga matanya yang kian membesar.
"Terus gimana?" tanya Lisa
"Ya gue pacaran sama dia sejak kemarin di taman dia nembak gue" ucap Riri sambil mengingat kembali.
"APAA?!! GILAK GERCEP!" ucap ketiga temannya yang tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.
Bersambung....
-------------------------------------------------------------
Sebenarnya ini sih bukan inti dari ending cerita ini sih ya.
Itu hanya serpihan kecil dari cerita ini.
Kenapa Sasa bisa trauma?
Dan siapakah yang dibilang 'Yuyu' oleh Sasa? Pasti kalian tahu itulah!!🙄
Tapi bukan itu sih yang bakalan aku ceritain:v
Tapi kenapa yang disebut Yuyu itu bisa ngelakuin hal tersebut? Lalu bakalan ada masalah lagi yang akan muncul hehe~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
PBD✔️ [ TERBIT! ]
Roman d'amourSeorang gadis cantik yang memiliki segalanya. Semua orang mengira, apapun yang ia ingin, pasti ia dapatkan. Namun itu salah besar! Ia kesepian saat orang tuanya meninggal karena tragedi kecelakaan. Gadis yang dikenal dengan sebutan Sasa Afifah pun m...