Dua Puluh Tujuh

2.2K 138 16
                                    

PLAK…

Thea yang berada dalam cengkraman Stevia seketika luruh jatuh ke lantai jika saja tidak ada tangan yang menahan tubuhnya.

“Thea.. sadar” ucap Kenta yang saat ini sedang memapah tubuh Thea. Ia sudah tidak peduli bagaimana tanggapan Keenan nantinya melihat ia menyentuh gadisnya. Bagaimanapun saat ini kondisi Thea lebih penting.

Di satu sisi, Stevia yang saat ini dilanda syok karena tiba-tiba ada tangan yang menampar keras pipinya membuat wajahnya bahkan menoleh ke samping lantaran tamparan itu begitu keras dirasakannya.

“AAKKHHH…” Teriak Stevia, belum sempat ia menormalkan perasaanya, sebuah tangan Kembali menjambak rambutnya. Dan hal itu membuat Stevia tahu siapa orang tersebut.

“BERANI-BERANINYA LO JALANGGG…” Teriak Nathan pada Stevia. Bahkan matanya sudah memerah lantaran emosi sudah menguasainya.

Yah saat ini, Nathan, Kenta, Geby sudah berada di lokasi kejadian. Saat adegan Stevia menjambak rambut Thea. Geby yang saat itu akan mengantarkan makanan mereka ke meja Thea dan Alda melihat kejadian itu. Langsung saja ia berlari ke kelas Keenan berharap teman-temannya tetap hadir di sekolah dan saat itu yang terlihat hanya Nathan dan Kenta. Langsung saja ia menceritakan kejadian di kantin sekarang. Tidak menunggu lama ketiganya berlari ke kantin.

“Siapa lo yang berani menyentuh Thea sekasar itu? Bahkan kami semua menjaganya dengan sangat baik.” Desis Nathan seakan membalikkan perkataan Stevia sebelumnya.

“lo tidak tahu apa-apa Nathan” lirih Stevia berusaha melepaskan genggaman Nathan pada rambutnya.

“apa yang tidak gue ketahui yang lo tahu?” ucap Nathan sinis. “lo yang justru harus sadar diri, hanya karena lo mengetahui satu rahasia. Membuat lo besar kepala untuk menghancurkan Thea?” tanya Nathan yang membuat Stevia menatap penasaran.

“Kenta..” panggil Nathan pada Kenta. “bawa Thea ke Uks, dan jangan lupa hubungi Keenan.” Ucap Nathan lalu mengalihkan tatapannya ke Stevia. “sepertinya malam ini kita akan Kembali bermain.” Lanjutnya dengan smirk yang akan membuat orang lain ketakutan melihatnya. Bahkan saat in Stevia tidak dapat menerka apa yang akan terjadi pada dirinya malam ini.

*** 

Di tempat lain, saat ini Keenan sedang menghadiri meeting menggantikan papa nya yang sedang menghadiri rapat penting lainnya. Suasana meeting tampak mencekam lantaran aura dominan yang dipancarkan oleh Keenan lebih menakutkan dari papa nya.

“apakah tidak ada ide selain ini?” ucap Keenan setelah melihat presentasi dari salah satu petinggi tersebut.

Mendengar ucapan Keenan membuat semua orang dalam ruangan tersebut menahan napasnya. Mereka mengetahui bahwa atasannya ini tidak menyukai ide yang baru saja disampaikan. Ditengah keterdiaman mereka dan harapan bahwa ada salah seorang saja berbicara untuk mengatasi suasanan mencekam ini.

Drrt….drrtt..

Seketika beberapa dari mereka menghela napas mendengar surara Handphone dari atasan mereka. Namun tidak bertahan lama aura mencekam Kembali hadir setelah melihat ekspresi Keenan yang tampak tidak bersahabat.

“…”

“rapat ditunda” ucap Keenan tiba-tiba dan langsung meninggalkan ruangan rapat dengan tergesa-gesa setelah mendengar ucapan penelpon yang membuatnya khawatir setengah mati. Baru saja satu hari ia meninggalkan gadisnya, dan saat ini gadisnya sudah tidak sadarkan diri.

Ia pun meraih handphonenya Kembali dan menghubungi seseorang. “pastikan malam ini ia mendapatkan balasannya.” Ucap Keenan pada seseorang yang ia telpon sebelum ia memasuki mobilnya dan berlalu menuju gadisnya.

KEENANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang