Enam

20.6K 1K 21
                                    

Tepat saat mereka sampai didepan rumah besar Thea yang didominasi warna putih, Thea memicingkan matanya melihat sebuah mobil yang amat ia kenali terparkir di garasi mobilnya. Dengan sigap Thea langsung membuka pintu mobilnya padahal mobil belum sepenuhnya berhenti..

"THEA...!!" teriak Keenan yang membuat Mario refleks menginjak rem. Alhasil Thea kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh keluar jika saja Keenam tidak sigap menarik Thea kedalam pelukannya.

Thea pun kaget dengan kejadian barusan dan refleks mencengkram kedua sisi baju Keenan.

"jangan membuat ku selalu khawatir.. " ucap Keenan lirih masih tetap memeluk gadisnya. Percayalah, Keenan begitu kaget tadi melihat gadisnya hampir saja celaka. Dia akan menyalahkan dirinya sendiri jika saat itu dia tidak sigap menarik Thea.

"jika tadi kamu sampai kenapa-kenapa, maka aku tidak akan segan membunuh kedua orang itu. " sambung Keenan tajam.

Thea menggelengkan kepalanya dipelukan Keenan. "jangan,, jika sampai Ken membunuh ayah dan bunda Thea. Maka Thea akan membenci Ken. " ucap Thea.

"untuk itu jangan membuatku khawatir karena mereka!! "

Yah gara gara mobil orang tua Thea yang terparkir , membuat Thea hampir celaka. Dan hal itu membuat Keenan marah.

Thea hanya bisa mengangguk, ia sangat tahu watak dari kekasihnya ini. Ia tahu, jika Keenan sangatlah menyayanginya dan Keenan akan memberi pelajaran kepada siapapun yang menyakitinya termasuk orang tuanya.

"baiklah kita masuk. " ucap Keenan melepaskan pelukannya.

Ketika sampai didalam, mereka pun disambut oleh orang tua Thea.

"BUNDA... AYAH... " teriak Thea lalu memeluk keduanya. Sedangkan Keenan hanya berdiri didepan pintu sambil tangan masuk ke kantong celananya.

"Thea anak bunda,, baru satu hari kami tinggalkan langsung rindu begini. " ucap Venya membalas pelukan Thea. Mendengar itu membuat Keenan tersenyum sinis.

"iya Thea selalu rindu ayah dan bunda kalau ayah dan bunda pergi." ucap Thea melepas pelukan mereka lalu menatap keduanya. "tapi kok ayah sama bunda tumben perginya sebentar biasanya kan lama? " tanya Thea dengan tatapan yang menyiratkan jika sebenarnya ia sangat kesepian.

Agra dan Venya pun melirik Keenan yang juga menatap mereka santai. Seakan akan Keenan mengatakan jika anak yang kalian sering tinggalkan telah terbiasa tanpa kehadiran kalian.

Mereka pun beralih ke Thea. "Thea sayang, ayah sama bunda minta maaf yah karena selalu tinggalin Thea. Kedepannya ayah janji, ayah bakal ajak Thea juga kalau kami pergi. " janji Agra.

"beneran Ayah?, Thea ma-" ucapan Thea terputus kala Keenan memotongnya.

"Thea tidak akan pernah ikut dalam perjalanan melelahkan kalian. " ucap Keenan. Yang membuat ketiga orang itu menatapnya.

"tapi Ken-"

"tidak ada bantahan Thea, lagipula kamu sekolah. Tidak seharusnya kamu meninggalkan sekolah mu hanya untuk perjalanan tidak penting itu. " ucap Keenan. Ia kemudian berjalan mendekati Thea lalu menariknya agar berada disampingnya.

"lebih baik, kalian yang meluangkan waktu untuk Thea. Perusahaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Thea. " ucap Keenan sarat akan makna didalam ucapan itu.

Agra dan Venya terdiam mencerna perkataan Keenan, yah mereka paham apa maksud ucapan itu. Perusahaan mereka sewaktu waktu akan terancam jika Thea merasa di nomor duakan karena perusahaan itu.

Intinya, masa depan perusahaan mereka bergantung pada Thea.

***

"Ken, bosenn... " keluh Thea yang saat ini menggulingkan tubuhnya di karpet bawah ranjangnya.

KEENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang