empat

26.7K 1.5K 15
                                    

"AYAH... BUNDA... THEA PULANG.. " teriak Thea saat memasuki rumahnya.

"gak usah teriak-teriak sayang. " tegur Keenan yang dibalas kekehan oleh Thea.

Tidak lama setelahnya sepasang suami istri menghampiri mereka.

"suara mu itu loh nak, buat kami kaget." ucap Venya langsung memeluk anak gadisnya itu. Sedangkan Thea kembali terkekeh dang langsung membalas pelukan bundanya.

"bagaimana sekolah kalian? " ucap Agra kemudian duduk berhadapan dengan Keenan yang memang duduk terlebih dahulu.

"baik. " ucap Keenan singkat dan tetap mempertahankan raut datarnya.

Agra sendiri memang tidak mempermasalahkan itu. Dari dulu Keenan memang bersikap kurang sopan kepada mereka, walaupun mereka adalah orang tua Thea gadis yang dicintai Keenan namun hal itu tidak membuat Keenan menghormati keduanya bahkan Keenan cenderung dingin pada mereka.

Arga dan Venya pun juga tidak bisa mendebatkan itu karena bagi mereka keluarga Ravell sangat berjasa bagi kehidupan keluarga mereka dan hanya Keenan yang dapat membahagiakan Thea.

"baik apanya Ken?  Tadi aja disekolah ada yang ditemukan meninggal. " bantah Thea cepat, lalu ia mengambil duduk disebelah ayahnya yang nampak kaget mendengar ucapan Thea. "Kan yah, tadi di sekolah Thea... Eh nggak deh maksud Thea sekolahnya Ken-"

"kan sekolah mu juga sayang. " potong Keenan. Yang membuat Thea cemberut dan menatap sinis Keenan. Sedangkan kedua orang tuanya memasang wajah bingung melihat perdebatan Keenan dan Thea.

"tapi kan sekolahnya milik Keenan. "

"apa yang jadi milik aku milik kamu juga. " ucap Keenan final. Yang mungkin jika orang lain membantahnya lagi maka akan ada yang dicabut nyawanya.

Thea menghela nafas panjang lalu mengendikkan bahunya. "yaudah sih, milik kita berdua... Eh tapi kan bukan cuman kita yah yang sekolah disana. Yaudah milik semuanya aja. " ucap Thea lebih final lagi yang membuat Keenan tidak ada pikiran untuk membantah ucapan gadisnya itu.

Thea pun kemudian menoleh ke arah ayahnya. "iya yah, tadi disekolah kami semua ada pembunuhan. Yang dibunuh itu kakak kelas Thea yang dulu ngehukum Thea yah. " ucap Thea antusias menceritakannya.

Arga menaikkan sebelah alisnya tanda ada yang janggal di ucapan Thea.

"Ngehukum?  Siapa yang berani ngehukum kamu Thea?, " ucap Venya menyuarakan keingintahuan Arga.

"yah itu kakak kelas Thea. " ucap Thea santai.

"berani beraninya dia ngehukum kamu nak, ayah harus beri dia pelajaran. " ucap Arga geram. Mendengar itu Keenan hanya memutar bola matanya malas.

"ishh ayah, gimana mau beri pelajaran, orang kakak kelasnya Thea udah meninggal. Emang ayah mau beri pelajaran sama siapa?  Sama arwahnya.?" ucap Thea sebel. Sungguh ayahnya ini sangat protektif terhadap Thea.

"ohiya Ayah lupa-- tapi apa kamu bilang? Meninggal? " ucap Arga. Yang dibalas anggukan oleh Thea.

Dan hal itu membuat Arga dan Venya sadar mengenai satu hal. Mereka pun mengalihkan tatapan mereka ke arah Keenan yang dari tadi asik memerhatikan Thea sambil tersenyum miring..

***

Setelah berpisah dengan gadisnya, Keenan langsung menancapkan gas mobil sportnya menuju sebuah penthouse yang lumayan besar tempat mereka berkumpul.

Didalam sana ada sekitar dua puluh orang yang sedang asik dengan kegiatan mereka sendiri. Yah mereka semua adalah anggota geng Eagle.

Ketika Keenan masuk, semua menghentikan kegiatannya dan berniat untuk berdiri.

KEENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang