Tujuh Belas

13K 755 63
                                    

Sudah 10 menit sejak bell pulang sekolah berbunyi dan Thea juga sedang menunggu Keenan sambil menyandarkan punggungnya di pintu mobil.

Yah, sebelum itu Keenan memang sudah mengatakan bahwa ia akan lambat keluar karena keperluan osis nya untuk itu ia menyuruh Thea menunggunya di ruangan nya. Namun, Thea lebih memilih menunggu Keenan di parkiran.

Thea pun sesekali memeriksa jam tangannya guna menghitung berapa lama lagi ia harus menunggu. Sungguh, menunggu adalah hal yang tidak disukai Thea terlebih lagi, suasana di parkiran  saat ini sangat panas.

"Sudah aku bilang, lebih baik kamu menunggu di ruanganku." Ucap Keenan yang saat ini sudah berada di depan Thea.

"Ken kenapa lama?"tanya Thea tanpa menggubris perkataan Keenan.

"Ada sedikit masalah tadi." Ucap Keenan kemudian menggeser tubuh Thea ke arah yang tidak terkena panas.

"Masalah apa?"

"Tidak penting" ucap Keenan sambil sedikit merapikan rambut Thea yang menghalangi wajahnya. "Ayo pulang" ujarnya menarik tangan Thea.

Namun, Thea balik memegang tangan Keenan yang membuat Keenan menghentikan tarikannya. "Gak mau pulang Ken." Cicit Thea.

"Terus??" Tanya Keenan.

"Kita main ke markas.." Ucap Thea tersenyum. Keenan pun memandang wajah Thea dalam diam dan sedetik kemudian tarikan kembali terasa di tangan Thea. "Gak, kita pulang" ucap Keenan berusaha menarik tangan gadisnya itu namun,  tetap saja Thea menolak.

"Gak mau Ken, Thea mau main." Ucap Thea kekeuh.

"Dirumah kita bisa main." Ucap Keenan.

"Tapi di rumah gak ada tempat dance kayak di markas."

"Nanti aku belikan." Ucap Keenan lagi. Yang membuat Thea seketika menghentikan penolakannya namun, tetap diam di tempat.

"Ken jahat"ucap Thea dengan nada merajuk.

Keenan yang melihat itu langsung saja menghela napasnya dalam. Kalau sudah begini, ia tidak mungkin menolak permintaan dari gadisnya ini. Bisa-Bisa ia akan didiamkan dalam kurun waktu yang tidak menentu. Dan itu akan sangat menyiksa buat Keenan.

"Hanya satu jam, setelah itu kita pulang." Ucap Keenan yang disambut senyum bahagia dari wajah Thea. Thea pun langsung mencium pipi Keenan. " yeeayy makasih, Thea sayang Ken." Ucap Thea lalu segera masuk ke dalam mobil meninggalkan Keenan yang saat ini menatap nya dari luar.

***

Sesampainya di markas Eagle, tanpa menunggu Keenan mematikan mesin mobilnya, Thea sudah terlebih dahulu keluar dari dalam mobil.

"Jangan lari Thea..." teriak Keenan dari dalam mobil.

"Waktu satu jam sangat singkat Ken, Thea harus buru-buru." Teriak balik Thea dan kemudian menghilang dari balik pintu tempat markas Eagle berada.

Sesampainya ia didalam, seperti biasa para anggota geng Eagle sudah berkumpul dan sibuk dengan kegiatan mereka.

"Siang bu boss.." Ucap beberapa anggota geng Eagle menyapa Thea saat melewati mereka. Thea pun hanya bisa tersenyum membalas sapaan mereka. Karena jujur saja, Thea tidak mengenal semua anggota geng Eagle, hanya beberapa saja yang ia kenal dan selebihnya hanya kenal muka saja.

"Widihh sih ibu boss nongol, pasti kalau ada bu boss sih pak boss juga ada kan?" Ucap seseorang diujung tangga yang tidak lain adalah Kenta.

"Ada dibawah." Ucap Thea singkat lalu berjalan melewati Kenta.

KEENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang