1

25.6K 954 14
                                    

Seperti pasangan pada umumnya yang tengah menunggu anaknya lahir kedunia ini, Devanno dan Adelia tengah di sibukkan dengan menata kamar tidur anak mereka. Bedanya, ada El yang membantu. Pria kecil itu sudah tak sabar menanti adiknya untuk lahir. Ia selalu mengelus perut Adelia saat malam hari, belum lagi ia selalu mengajak adiknya untuk mengobrol. Anak itu selalu membicarakan soal mainan dengan adiknya. Ia meminta kepada orang tuanya agar memperbolehkan adiknya untuk tidur di kamar yang sama dengannya.

Beberapa bulan lalu, secara mengejutkan Devanno mengatakan bahwa ia baru saja membeli sebuah rumah untuk mereka tinggali. Tidak terlalu besar, cukup untuk mereka tinggal bersama. Awal mula mengapa ia memutuskan untuk membeli rumah adalah karena apartemen tempat mereka tinggal selama ini terlalu sempit. Saat El masih kecil, mereka masih bisa mengatur barang-barang dengan rapi. Tapi lambat laun, mainan El sangat banyak. Saking banyaknya, apartemen mereka terlihat berantakan.

Devanno benar-benar mengikuti apa yang diinginkan oleh anak dan istrinya. Ia bertanya bagaimana design ruangan keluarga, kamar mereka, bahkan ia bertanya pada El bagaimana kamar serta play room impiannya. El yang sangat semangat langsung menggambarkan apa yang ia inginkan.

Kebahagiaan Devanno semakin sempurna tatkala ia mendengar kalau Adelia mengabarkan bahwa dirinya hamil tepat disaat El ulang tahun. Selain itu, Devanno benar-benar seakan Tuhan sangat menyayanginya karena saat mereka pergi ke dokter kandungan, dokter menyatakan bahwa Adelia mengandung anak kembar. Jika saja ia tak malu, mungkin Devanno akan menangis saking senangnya.

Mempunyai anak kembar adalah impian Devanno selama ini. Tapi bukan berarti kehadiran El tidak membuatnya bahagia. Menurut Devanno, El adalah penerang di kehidupannya. Jika tak ada El, mungkin hidupnya akan monoton. Sedangkan Adelia, Devanno menganggap kalau wanita itu adalah sumber kehidupannya. Jika tak ada wanita cantik itu, mungkin saja Devanno tak bisa hidup sampai sekarang.

"Ayaaahh," pekikan yang berasal dari El membuat Devanno menghampirinya.

"Apa sayang?"

"Boneka kayu El tangannya patah," anak itu terlihat bersedih.

"Oh ngga apa-apa. Bisa dibenerin kok ini." kata Devanno yang mengecek bagaimana kondisi boneka kayu itu.

"Beneran yah?" Raut bahagia terpancar diwajah El.

Devanno mengangguk, "iya sayang."

Dengan segera, El memeluk erat Devanno dengan tangan mungilnya. "Makasih ya Ayah. El sayang sama ayah."

"Ayah juga sayang sama El." balas Devanno.

Sesaat kemudian anak itu melepas pelukannya, seolah ia harus bergegas merapikan playroom-nya takut-takut ada orang yang berkunjung dan ingin melihat koleksi mainannya.

"Ok! Sekarang El mau beresin mobil pemadam kebakaran dari om Brian," katanya dengan nada khas El yang masih cadel.

"El suka mobil itu?" tanya Devanno.

El menjawabnya dengan anggukkan. "Kenapa Yah?"

Devanno buru-buru menggeleng. "Ngga apa-apa,"

Entah kenapa Devanno sangat tidak suka dengan Brian. Padahal hubungan mereka sudah membaik sejak kejadian beberapa tahun lalu itu. Brian kerap kali berkunjung kerumah mereka dengan alasan ingin bermain dengan El. Dia memang dekat dengan El. Ia sering membelikan mainan, buku-buku untuk El. Meskipun kadang ia datang bersama Tata, Devanno tetap tak suka jika ia terlalu dengan Adelia. Apalagi entah sengaja atau tidak, dia selalu datang di saat Devanno libur yang artinya mau tidak mau, Devanno harus bertemu dengannya.

"Mas, makan dulu yuk. Aku laper," Adelia tiba-tiba saja datang membuat lamunan Devanno buyar.

Devanno mengangguk seraya tersenyum. "Kakak El mau makan juga?" tanyanya pada El.

My Lecture My Husband-Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang