15. Orang Tua⚠️✔️

5.1K 306 5
                                    

Awan dihari Selasa sedang berkumpul dengan rapatnya.
Yang menandakan hujan akan segera turun.

Seminggu sudah permasalahan itu berlalu.
Seminggu sudah Sasa tak kesekolah.
Seminggu sudah Sasa mengurung dirinya dikamar.

Kini, Sasa berada di balkon, mendongak menatap langit yang ditutupi oleh awan.

Ada yang rindu dengan Kornella?
Ada yang ingin tahu tentang Kornella?
Atau?
Ada yang rindu dengan Reihan?

Kornella di Skors dari sekolahnya selama seminggu, dan hari esok adalah hari terkahirnya menjalankan skors.
Reihan?
Setelah duel antar geng Yuda dan Reihan terjadi, Reihan dikabarkan dirawat dirumah sakit, dan tak lama lagi ia diperbolehkan pulang.

Kini Sasa termenung di balkon kamarnya, berharap ia akan bersama-sama lagi dengan keluarga kecilnya. Namun, mimpi itu pasti tak akan tercapai.
Mengingat kenangan indah bersama kedua orang tuanya, mengakibatkan mata Sasa berair, dan tak lama lagi tetesan air mata tersebut akan jatuh.

"Nasib gue gini banget ya?" ucap Sasa pada dirinya sendiri sembari memeluk lututnya.

Tling!

Notifikasi dari handhphone Sasa berbunyi, menandakan ada pesan baru.
Namun, Sasa tak menghiraukannya.

Tling!

Pesan baru masuk lagi.
Sasa pikir ini yang terakhir kalinya. Maka dari itu Sasa tetap tak membalas ataupun membaca pesan itu.

Tling!
Tling!
Tling!
Tling!

Mendengar notifikasi dari handphone nya tersebut mengakibatkan Sasa geram.
Ia lalu membuka pesan baru tersebut.
Dan ternyata pesan tersebut dari grup teman-temannya.

Muach!

Lisa.
Muach apaan?

Tania.
Manusia Imut cAntik Ciptaan tuHan

Riri.
Ketularan Budi nih, lol.

Tania.
Yang penting gue ga alay kaya lo!

Riri.
Lo ga alay! Tapi bego,oon,goblok.

Lisa.
Diem! Btw Sa? Kapan sekolah?
Gue kangen nih! Si Yuda juga!

Riri.
Sa! Skul! Lusa lo kan dipilih jadi perwakilan kelas!

Me.
Bsk gue skul.

Tania.
Ai lopyu so mat❤

Riri.
Jijik

Lisa.
(2)

Me.
(3)

Tania.
Lg berhitung ya?
Yaudah..

Tania.
(4)

Riri.
Punya tmen gni bet dah.

•❄☀️•


Hari esok tiba, kini Sasa kembali melanjutkan aktivitasnya.
Kini ia sedang memarkirkan mobil sport keluaran terbarunya di halaman sekolah.

Sesampainya dikelas, teman-teman Sasa sudah berkumpul membetuk lingkaran, disana juga ada Yuda dkk.
Melihat kehadiran Sasa, sontak mereka menghentikan aktivitasnya, lalu menoleh pada Sasa.

Yuda terkejut sekaligus merasa senang atas apa yang ia lihat.
Bagaimana tidak? Sasa tak bersekolah selama seminggu, dan selama seminggu sudah Yuda tak melihat wajah cantik Sasa.

Kririrringg...

Bel berbunyi, pertanda pelajaran partama akan segera dimulai.
Selurub siswa siswi STB kembali ke kelasnya masing-masing dan menempatkan diri di tempat duduk masing-masing.

Pak Bambang memasuki kelas, pertanda seluruh murid XII Ipa2 diharuskan sunyi.
Mengapa?
Dikarenakan Pak Bambang adalah guru Killer di STB.

"CEPAT KUMPULKAN TUGAS YANG SAYA MINTA KEMARIN!" teriak pak Bambang pada seisi kelas.
Sontak Sasa terkejut, bukan karena teriakan dari gurunya, melainkan karena apa yang diinginkan oleh gurunya.

Tugas?
Sasa tak mengetahui bahwa ada tugas yang harus dikumpul hari ini.
Seharusnya ia menanyakan pada teman-temannya sebelum sekolah.
Apa yang ia dapatkan kini?
Sudah dipastikan mendapatkan hukuman.

"Maaf pak, Saya tidak mengerjakannya" ucap Sasa tertunduk lesu, ia takut! Sangat takut.

"Apa maksudmu hah?!"

"Saya kemarin tidak masuk pak, jadi saya gatau kalau ada tugas" jawab Sasa pada Pak Bambang.

"HARUSNYA KAMU TANYA SAMA TEMAN KAMU! JANGAN BARU KAMU ANAK DARI KETUA YAYASAN, KAMU SEENAKNYA BISA TIDAK MENGERJAKAN TUGAS DARI SAYA!"  Teriak Pak Bambang. Tak ada balasan dari Sasa, ia tahu ia salah, alhasil ia akan mendengar semua ocehan dari gurunya.

"SEHARUSNYA KAMU TAK PANTAS JADI ANAK DARI KETUA YAYASAN! APA ORANG TUAMU TIDAK MENGAJARKAN CARA DISIPLIN PADAMU HAH?! DASAR GA BECU-"

"KALAU BAPAK MARAH SAMA SAYA SILAHKAN! TAPI JANGAN PERNAH MENJELEKKAN ORANG TUA SAYA!" Teriak Sasa balik pada Pak Bambang. Yang diteriaki Sasa sontak terkejut, atas teriakan dari Sasa, kini nafas Pak Bambang kian memburu menahan emosi.

"Bapak silahkan bilang saya tidak disiplin atau semacamnya, tapi jangan rendahkan harga diri orang tua saya!" ucap Sasa lebih lembut dari sebelumnya karena ia ingat  tokoh yang menjadi lawan bicaranya adalah orang lebih tua darinya.

"Apakah kamu tidak pernah diajarkan disiplin oleh orang tuamu hah? Tak sepantasnya kamu melawan saya! Karena yang salah disini adalah kamu!" ucap pak Bambang sembari mendekati Sasa.

"Jika bapak tidak menyangkut pautkan orang tua saya disini, saya tak akan melawan bapak seperti ini" jawab Sasa menantang Pak Bambang.

Kini atmosfir kelas XII Ipa2 sepertinya menipis.
Bagaimana tidak?
Sebagian siswa menahan nafasnya melihat adu mulut dikelasnya.

"Karena orang tua kamu gak becus didik anak seperti kam-"

"JAGA MULUT ANDA!" ucapan pak Bambang terpotong karena bentakan dari Sasa.

"KAMU GA SOPAN YA SAMA ORANG TUA! GAPUNYA RASA HORMAT!" ucap Pak Bambang menunjuk Sasa.

"Bagaimana saya bisa sopan dan hormat dengan bapak? Bapak saja tak bisa hormat pada orang tua saya! Padahal orang tua saya lebih tua dari bapak, jadi? Apakah itu dinamakan bapak sudah hormat kepada orang yang lebih tua?" ucap Sasa mengintimidasi pak Bambang.

"Apakah itu yang dimaksud HORMAT? Maaf pak! Saya minta tolong. Bapak punya bacot tolong dikonsisten" lanjut Sasa.

"Mengapa saya tak hormat pada bapak? Karena bapaklah yang tak bisa hormat pada orang tua saya! Apalagi orang tua saya adalah ATASANNYA bapak disini. Jadi jangan harap saya bisa hormat pada bapak" lanjut Sasa lagi dengan penuh keberanian.

"ARRGGHH!" geram Pak Bambang lalu hendak melayangkan tangannya kearah Sasa.

Sasa yang menyadari itupun sontak memejamkan matanya.
Namun beberapa detik setelahnya, ia tak merasakan panas dibagian pipinya, ia membuka matanya perlahan dan melihat bahwa tangan Yuda telah berhasil memegang tangan Pak Bambang di udara.

"Saya diam sedari tadi bukan saya takut pada bapak. Apakah guru berhak memberikan kekerasan pada anak didiknya?" ucap Yuda lalu menarik tangan Sasa untuk keluar dari kelas ini..
Pak Bambang langsung kicep dengan perkataan Yuda.
Seluruh kelas tak bisa berkata apapun melihat kejadian pagi ini..

Bersambung...

-------------------------------------------------------------

PBD✔️ [ TERBIT! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang