12. Musuh!⚠️✔️

5.5K 325 12
                                    

Malam ini adalah malam yang akan Sasa kenang. Mengapa? Siapa yang tak akan senang pergi ke Pasar Minggu oleh orang yang ia sayangi?

Apalagi sang pujaan hati adalah Most Wanted di sekolah.

Hujan.. Banyak yang berpendapat bahwa hujan adalah suasana yang sangat pas untuk mengenang seseorang yang ia rindukan. Atau? Menangis sekeras-kerasnya dibawah hujan? Ada yang pernah?

Namun, tidak untuk Sasa, biarlah hujan menangis, biarlah gelap melanda saat ini, tetapi hatinya bak sang mentari sedang menghiasi hatinya.

Sasa merebahkan tubuhnya ke tempat tidur Queen size nya, ia ingin tidur secepat mungkin agar hari esok akan segera tiba.

Di lain tempat, Yuda sedang duduk di kasurnya, ia menatap layar ponselnya dengan maksud ia ingin melihat hasil foto yang ia potret saat di pasar malam, namun objek yang ada di foto tersebut tak sadar jika Yuda sedang mengambil foto dirinya.

Entahlah, Yuda merasakan bahwa ia sedang jatuh cinta.
Jatuh cinta? Pada seorang sahabat yang ia kenal saat kecil? Walaupun Yuda amnesia hanya pada Sasa dan keluarganya.
Tapi ia tahu, kebenaran jika Sasa adalah sahabat kecilnya dari gadis pujaan hatinya yang tak lain adalah Sasa sendiri.

•☀️❄☀️•

Pagi hari tiba, Para murid bergegas untuk ke sekolah, hari dimana para murid sangat jengkel. Bisa tebak?

Yap! Itu hari Senin.

Matahari sudah memencarkan sinarnya. Sasa yang kini tengah berjalan di koridor dengan tujuan untuk memasuki kelasnya.
Saat Sasa memasuki kelasnya, hanya terdapat batang hidung 3 orang temannya. Tanpa berkata apapun, Sasa lalu melenggang ke tempat duduknya.

Bel sekolah berbunyi yang terdengar hingga ke penjuru sekolah yang menandakan akan diadakannya upacara bendera.
Untung saja Sasa telah sarapan, maka dari itu, ia tak akan mengadakan sesi acara pingsan saat upacara berlangsung.

Sasa berbaris di barisan ketiga dari depan. Didepan Sasa terdapat Lisa.
Lalu dibelakang Sasa terdapat Riri dan Tania.

Lima belas menit sudah Sasa berbaris dan melaksanakan kegiatan upacara bendera tersebut. Dikarenakan sang mentari tepat menyinari di hadapan siswa siswi, maka dari itu tak heran jika bisa dilihat kalau sebagian siswa siswi menutup wajahnya dengan tangannya sendiri dengan tujuan agar tidak menyilaukan mata.
Mengapa? Kan ada topi?
Tidak! Salah besar! Sebagian siswa siswi tak memakai topi, jadi? Salah sendiri kan?

Tiga puluh menit berlalu, upacara bendera telah usai. Kini para murid dipersilahkan untuk memasuki kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran.

Selang beberapa menit, guru pun datang.

Guru yang mengajar tak lain dan tak bukan adalah bu Sinta, wali kelas XII Ipa2.

"Anak-anak, dikarenakan Acara Ulang Tahun STB sudah dekat, jadi para osis STB sepakat untuk mengadakan perayaan, di masing-masing kelas akan ada satu orang yang diusul untuk berpatisipasi memeriahkan acara tersebut" ucap bu Sinta panjang lebar.

Sasa tak memperhatikan ataupun mendengarkan ucapan wali kelasnya.
Ia hanya menunduk untuk menetralkan jantungnya.
Pasalnya, untuk pertama kali jantungnya berdegup kencang karena duduk sebangku dengan Yuda.

"Jadi, yang dipilih untuk mewakili kelas ini adalah Sasa Afifah" ucap bu Sinta sambil melirik kearah Sasa.

"Sasa? Apa kamu bisa nak?" tanya bu Sinta, namun yang ditanya hanya menunduk.

PBD✔️ [ TERBIT! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang