Dua

30.7K 1.6K 34
                                    

Di sebuah ruangan gelap tidak berpenghuni dengan banyaknya debu dan sarang laba laba menghiasi setiap dindingnya, terdengar suara jeritan memilukan menggema diruangan itu.

Bughh...

"akhh.." rintih gadis itu akibat tendangan yang ia dapatkan diperutnya. Tidak dihitung berapa banyak orang itu melukainya, namun ini membuatnya seperti ingin mati saja.

"a.. ampuni saya. " pinta gadi itu memohon dengan suara yang sudah tertahan di tenggorokan.

Laki laki itu seakan menulikan telinganya dan tetap lanjut untuk memukuli gadis dibawahnya yang sudah terkapar dilantai.

Namun, ditengah kesadarannya yang hampir terenggut. Gadis itu melihat sebuah jacket menggantung di kursi bergambarkan seekor burung Elang..

Cit..

Suara pintu terdengar bergesek diantara lantai berdebu itu. Seseorang masuk dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya. Dengan ekspresi yang datar namun terkesan tajam, seseorang itu dengan santai nya berjalan ke arah dua orang itu.
Sontak saja orang yang memukul gadis itu tadi langsung menggeser badannya membiarkan lelaki tersebut melihat mainannya.

Lelaki itu mensejajarkan badannya ke gadis itu. Seketika Delana kaget melihat wajah lelaki itu.

"ke...keenan" ucapnya pilu. Keenan hanya memandang wajah Delana dengan tatapan seakan apa yang ia lihat sekarang adalah sesuatu yang menjijikkan. Ia pun berdecih.

"to.. tolong sa..ya" pinta Delana. Yah Delana sangat mengharapkan Keenan menolongnya. Ia seakan melupakan fakta jika ternyata malaikat mautnya berada tepat didepannya.

"apa yang kau rasakan? " ucap Keenan tenang namun seakan menusuk.

"sa..kit. " jawab Delana, ia sungguh tidak bisa untuk berbicara panjang lagi seakan akan ada yang menahan suaranya.

"aku akan tolong.. " ucap Keenan.

Seketika membuat Delana memiliki harapan untuk hidup namun hal yang dilakukan Keenan setelahnya membuat ia benar benar sadar kalau dihadapannya adalah malaikat mautnya.

"menolong Thea untuk tidak melihat mu lagi... " ucap Keenan tajam diiringi dengan cekikan kuat berada pada leher Delana yang membuat Delana meronta berusaha untuk melepaskan tangan Keenan sampai tangan itu lemas dan tidak bergerak lagi.

***

Setelah insiden kemarin, Thea belum melihat tanda tanda adanya Keenan. Bahkan sekarang ia sibuk mengelilingi sekolah hanya untuk mencari kekasihnya itu.

Sepanjang koridor sekolah, Thea juga mendapat tatapan berbeda dari siswa siswi disana. Ada yang menatapnya kagum karena kecantikan yang dimiliki Thea yang merupakan blasteran Rusia dengan warna kulit seputih susu dan lesung pipi di sebelah kirinya menjadikan Thea sangat cantik dan imut.

Namun tidak sedikit juga yang menatapnya seperti takut. Hal itu tidak dipermasalahkan oleh Thea mengingat Sebelumnya banyak orang yang mengatakan jika Keenan adalah pria berwajah malaikat berhati iblis Dan dia merupakan pacar dari Keenan.

"Keenan mana yah? " tanya Thea pada dirinya sendiri. Ia pun memilih untuk duduk disalah satu bangku taman menyaksikan para angkatan baru sedang istirahat. Yah memang hari ini masih hari MOS.

Brukk...

Thea kaget bukan main melihat seorang gadis dengan kacamata besarnya tengah terduduk di rumput dengan wajah seperti menahan kesakitan.

"auhh... " ucap gadis itu. Thea pun dengan sigap ingin membantunya berdiri.

"hey kamu tidak apa apa? " tanya Thea khawatir sedangkan gadis itu mencoba untuk menolak bantuan Thea dan memilih untuk berdiri sendiri.

KEENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang